bab 2

37.8K 1K 2
                                    

Ana bingung dengan payudaranya yang semakin membengkak. Sebenarnya sudah sekitar 4 bulan terakhir selepas kepergiannya dari panti, ia merasa ada keanehan d payudaranya.

Beberapa kali payudaranya keluar cairan putih seperti susu, namun tidak terlalu banyak, hanya sampai merembes diBH saja. Kali ini ternyata berbeda, cairannya cukup banyak. Bahkan sekarang masih pukul sembilan pagi dan Ana sudah berganti BH 3 kali.

Berbekal nekat, ia pergi ke RSUD untuk memeriksakan diri. Meski hanya bekerja d sebuah toko, beruntung Ana sudah terdaftar bpjs. setelah melakukan pendaftaran dan menunggu untuk beberapa saat akhirnya giliran Ana masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

"Dengan ibu Ana Humaira?? " Sapa seirang dokter sesaat Ana mendudukkan diri dimeja periksa.

Dengan canggung Ana menganggukkan kepalanya, ia tersenyum malu mengingat hal apa yang akan ia periksakan kepada dokter di depannya ini tapi ia juga takut apa yang dialami ini adalah suatu penyakit parah.

"Jadi keluhan apa yang dialami ibu? Eh tunggu masih 19 tahun, saya panggil Ana saja boleh??" Ucap dokter cantik, Friska namanya.

Ana mengangguk menyetujuinya."Begini Dok, sebenarnya saya sedikit malu. Payudara saya seperti keluar cairan putih pekat seperti susu. Padahal saya tidak hamil dan juga tidak selesai melahirkan. Apa saya punya penyakit kronis??"

"Boleh saya periksa sebentar?"

Dengan menutup mata Ana mulai membuka kancing bajunya. Perlahan ia mengeluarkan payudaranya dari dalam baju. Ia meringis saat dokter menyentuhnya, nyeri dan ngilu terasa apalagi saat ditekan.

Setelah melakukan pemeriksaan dan memberi Ana beberapa pertanyaan, apakah Ana pernah menstimulasi payudara atau d remas pacarnya?? Atau Ana mengalami kekerasan?? Apa Ana mengkonsumsi obat2an?? Dan lainnya, dokter Friska menyimpulkan bahwa Ana mengalami kelainan hormon yang menyebabkan adanya produksi ASI payudaranya.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh tingginya hormon prolaktin yang dapat dipengaruhi oleh faktor seperti riwayat konsumsi obat-obatan dan herbal tertentu, penggunaan obat hormonal, gangguan hormon tiroid, gangguan ginjal, trauma atau cedera pada dada, stres, maupun stimulasi seksual.

Kondisi ini biasanya bisa berhenti sendiri atau bisa dihentikan dengan beberapa perawatan medis. Tapi untuk Ana yang masih gadis dan tanpa keluarga yang bisa menjadi penanggung jawab setiap perawatan medis dokter Friska menyarankannya untuk memompa ASI nya dan menyalurkan ke bank ASI.

Setelah melakukan beberapa pertimbangan dan mendengar setiap kelebihan dan kekurangan setiap opsi yang diberikan dokter, Ana setuju dengan saran dokter asalkan dokter mau membantunya.
Ana pun beeharap semoga keputusannya hari ini berdampak baik kedepannya..

















^_°

ibu susu untuk Ery (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang