9. Tentang Mia

703 130 46
                                    

"Mana kekasihmu? Kapan kau akan membawanya ke hapadan kakek dan orang tuamu?"

Jayden tersenyum, lesung pipinya terlihat indah. "Aku belum punya kek."

Mereka berdua sedang menikmati berbincang di malam hari sebelum tidur. Jayden memang harus menemui kakeknya apalagi dia sudah melewatkan makan malam bersama meski sudah diberi izin.

"Awas saja jika aku melihat berita yang sama seperti Jeremy," wajah Robert berubah tegang. "Rasanya jantungku berhenti berdetak sesaat."

Bibir Jayden berkedut, dia tertawa. "Kakek terlalu lebay. Memangnya ada riwayat jantung? Bukannya dokter sudah memeriksa kondisi kakek bulan ini?"

Robert mendengus. Dia selalu gagal tampil memelas di depan cucu-cucunya. Beda sekali kalau di depan anak-anaknya. Dia batuk sedikit saja, dokter pasti langsung meluncur ke sini.

"Aku janji, nggak ada yang seperti itu. Cucu kakek ini masih sangat lurus." kata Jayden cukup meyakinkan. "Aku harus menjaga nama baik keluarga ini."

Benar, nama baik keluarga ini adalah segala-galanya. Tidak seperti Jeremy, Jayden paham betul sebagai orang dewasa.

Selisih usia mereka lima tahun lebih hampir enam tahun. Itu memang sangat berpengaruh. Sama saja seperti cucu-cucu kakek yang lain. Yang muda selalu perlu dibimbing.

"Ya, jangan ulangi kesalahanmu enam tahun yang lalu."

Karena pembahasan tentang nama baik tidak akan lepas dari kesalahan besar yang Jayden lakukan dulu.

Kenyataanya Jayden hampir memperkosa Mia saat sedang mabuk— bukan hampir. Dia memang melakukannya.

Kejadian itu yang membuat ibu dari Mia sangat membencinya. Bahkan sampai akhir hayatnya wanita itu terus mengutuki Jayden dan keluarga ini.

Beberapa tahun setelah kepergian Jayden ke luar negeri dia masih sering berpikir menjadi penyebab kematian ibu Mia.

Padahal mereka dulu adalah tetangga yang amat baik. Mia juga anak yang baik, periang, dan cantik.

Jeremy adiknya itu berteman baik dengan Mia, Karalyn, dan Sagara. Mereka anak-anak yang seumuran di komplek ini. Berbeda dengan Jayden, tidak ada yang sepantaran dengannya di sini.

Setiap kali Jayden menanyakan tentang keadaan Mia setelah ditinggal ibunya, kedua orang tuanya pasti akan memarahi Jayden.

Mia adalah korban, tapi dia diperlakukan seolah-olah sebagai penjahatnya.

Itu karena Jayden memang tidak pernah sekalipun berbuat kesalahan. Siapa sangka mabuk berat justru membuatnya merusak hidup seorang gadis.

"Jayden nggak salah! Putrimu saja yang menggodanya!"

"Jaydenku tidak mungkin..."

"PUTRIKU JUGA TIDAK MUNGKIN MENGGODA PUTRA BRENGSEKMU ITU!"

"Apa yang bisa dlakukan seorang gadis berusia 16 tahun... apa??"

"Mia tidak melakukan apa-apa. Putriku tidak melakukan sesuatu yang salah."

"Tutup mulutmu, Tarrissa!!"

"Aku akan membayar semua kerugian ini! Jangan rusak reputasi keluarga dan Jaydenku!"

Uang, itu yang dulu ditawarkan keluarganya. Tapi Jayden saja tahu, uang tidak bisa menggembalikan segalanya.

Lalu keluarga Ariendra membenci Mia. Ditambah mereka suka mengungkit tentang perceraian ibu Mia. Karena itu Jayden tak habis pikir saat mendengar Jeremy akan menikah dengan Mia.

JEREMIAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن