019 || The Love Triangle

18 13 0
                                    

           ASSALAMUALAIKUM....

                        HALO GUYS 👋

        Absen dulu ini dari kota mana saja ini tolong di komen nya.  jangan lupa follow saputra_anggi. Selamat membaca.

      ^^^^

       " Demi waktu duha ( ketika matahari naik sepenggalah).Dan demi malam apabila telah sunyi " 

     - Q.S Ad - Duha /93 ayat : 1 dan 2.

^^^^

     Sekarang sudah turun hujan . Aku dan Lia langsung mandi hujan. Aku dan Lia menikmati hujan. Aku tidak perduli kata orang sekarang aku bebas . Aku meluapkan kesedihan ku melalui hujan.

Setiap luka dan sedih sekarang aku lepaskan dengan hujan deras. Arga ia melihat kami seperti anak kecil . Yah! Untuk sesaat kami sudah menjadi anak kecil. The small world cannot be forgotten for a moment .

Walaupun aku terlihat bergitu bahagia. Aku sedang bersedih hati dan hancur. Aku harus mencari pelaku yang sudah membunuh ibuku . Rasa sakit kehilangan pacar atau kekasih tidak sebanding dengan kehilangan ibu.  Dunia ku kini sudah gelap dan amarah yang aku derita dan rasakan didalam jiwa.

Kalian aku cari sampai ketemu. Tidak ku biarkan kalian hidup tenang bergitu saja .

Lia tau alasan ku mandi hujan. " Arabelle luapkan emosi mu " bisik Lia . Memang benar aku ingin melupakan perasaan yang tersakiti ini . Hujan semakin deras. " ayoo...masuk ayang ,hujan semakin deras ini " gumam Arga . " Enak aja panggil ayang " kata ku . " Ini ada ayang Lia boleh cium " ucap Lia sambil memanyunkan bibirnya. Arga langsung masuk dan geli melihat tingkah nya Lia .

Aku langsung masuk kedalam rumah. Selama beberapa menit, aku dan Lia sudah berganti pakaian basah dengan yang kering. Yah! Sekarang aku sudah puas mandi hujan. Hujan kali ini hujan tanpa sinyal bagi ku . Aku sedang melamun meratapi nasib yang kian menyelimuti.

Setiap kesunyian penuh ketenangan dan ketenteraman. Sunyi tidak berarti tenang dan tentram. Sunyi ku sekarang sudah dipenuhi teror dan The fear that hit me. I want my life to be calm. Without, there is constant fear and terror.

" Arabelle. Kamu lagi ngapain? " Tanya Lia . Seketika lamunanku terputus lagi . " ajigdo nuwoiss-eo sama aku " kata Arga dari belakang Lia. " Enak aja , aku rebahan sendiri kok" ucapku.

" Kalau kamu ajigdo nuwoiss-eo bersama ku? Nya celana kamu robek dan baju kamu robek juga.Nanti rasanya. Ah! Enak bang nya" tambah ku . " Boleh dong" ucap Arga . " Kalau aku tukang syuting nya" kata Lia. Kami bertiga ketawa dengan bergitu lebar .

Seperti biasa Arga ngerokok sambil menikmati secangkir kopi. Aku teringat dengan perkataan ibu Wati Zulfikar tentang ibu kandung ku . Itu selalu yang ku pikirkan di kepala. Lia langsung pergi keluar kamar.

Sekarang aku sudah sendirian menikmati sunyi tiada Tara. Angin terdengar kencang diluar. Malam ini tidak terdengar suara siapapun. Alias sunyi sudah tiba . Terdengar suara langkah kaki mengarah kearah jendela kamar ku .

   Aku semakin mendengar nya , langkah kaki itu masih juga terdengar. Sekarang di rumah sudah sepi . Satu ekor nyamuk pun tidak terdengar. Yah! Suara langkah kaki itu berhenti tepat di jendela kamar ku . " Tok... Tok... Tok ..." Suara ketukan dari luar. Aku semakin takut . Aku mengintip nya dari celah - celah jendela. Terlihat seorang wanita berdiri tepat di jendela ku. Suara

itu masih terdengar. Aku langsung melihat, apakah? Aku masih memakai cincin yang diberikan ayah . " Alhamdulillah..." Gumamku. Seketika tidak terdengar suara ketukan jendela dan aku mengintip lagi tidak terlihat lagi wanita itu.

92 DAYS SANTET JIN (END )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora