011 || Dia Yang Mengintai

29 14 0
                                    


Aku , Amalia dan Lia sangat kaget. " Apa yang harus saya jawab nek " tanya ku. " Bukan kamu tapi yang dibelakang kamu " jawab Mbak yok dengan mata melotot. Sosok misterius itu menjawab.

"Aja sok ngomong kasar marang aku, ngormati aku "

Suara itu hanya terdengar saja oleh mbak yok . Sedangkan aku, Amalia, dan Lia tidak mendengar suara itu . " Untuk apa aku harus hormati kamu " teriakkan mbak yok. " Siapa yang harus dihormati mbak yok " bisik Lia . " Enggak tau aku" bisik aku di telinga Lia. Mbak yok langsung membaca ayat kursi dan ayat-ayat lain .

Seketika angin bergitu kencang, sosok misterius itu ketawa sangat keras. Mbak yok terus melotot kearah ku , aku sekarang semakin takut . Amalia sudah merasa tidak nyaman diri . Sosok misterius itu langsung masuk ke dalam tubuhnya Amalia.

Sekarang Amalia memandang ku dengan penuh horor. Mata hitam nya sekarang sudah berubah menjadi putih . Ia mendekati ku mengulus helaian rambut ku . Ia tidak menyakiti tapi memegang ku .

" Aja wedi. Aku bakal nglindhungi sampeyan lan Amalia"

Seketika aku terdiam diri . Apakah itu nenekku. Aku ingin bertanya kepada nya . Tapi, Amalia sudah pingsan. Aku masih merasa heran siapa sosok misterius itu . Kok ia mengetahui namaku dan nama Amalia.

Seperti nya ia orang terdekatku. " Mbak yok . Gimana keadaan adikku" tanya ku . " Sekarang ia sudah aman " jawab Mbak yok. Aku ingin menanyakan nya lebih jelas lagi kepada Mbak yok. Tapi, aku langsung pergi.

Lia ia sangat takut . Aku masih merasakannya seperti seorang ibu yang memegang anaknya. Ibuku kan masih hidup. Sesampainya aku nanti di rumah aku langsung menelpon ibu. Mbak yok mengantar kami ketempat kami parkirkan motor . " Hati - hati di jalan nya " kata mbak yok.

Aku , Lia dan Amalia langsung menaiki motor. Aku sekarang sudah enak hati, Amalia sekarang sudah tidak melihat hantu itu lagi . Hantu jelangkung itu , sudah tidak menggangu nya alias sudah menjadi penjaga nya Amalia. Sedangkan aku , masih heran siapa sosok misterius itu . Aku terus memandangi rumah nenek itu mbak yok . Seperti ada aura aneh yang aku rasakan saat kepergian ku .

Aku berharap nenek yok selamat dan tidak terjadi apa-apa dengan nya. Lia langsung mengendari motor nya . Amalia melihat seorang wanita berambut panjang di hantu. Aku tidak melihat nya, hanya ia sendiri yang melihat nya. Jalan kami lintas sungguh becek harus penuh kehati-hatian yang sangat penuh . Akhirnya, kami langsung keluar dari jalan becek itu .

Janji ku sekarang sudah aku tepati. Tidak ada hutang lagi sama Amalia.
Sekarang kami sudah berada di rumah. Lia langsung pulang kerumah nya . " Terimakasih nya" ucapku. " Nya " balas Lia . Malam ini dan hari ini, aku akan meninggalkan desa ini . Memang sudah berapa kali aku katakan. Tetapi, terasa berat untuk meninggalkan kota ini .

Aku khawatir tentang Lia . Lia akan kembali ke kampung nya . Andai saja aku KKN di kampung bibi lebih enak kan . Ini desa orang, di mana sikap harus selalu didepan dan pintar bagian kedua . Aku dan Amalia langsung masuk kedalam. Amalia hari ini sudah merdeka. Kenapa? Ia tidak diganggu lagi . Saat ia datang kerumah ku , penuh banyak rintangan yang ia lalui .

Semoga ketakutan, kegelisahan dan kesedihan tidak pernah datang lagi . Aku ingin hidup normal dan tentram. Walaupun hanya untuk sesaat saja .

" Allahu Akbar.... Allahu Akbar... "

Terdengar suara azan Zuhur. Aku dan Amalia langsung mengambil air wudhu. Berdoa supaya KKN ku berjalan dengan lancar. Aku langsung sholat berjamaah dengan Amalia. Sesungguhnya sesibuk - sibuknya manusia sholat harus dilaksanakan. Sholat itu wajib . Suasana sekarang sudah menjadi tenang aku sholat Zuhur bergitu khusyuk.

92 DAYS SANTET JIN (END )Where stories live. Discover now