15. Trauma Lama

774 132 74
                                    

"Gue mau pulang.."

"Please Jere..."

Kenapa Mia sampai memohon seperti itu?

Aneh sekali melihatnya tersenyum seperti orang bodoh sepanjang malam lalu berakhir seperti ini.

Jeremy tidak tahu, hanya saja dia merasa janggal setiap kali melihat interaksi kakaknya dan Mia.

Mia dulu sangat menganggumi Jayden. Atau malah mungkin menyukainya?

Karena itulah Jeremy sampai bertengkar dengan kakaknya itu untuk memperebutkan Mia.

Itu hanya sebuah kenangan masa kecil. Jeremy tidak tahu menahu soal rasa suka atau cinta apalah-apalah itu.

Dia ingat memperebutkan Mia tapi juga memberebutkan Karalyn. Jadi bagi Jeremy itu hanya pertengkaran remeh karena dia tidak ingin kehilangan teman-temannya.

"Berhenti!" pekik Mia membuat Jeremy memelankan mobilnya. Lebih ke mengerem secara halus.

"Gue mau turun di sini."

Jeremy menahan tangan Mia yang hendak membuka pintu mobil di sampingnya. Gila aja!

"Lo pikir lo mau pergi kemana Mia!" bentak Jeremy.

Dia sungguh tak mengerti dengan Mia. Perjalanan mereka hanya diisi kebungkaman padahal Jeremy berharap Mia mau menceritakan segalanya kepadanya.

Apa yang dia rasakan?

Kenapa dia melakukan itu?

Apa yang salah dengan Jayden dan dirinya?

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?

Apa ada sesuatu yang tidak Jeremy ketahui?

Seharusnya Mia membuka mulutnya untuk mengatakan itu semua tapi Mia justru menyuruhnya menghentikan mobil dan memilih untuk turun di tengah jalan?!

"Please... biarin gue pergi Jere. Gue mau sendiri-"

"Bullshit! Lo bilang mau pulang kan?! Kalau gitu kita pulang. Gue nggak ninggalin lo di sini." tegas Jeremy. Menutup pintu mobil dengan kunci otomatisnya.

Gue nggak akan ninggalin lo di sini!

Ucapan Jeremy terdengar sangat gentle. Perempuan lain pasti senang mendengarnya. Tapi tidak dengan Mia.

"Buka nggak?! Gue mau turun di sini!" Mia menarik-narik pegangan di sisi pintunya. Dia begitu frustasi.

Memang Mia meminta untuk pergi dari sana. Dan Mia juga sangat berterimakash karena Jeremy membawanya pergi. Hanya saja Mia tidak tau kapan dia bisa meledak menahan perasaan yang membuncah ini.

Jeremy tidak harus melihat sisinya yang itu. Tidak seorang pun harus melihatnya.

"Please please biarin gue keluar!!" Mia memohon. Air matanya mulai mengalir karena Jeremy tak juga menghentikan mobilnya.

"Jeremy!!!"

Pintu mobil terkunci lalu roda mobil kembali berputar dengan cepat. Mia tak ada harapan keluar dari sini.

Tidak ada!

Tidak ada!

Tidak ada!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"MIA?! LO APA-APAAN?!"

Jeremy menarik tangan Mia yang terus memukuli dadanya. Sebenarnya apa yang ada dipikiran Mia sekarang?!

Air mata Mia terus keluar, matanya terpejam dan tanganya terus memukul dadanya sendiri dengan kepalan tangan. Itulah yang sejak beberapa detik yang lalu Mia lakukan setelah gagal membuka pintu mobilnya.

JEREMIAWhere stories live. Discover now