bab 27

24.9K 794 32
                                    

Yusuf beberapakali memang menelpon Friska, tapi hanya sekedar konsultasi perkembangan Ery. Kali ini Yusuf menelpon Friska karena ingin tahu keberadaan Ana. Ia baru sadar kalau Ana dan Friska sedekat itu.

"Fris."

"Wooooii. kenapa lagi sama anak lo? Uda bisa apa lagi? Uda bisa jungkir balik apa kayang?" Friska yang sudah tak heran Yusuf telpon langsung memberondong dengan banyak pertanyaan.

"Ngawur lo. Masak iya anak gue kayang, emang trio macan."

"Wkwkwkwkwkwk. Kocak lo. Kenapa2. Gak mungkin lo telpon gue kalau gak ada apa2, mau di sleding Aji lo?"

"Lo tau Ana dimana?"

"Lah kocak. Ngapain lo tanya Ana ke gue?"

"Iss jawab aja napa sih."

"Iye iye. Sepuluh hari yang lalu kayaknya Ana ada telpon gue. Dia cuma bilang makasih udah kasih kerjaan sama lo, trus ia minta maap harus berhenti."

" ..."

"Woii. Lo masih dengerin gue kan?"

"Trus?"

"Yaaaa dia pamit."

"Kemana?"

"Gak bilang sih kemana2nya. Cuma dia bilang mau pergi jauh, ngadu nasib. Barang kali di kota lain dia lebih beruntung."

"Ck. Kenapa gak lo tnyain sih dia pergi kemana."

"Lah lo kenapa gak tanya sendiri sih. Lo ada apa2 ya sama Ana? Lo jatuh cinta?"

"Lawak lo."

" sekarang gue tanya sama lo. Gimana perasaan lo pas Ana pergi? Gimana perasaan lo pas Ana di deket lo?"

"Gak gimana2 biasa aja."

"Halah mulut lo. Pernah gak lo bandingin Ana sama istri lo?? Perasaan saat sama Ana trus sama istri lo? Pasti lo tau bedanya."

" ... "

"Menurut gue lo coba deh telaah lagi isi hati lo. Sebenarnya lo cari2 Ana cuma pengen tahu keberadaannya apa lo kangen kehadirannya?"

"Ngaco lo. Uda deh gue matiin telponnya. Omongan lo ngelantur."

Tut.

Masa iya dia kangen Ana? Yah gak mungkin lah. Dia cuma gak tau aja mau nyalurin kemana itu aja.

Tak mau pusing dengan kata2 Friska, Yusuf memilih menyibukkan dirinya dengan laporan dari bawahannya. Ia harus cepat, ada pertemuan dengan klien namun ia juga harus mencari Ana, lagi.

~~~

Ia pulang hampir tengah malam, pertemuan dengan klien berlangsung lebih lama dari yang ia pikirkan hingga harus menunda pencarian Ana. Sepulang pertemuan pun tak bisa langsung pulang karena bertemu dengan teman2 kuliahnya dulu, tak enak jika tak ikut nongkrong.

Pukul 23.00.
Yusuf merebahkan tubuhnya di ranjang. Seluruh penghuni rumah sudah tidur. Tadi ibunya hanya membukakan pintu depan dan menanyakan sudah makan malam apa belum lalu kembali tidur saat jawaban sudah di dapatnya.

Ia belum juga bisa tidur meski tubuh sudah terasa pegal. Sesungguhnya perkataan Friska sedikit banyak membuka pikirannya. Ia sepertinya memang sudah bergantung pada Ana, sudah menganggap Ana seperti istrinya. Ana masih menyiapkan seluruh keperluannya di pagi hari setelah membangunkannya pukul lima tepat. Lalu menemaninya makan saat orangtuanya tak ada di tempat. Ana merawat anaknya dengan begitu telaten. Dan akhir2 ini, Yusuf bisa menikmati Ana sebagai mana ia menikmati istrinya dulu.

Saat bersama Ana memang jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, namun di pikiran Yusuf itu di karenakan nafsu yang mendominasi.
Hanya menghidu harum tubuh Ana saja Yusuf sudah bisa memastikan penisnya berdiri. Melihat siluet tubuh Ana saja bulu kuduknya meremang, terangsang. Apalagi ia yang bisa menikmati Ana tanpa memaksa, cukup sedikit tekanan. Ana pasti menurut. Jadi semua hal yang terjadi padanya hanya sebatas nafsu saja, pikirnya.

Namun jika di telaah lebih lanjut, Yusuf senang saat Ana merawatnya dengan telaten. Yusuf senang Ana dekat dengan anak dan orangtuanya. Yusuf juga senang saat Ana membangunkannya di pagi hari.

Apa tingkahnya selama ini salah memanfaatkan Ana terlalu jauh. Melecehkan Ana berulang tak terhitung lagi. Bahkan Yusuf sudah merekam di memorinya tubuh bugil Ana tanpa sehelai benangpun. Sejujurnya Yusuf juga heran dengan tingkahnya sendiri.

Sebenarnya banyak perempuan menawarkan dirinya pada Yusuf saat tau dia menduda. Dari yang masih sekolah sampai yang sudah matang. Dari yang pamer paha sampai obral dada. Yusuf tinggal memilih yang ia suka. Namun Yusuf lebih memilih pulang bertemu anaknya,yang kini ia sadari ia memilih pulang untuk bertemu Ana.

AAAAAAKKKKK

Pikirannya ruwet.
Yusuf harus menemukan Ana untuk menebus kesalahnnya. Dan juga Yusuf akan mulai mendekati Ana dengan cara yang benar.
Ia harus menanggung jawabkan perbuatan bejatnya.
Pasti selama ini Ana sangat sakit hati padanya, meski Ana diam.
Ana pasti tertekan meski ia menurut saja saat dapat hukuman.

'Ana tunggu aku menemukanmu. Aku akan melakukan dengan benar kali ini.'  tekad Yusuf dalam hati sebelum mimpi menyambutnya.

~~~

Selamat berjuang bapak Yusuf.

Selamat berjuang bapak Yusuf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ibu susu untuk Ery (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang