06 || dia datang

42 15 0
                                    

Wajahnya sungguh menyeramkan. seketika hatiku berdebar dengan sangat kencang. Apakah? Hari ini hari terakhir ku. Matanya melotot kepada ku, ia semakin membuat tubuh sakit . Dengan sejumlah akar-akarnya yang menggulung tubuhku.

"Aku wis teka, Nak. Kowe arep apa? Kandhanana. Saiki ayo padha pesta. Aja wedi. Nak. Hahaha"

Seketika aku terkejut dengan perkataan jelangkung itu. Ia mengatakan " kalau aku yang memanggil nya". Aku langsung teringat dengan teman - temannya Amalia. Mereka tadi membawakan sekantong plastik hitam.

Rupanya, mereka main jelangkung lagi . Kuku nya bergitu tajam dan panjang. Rambut nya , sungguh panjang dua kali lipat dengan rambut ku. Aku mencoba lagi melepaskan genggaman jelangkung itu. Tapi, sama juga tidak bisa .

Seketika suasana menjadi hening. Jelangkung itu merasakan ada sosok lain yang ada di tempat ini . Aku merasa dingin yang luar biasa. Aku tidak sanggup lagi dan langsung pingsan. Sekarang sudah pukul 22.30. di daerah kami udah horor karena sangat sepi . Terlihat sosok pria bertanduk. Tubuhnya sangat besar lebih mengerikan sosok pria ini dari pada jelangkung. Jelangkung langsung memberikan. Sebuah kehormatan.

" salam. Dear King of the Jin"

"Sampeyan. Aja ngganggu dheweke maneh."

" Injih pak "

Jelangkung itu akhirnya meninggalkan ruang tamu itu . Tapi , ia mendengarkan suara anak yang memanggil nya. Dan langsung menuju kamar. Yah ! Ke kamar Amalia. Mereka mendengarkan suara baju yang di tarik.

Semakin terdengar, semakin mendekat. Mereka di temani dengan sejuta ketakutan dan keringat. Aku baru , kali ini melihat jelangkung. Dengan rupa yang menyeramkan. Mereka sebenarnya tidak menggangu kita . Kita aja yang salah. Bahan bercandaan nya permainan yang di larang . Mereka yang sosok tidak terlihat itu ada. Tapi, hanya sebagian orang yang bisa melihat mereka.

Sekarang sudah menjadi sangat hening. Tidak terdengar suara apa pun juga . Jelangkung itu pergi dengan bergitu Pelannya kekamar Amalia. Amalia dan teman -temannya merasa sedikit sesak nafas. Di kamar mereka sudah gelap gulita.
Jin itu pelan - pelahan mendekati ku . Dan mencoba untuk bersetubuh dengan ku lagi. Lia ia sudah tiba di rumah. Ia melihat rumah ku sudah dipenuhi kegelapan.

Aku berharap ia tidak pergi . Terlihat rumah ku sudah gelap gulita. Tapi, si Lia itu orang yang penuh penasaran. Ia pun tidak jadi pergi pulang. Pelan-pelahan ia menuju ke rumah ku. Aku sudah berada di langit - langit rumah. Aku hanya berharap saja . Jin itu tidak melakukan apa-apa. Amalia masih di dalam kamar.

" Amalia. Gimana ini aku takut " kata Muzani

" Iya. Tadi kita tidak main . Nya" tambah Zahra Damariva

Mereka tidak mendengar lagi suara jelangkung itu . Mereka langsung keluar. " Ayo... Kita keluar " ajak Amalia. Mereka semua meninggalkan kamar dan langsung pergi ke ruang tamu. Lia sudah ada di depan pintu ku .

" Assalamualaikum..."

" Arabelle. Kamu ada di rumah. Nggak"

Lia nama panjangnya Malika Nur Talia . Ia membuka pintu ku . Tapi, ia heran pintunya tidak terkunci. Lia langsung masuk kedalam. Suasana sekarang sudah menjadi agak terang . Ia heran setiap ia lewati lampu yang mati .

Tiba-tiba lampu itu menyala setelah dilewati Lia . Aku pun terjatuh di atas saufa bed di rumah.
Waktu terjatu seketika tubuhku hampir rapuh dan patah. Lia melihat ku terbaring di saufa bed dan langsung membangunkan ku . " Arabelle bangun" kata Lia . Aku merasa pusing seperti gempa. Aku menyempitkan mata .

Beberapa saat kemudian, Lia langsung ke dapur. Membuatkan segelas air perasan jeruk nipis dan gula . Aku meminum nya . Agak terasa sedikit enakkan badannya.

92 DAYS SANTET JIN (END )Where stories live. Discover now