bab 4

35.9K 951 2
                                    

Ternyata semakin sering dipompa, payudara semakin banyak memproduksi ASI . kini setelah beberapa bulan ia melakoni sebagai pendonor ASI, ia mendapat tawaran untuk menjadi ibu susu bayi perempuan berusia 5 bulan dari dokter Friska.

Karena tak enak menolak di WA, ia berinisiatif datang ke RSUD.

"Selamat sore sus.." Ana menyapa suster yang ada di depan ruangan dokter Friska.

"Loh mau kirim ASI lagi?? Pagi kan udah." Suster kebingungan.

"Hehehe enggak kok. Mau ketemu dokter Friska, apa sudah pulang?"

"Untung banget kamu,tuh bu dokter udah selesai beres2. Cepetan gih" jawaban suster itu mau tak mau membuat Ana menoleh ke ruangan dokter Friska yang pintunya tak tertutup sempurna.

Setelah basa-basi dan mengucapkan terima kasih Ana segera pergi, " dokter.. selamat sore."

"Sore."

Dokter Friska yang terkejut spontan bertanya pada Ana, " ngapain kesini?? Payudara kamu sakit?? Atau udah gak keluar ASI? sayang sekali, padahal ada yang mau kasih kamu kerjaan di rumahnya. Gajinya juga lumayan dari pada bekerja di toko."

"Aduh dokter. Aku belum jawab loh. Dokter udah nyimpulin sendiri. Hehe.."

"Hahahah maaf. Reflek pas liat kamu. Biasanya juga cuma WA aja kok tiba2 nongol di sini. " jawab dokter Friska penuh senyum.

Kalau di deskripsikan dokter Friska ini caaaantiiik banget dengan kulitnya yang seputih susu. Macam cindo yang ada di aplikasi toktok. Rambut hitam lurus. Hidung kecil yang mancung. Mata sipit yang kalo senyum bisa bentuk bulan sabit. Suka heran deh kenapa dokter itu biasanya cantik ganteng, jarang banget kan liat dokter yang mukanya kusem. Apa liat wajah dokter bikin pasien cepwt sembuh??
Hehe.

"Gini loh Dok.. sebenernya emang bener aku ke sini mau nolak tawaran dokter. Tapiii..
Tunggu dulu, dokter mah udah mau motong  omongan aku aja. Sebel." Gurau Ana.

Sebenarnya Ana seneng bisa ketemu dan kenal dengan dokter satu ini. Ia merasa punya keluarga baru. Punya kakak perempuan yang bisa di ajak curhat. Atau yang kasih dia nasehat2 yang relate banget.

"Haha.. soalnya jawaban kamu gak memuaskan aku. Gini deh biar enak kita peegi ke cafe depan RSUD.
Gak enak banget ngobrol sambil berdiri gini."

Mereka berduapun lanjut diskusi di cafe. Cari solusi yang baik , bener, betul..
Apa ajalah kata yang cocok.
Yang penting mereka harus ketemu solusinya biar sama-sama merasa nyaman. Dokter Friska nyaman gak mbebani Ana dengan tawaran dia, Ana juga nyaman gak buat sakit hati nolak tawaran Dokter Friska.




~~~~

Ini cerita pertamaku. Makasih untuk semua yang meluangkan waktu mampir.

Semoga stay baca kelanjutannya.
:)

ibu susu untuk Ery (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang