25

12.9K 1.3K 96
                                    

Selamat membaca






Sejak kejadian saat itu tak ada lagi yang namanya senyum atau tertawa yang di pancarkan oleh Vino.

Demian yang terlihat tak perlu pulang selalu malam dengan keadaan berantakan.

Vino juga tidak menyambutnya karena masih sakit hati dengan kejadian malam itu.

Sekarang ia memutuskan pisah kamar dengan Demian, Ririn yang  menginap di rumah Luna karena Ririn membuat jadwal 2 Minggu menginap dengan Daddynya 2 Minggu meninap di rumah Mommynya, Hellen yang sudah pulang ke kediamannya 2 hari yang lalu.

Vino juga melakukan aktifitas seperti biasanya kecuali membuat sarapan.

Karena Demian akan berangkat pagi sekali tanpa berpamitan dengan Vino, mereka satu rumah tapi jarang berinteraksi.

Vino bagaikan bayang bayang di rumah mewah itu, seperti debu.

Ia akan bertahan tapi jika ini terus menerus ia terpaksa harus meninggalkan kota itu Karena akan berhenti kuliah karena faktor biaya.

Apalagi sekarang kesehatan Vino semakin menurun, badan terasa lemas wajah yang pucat nafsu makan yang mengurang, sering muntah karena perut terasa di aduk.

Ia kadang menangis sendiri di malam hari karena sakitnya.

Vino fikir itu hanya sakit biasa makanya ia tak bawa ke rumah sakit.

Ia pernah demam sehari tapi Demian tak menggubris sama sekali hanya cuek saja.

##

Siang ini ia akan memutuskan ke rumah sakit sendiri untuk memeriksakan keadaannya.

Di taxi ia hanya memakan Roti karena ia belum makan seharian ini.

Setelah 20 menit perjalanan ia sampai di rumah sakit.

menunggu hampir 15 menit akhirnya namanya di panggil.

Ia duduk di depan dokter dan menjelaskan keluhan pada dirinya.

"Siang, Tuan" sapa sang dokter ramah.

"Siang dok" jawab Vino dengan senyum manisnya.

"Anda ada keluahan apa" tanya dokter.

"Saya sering lemas, nafsu makan berkurang dan sering muntah muntah" ucap Vino.

Setelah mendengar keluhan dari Vino, Dokterpun memeriksa keadaan Vino.

Mengecek tekanan darah, detak jantung dan terakhir perut.

"Apa anda pasangan gay?" Tanya dokter

"Iya dok" jawab Vino ragu.

"Saya akan menjelaskan sesuatu, tapi di mana pasangan anda tuan" tanya dokter.

"Dia sibuk tak bisa menemani"

"Baiklah, sebentar anda akan di bawa ke ruangan dokter kandung oleh suster biar mereka yang memastikan" jelas dokter lalu menyuruh suster untuk mengantar Vino ke dokter kandungan.

"Silahkan masuk tuan" ucap suster mempersilahkan Vino memasukin ruangan

" Benar dengan Tuan Vino" tanya dokter yang sedang duduk si kursinya

"Ah, iya benar dok"

"Mari, silahkan naik bed tuan" ucap sang dokter.

Vino lalu merebahkan tubuhnya di bed, dokter lalu mebuka baju milik Vino. Mengoleskan sebuah ultrasonic gel ke perut mulus milik Vino.

Lalu transducer di tempel kan ke arena yang di tempelkan gel untuk mencari gelombang suara.

"Liat tuan ke arah monitor" ucap dokter, Vino yang mendengar itu hanya menurut matanya menatap ke arah monitor yang bewarna hitam putih

"Liat tuan itu janin" Vino yang mendengar ucapan dokter pun terkejut.

"Saya dengar anda adalah pasangan gay, selamat ya tuan, saya baru kali ini menemukan kasus seperti ini" ucap dokter tanpa melepaskan matanya dari monitor merasa takjub dengan kasus ini.

"Dokter pasti bercanda" ucap Vino dengan tawa sumbangnya.

"Maaf, mungkin ini akan mengejutkan bagi anda karena mengalami hal seperti ini, Tuan saran saya mending anda memperhatikan anak ini siapa tau suatu hari dia akan mengangkat derajat anda tinggi²" ucap Dokter yakin agar Vino tidak terlalu panik.

"Saya takut dok" ucap Vino menitiskan air matanya

"Tenang saja saya akan merahasiakan hal ini agar anda tetap aman, jika pasangan anda tidak percaya anda bisa membawa dia kemari untuk penjelasan" jelas dokter.

Mengobrol hampir 1 jam dokter itu pun bisa menenangkan keadaan yang sempat panik

Menyarankan agar tidak setres, ke lelahan dan bisa mengontrol emosi.

Karena janin Vino sangat rentan mungkin karena ia bisa hamil di perut seorang pria yang tak semestinya membuat janin itu lemah.

**

Vino pulang hanya dengan diam tak tau harus melakukan apa, ia takut Asti ibunya membencinya apalagi ke adaan dia dan Demian sedang tidak baik. Ia sangat takut.

Sesampainya di rumah kadaan tampak sepi fikiran Vino merasa kosong ia tak tau harus melakukan apa.

Ingin rasanya ia menangis sekencang-kencangnya kenapa takdir dirinya seperti ini.

Ia lalu berjalan  ke arah kamar mengambil ransel miliknya.

Mengemasi baju baju miliknya yang ada di lemari, ia hanya mengambil baju segelintir dan itu hanya miliknya dulu, sedangkan baju baju yang di belikan Demian tak ia bawa.

Ia akan pergi sejauh mungkin tanpa sepengetahuan orang tuanya dan Demian tanpa sepengetahuan siapapun ia masih takut dengan keadaanya.

Ia takut akan di bunuh oleh orang orang, ia takut di caci sebagai monster.

Setelah mengemasi barang-barangnya ia lalu pergi dari mansion itu tanpa meninggalkan sepucuk surat atau yang lainya.

Vino menuju ke terminal bus untuk pergi di mana tak ada yang bisa menemukannya.

##

Hari semakin malam, Vino belum terlelap dari tidurnya. Ia mengecek hp tak ada satu notifikasi dari Demian hp nya sunyi.

Vino lalu mengeluarkan kartu SIM nya dan membuang di air yang di lewati oleh bus.

Ke adaan sunyi ia tak bisa memejamkan matanya. Ia membolak-balikkan hpnya yang terlihat masih bagus.

Ia berfikir untuk menjual hp miliknya, karena percuma ia membawa hp ke tempat tujuannya di sana tak ada sinyal sama sekali.

Fikiranya sekarang sudah sedikit lega, tapi masih merasakan ketakutan.

Ia lalu menunduk mengelus perutnya dengan tangannya.

"Kamu nggk salah ko, papa aja yang terlalu percaya sama dia" ucap Vino kepada bayi yang ada di kandungannya.

Karena lelah menangis Vino tertidur karena kelelahan.

##

Sedangkan di tempat lain seseorang terlihat mabuk di bar.

"Lama tidak mabuk mabuk" ucap Bastian kepada Bosnya a.k.a temanya itu yang terlihat sudah gila.

"Hahahah" Demian hanya tertawa mendengar tuturan dari Bastian.

"Mau pulang" tawar Bastian karena sudah melihat keadaan temannya yang sudah merancau tidak jelas.

"Kau tau waktu dia mendesah suaranya sangat merdu"

"Dia manis, dan cantik, hahahahahaha" tawa Demian keras.

Bastian yang mendengar rancauan dari Demian hanya memutar bola matanya dengan malas

"Dasar tua gila"


######




Yuhuuu Ria kembali

Jangan lupa vote dan follow.

Sorry lama ilang, sibukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk bgt🤧🤣




OM DUDA🔞 ( SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now