Chapter 16 : Her Butler, Caught

63.7K 3.1K 149
                                    

"Kalian serius? Huwaaaa, terima kasih! Kalian yang terbaik!"

"Li-Lizzie ... jangan memelukku. Yang lain jadi melihat kita."

Alice coba menjauhkan Lizzie yang mendadak memeluknya erat tepat setelah ia mengatakan bahwa ia bersedia membantu. Sementara Sebastian yang memang tahu benar sifat Lizzie yang satu ini, sejak awal sudah mulai menjaga jarak.

"Ah, maaf...," ucap Lizzie yang masih tersenyum tanpa dosa.

"Aku akan datang setelah selesai mengecek asrama," kata Sebastian kemudian.

Ia memang bertugas untuk memeriksa keadaan asrama bersama ketiga temannya setiap malam.

"Ciel, sebaiknya kau datang sendirian lebih dulu. Akan mencurigakan jika kalian pergi bersama, bukan?"

"Ya. Aku akan datang setelah makan malam,"一Alice mengangguki saran dari Lizzie一"masalahnya, bagaimana caranya kami masuk? Bukankah kamar-kamar pertama di lantai 1 setiap asrama adalah kamar para guru?"

Alice bisa mengingat, di asrama putra, kamar para guru hampir semuanya berada di lantai 1. Mungkin bertujuan untuk memperketat penjagaan terhadap para siswa. Ia rasa asrama putri tak akan jauh berbeda.

"Itu bukan masalah, kamarku juga di lantai 1, tidak jauh dari pintu utama. Kalian tidak perlu repot mengendap-endap untuk bisa masuk. Terutama kau, Ciel. Jika kau masuk ke sana pun, aku yakin tak akan ada yang sadar jika kau itu anak laki-laki."

"Apakah itu sebuah sindiran?" Alice menatap datar ke arah Lizzie yang terkekeh ketika mengatakan kalimat tadi.

"Lalu? Apa rencana kita?" Kali ini Sebastian yang bertanya.

"Kita hanya akan mengamati saja lebih dulu. Masalahnya, si pencuri tidak setiap hari muncul. Hanya saja semakin lama semakin sering. Ish...."

"Aku masih tak percaya, tidak mungkin ada orang yang bisa menyelinap masuk ke sana. Apalagi setelah pemeriksaan kamar, pintu utama akan dikunci. Orang luar tak mungkin masuk, terlebih hanya untuk mencuri pakaian dalam."

Sebastian masih tak habis pikir tentang ini. Tetapi ketika tadi pagi ia menanyakan hal ini pada Rachel, temannya sesama anggota dewan sekolah, gadis itu juga mengatakan bahwa memang benar rumor itu beredar di asrama putri akhir-akhir ini meskipun ia sendiri tak pernah melihatnya langsung.

"Makanya, datang dan lihatlah sendiri. Aku tidak berbohong!" sungut Lizzie menanggapi keraguan Sebastian.

Obrolan ketiganya berakhir ketika pengajar mereka masuk dan membuka pelajaran pagi itu.

#

Tok. Tok.

Lizzie yang saat itu tengah sibuk 'mendandani' Alice sedikit celingukan ketika mendengar suara ketukan, kemudian ia melangkah ke arah suara tersebut berasal.

Bisa kautebak dari mana?

Jendela.

"Aku tak percaya, seorang Ketua OSIS sepertiku menyelinap ke kamar anak perempuan di malam hari, lewat jendela pula. Harga diriku bisa jatuh," keluh Sebastian begitu Lizzie membuka jendela dan ia melompat masuk.

"Maaf, aku lupa jika pintu dikunci setelah pengecekan kamar,"一Lizzie terkekeh一"lagipula tujuanmu kan baik?"

"Kuharap ini tidak membawa masalah," dengus Sebastian. "Mana Ciel?"

Sebastian menatap seisi kamar kemudian, dan ia tak mendapati rekan sekamarnya itu di mana pun. Di kamar ini hanya ada Lizzie dan seorang anak perempuan lain yang一tunggu....

The Lady and the DevilWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu