20. Games and Traps

905 121 22
                                    

Mia tidak pernah berpikir dia bisa pergi ke Bali dengan situasi yang sangat aneh ini. Dia menjadi stylist abal-abal Karalyn demi bisa menyembunyikan statusnya sebagai istri Jeremy.

"Gapapa Mia. Ngajak lo ke sana gak akan ganggu urusan kita, tenang aja."

"Gue sama Jere pinter bedain urusan pribadi sama ranah profesional kerjaan kita."

Pret. Memang yang begini namanya profesionalitas?

Dipikir berkali-kali ini sangat tidak masuk akal! Meski begitu Mia tidak bisa menolaknya.

Huft! Karalyn dan Jeremy ini memang punya bakat memaksannya.

Pergi dengan pesawat, Mia menerka-nerka biaya pembuatan series ini pastilah sangat fantastis mengingat fasilitas dan biaya yang diterima tidak main-main.

Benar sih, novelnya saja terjual puluhan ribu eksemplar selama masa pre-ordernya. Dan menjadikannya novel best seller di Indonesia. Karena itu semua orang jadi berekspektasi dengan seriesnya.

Jadi rumah produksi berani mengeluarkan modal besar dan sponsornya juga tidak main-main.

Posisi Mia di sini sebagai stylist baru Karalyn penganti orang sebelumnya yang tidak bisa bekerja karena urusan pribadi. Hanya Karalyn dan Haris yang tau siapa Mia sebenarnya.

Saat sampai di Bali mereka mendapatkan kamar sendiri-sendiri. Kecuali Mia yang tinggal bersama para staff dan kru lain di kamar yang sama.

Yah, tidak mungkin kan dia sama Jeremy sekamar? Gila aja.

Tuh kamar Karalyn sama Jeremy deket kok. Kalau mau ke sana gampang saja. Itu kalau Mia mau menyusup.

Ide buruk! Ogah sekali Mia melakukannya!

Karalyn
Mia lo tidur dimana? Sini, ke kamar gue. Gue pengen tidur sama lo hueee!

Jeremy
Buruan ke kamar gue Mia! Jangan lupa janji lo!

Mia menghela napas panjang. Tolong lah! Ini dia sudah bersiap-siap mau tidur! Karalyn dan Jeremy malah membuatnya kembali terjaga.

Sebenernya gue juga pengen ke kamar Lyn. Gue pengen memastikan Lyn tau apa enggak soal Sagara yang suka sama kak Victoria.

Ya, Mia memang belum sempat membahas itu dengan Karalyn. Jeremy bilang itu rahasia. Tapi Mia tidak bisa membiarkan Karalyn terus mengejar Sagara tanpa tau akhirnya.

Tapi gue udah janji sama Jere... janji?! Siapa yang janji?! Nggak! Nggak! Jeremy dikasih sekali malah minta teros. Gila aja dia gak mikirin kita lagi ada dimana!

Mia pusing sendiri dibuatnya.

Mia
Gue tidur di kamar Lyn.

Begitulah Mia mengirim pesan itu kepada Jeremy. Mia juga memikirkan jika dia tidur di karpet keras ini kemungkinan kepalanya akan sakit saat dia terbangun.

Jadi Mia memutuskan untuk menumpang saja di kamar Karalyn. Lagipula tidak baik menolak tawaran baik seperti itu.

Bukannya Mia tidak bersyukur. Mia pernah soalnya, dan itu sangat menyakitkan. Dia berdoa rasa sakit di kepalanya tidak kambuh sekarang.

"Maaf, aku izin pergi ke kamar Karalyn ya?" Mia berucap sopan kepada staff Karalyn dan yang lainnya.

Dia tidak enak melewati orang-orang ini begitu saja. Tentu saja Mia harus izin dulu kan? Masa mau main menyelonong begitu saja.

"Ck! Bilang dari tadi dong! Mentang-mentang temen bikin repot aja."

"Sana sana pergi! Biar tempat lo gue pakek tidur."

JEREMIAWhere stories live. Discover now