bab 5

36.3K 911 4
                                    

Seminggu lagi orang tua Yusuf akan pergi melaksanakan ibadah umroh selama 14 hari. Namun mereka masih ragu untuk meninggalkan cucu semata wayang bersama dengan mbokNah -art- serta Yusuf yang belum pernah merawat bayi sendirian.

Yusuf biasanya akan menimang dan mengajak Ery bermain bersama sepulangnya dari restoran. Namun saat menjelang tidur, Ery akan ia serahkan pada ibunya. Ia tak berani kelonin anak bayi. Takut saat sedang nyenyak tidur, tangan atau kakinya menimpa Ery. Apalagi Yusuf tipe orang yang pelor. Mau dimana aja, kalau uda ketemu bantal pasti langsung pergi ke alam mimpi a.k.a. molorrrr.

Ohyah sedikit cerita tentang Yusuf nih yaaaa..
Yusuf sekarang berusia 35 tahun. Tinggi 175cm berat 70 kg. Kulit sawo matang khas indonesia. Rambut hitam, hidung mancung mata teduh. Pas kalian lihat tepat disana, kalian akan tenggelam.. ahhh lebay. Hehehe

Yusuf termasuk dalam jajaran 'duren sawit' alias duda keren sarang duit. Ia punya restoran bertemakan nusantara yang sudah punya 4 cabang di kotanya. Ia juga punya beberapa kios makanan dan minuman viral. Yusuf juga anak tunggal, satu-satunya penerima harta warisan orang tuanya. Tak ayal duitnya bersarang-sarang gak ada istri yang siap menghabiskan.

"Mbok.. kira2 mbok Nah sanggup gak nanti jaga Ery sama kerjain tugas sendirian??" Ibu Yusuf memulai sesi curhat bersama ARTnya.

"Yah gak apa2 Bu. Kan non Ery masih bayi juga. Nanti kalau tidur saya baru kerjain pekerjaan yang belum selesai." Jawab mbokNah sambil memijat kaki majikannya.

"Tapi kasian mbokNah kerja dobel2. Kemarin Yusuf katanya udah minta Friska bujuk orang yang biasa donor ASI buat Ery jadi pengasuh  sementara  selama saya dan Bapak umroh. Semoga mau ya mbok."

"Aamiin." MbokNah pun sebenarnya juga tak apa kalau2 harus membersihkan rumah sambil momong Ery. Kan hanya 14hari, apalagi Yusuf juga sering momong anaknya. Jadi mungkin mbokNah bakalan repot kalau malam aja. Tapi apa pun itu mbokNah kan hanya manut sama keputusan majikan saja.

~~~

"Jadi begini Suf. Ana sedikit keberatan menjadi pengasuh Ery. Selain Ana harus bekerja di toko dan gak bisa berhenti lalu kerja lagi seenak dia, dia juga tak punya kendaraan buat pulang pergi. sepulang bapak-ibumu dari umroh Ana harus kerja dimana??. Kasian, dia yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak kecil. Karena tak ada yang mau mengadopsinya, panti hanya bisa menampung Ana hingga ia lulus SMA saja. Beruntung ia bisa dapat kerja di toko untuk bayar kos dan menyambung hidupnya." Friska yang sudah janji pada Ana untuk menjelaskan tentang kondisinya pada keluarga si bayi, segera mengatur janji dengan Yusuf keesokan harinya.

Friska ingin yang terbaik untuk membantu orang2 terdekatnya, Yusuf teman suaminya - juga Ana yang kini sudah dia anggap saudara.

"Dia bisa tinggal di rumah gue. Tenang aja gue udah tinggal di rumah orangtua gue semenjak istri gak ada. Di rumah juga ada mbokNah yang bantu2. Tapi untuk pekerjaan sepulang dari ortu gue umroh, nanti gue rundingin dulu. Gue gak bisa nih ambil keputusan sendiri, secara gue numpang di rumah bonyok."

"Terserah lu deh. Yang penting gue udah kasih tau lo keputusan Ana sama alasan2 dia yang menurut gue masuk akal."

"Makasih ya Fris. Berkat lo, Ery dapat ASI. Berkat lo juga nih, kalau jadi Ery bakalan punya pengasuh."

"Halah, lo kayak sama siapa aja. Kita nih temen putih abu-abu. Meski lama gak ketemu, gak kabar2an setidaknya kita tetep kenal dan punya cerita bersama." Ujar Friska sambil mengenang masa-masa SMA .

"Gue doain semoga lo cepet isi. Hidup lo bahagia." Doa Yusuf tulus mengingat sudah 4 tahun Friska dan suami menikah tapi hingga kini belum dikaruniai momongan..

~~~

Bersambung  ;)

ibu susu untuk Ery (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang