Extra Chapter : Question and Answer

68K 2K 425
                                    

Warn : Bagi pembaca yang memiliki riwayat darah tinggi, baper berlebihan dan kepo akut, sangat tidak dianjurkan untuk membaca ini. Pokoknya jangaaaann!! Sebab authornya tidak akan bertanggung jawab atas efek samping apapun yang terjadi karena chapter ini. :v 

"Jadi? Apa maksudmu memanggil kami berdua kemari? Bukankah peran kami sudah selesai?"

Alice duduk menyilang kaki dan melipat kedua lengannya di depan dada, menatap datar sosok yang kini melemparkan cengiran tanpa dosa di hadapannya sementara Michael duduk diam tepat di sisi yang lain.

"Maaf, aku sudah janji pada pembaca untuk membuat extra chapter dan menjawab beberapa pertanyaan terkait cerita kemarin. Kupikir akan lebih mudah jika ada kalian."

Ahh, itu Author kita. Masih dengan senyum manis tanpa dosa dan penampilannya yang berantakan karena baru saja menyelesaikan separuh dari tes mid semester-nya.

Sebut saja dia Cherry karena dia menolak disamakan dengan Thor si Dewa Petir.

"Kita hanya akan sedikit berdiskusi. Aku janji ini tak akan lama." Cherry kembali tersenyum dan memasang V-sign.

Alice menghela napas, entah mengapa tampang kucel sedikit memelas milik sosok di hadapannya itu membuatnl ia sedikit tak tega untuk mengatakan tidak.

Hanya sedikit, tidak banyak.

Mengingat bagaimana author satu ini suka sekali 'menyiksa' karakter-karakter miliknya, rasanya ia tak begitu perlu untuk dikasihani, bukan begitu?

Gadis itu melirik Michael sekilas, yang kemudian dijawab dengan anggukan oleh sosok yang kini berada tepat di sebelahnya itu. Memberi isyarat bahwa keputusan sepenuhnya berada di tangannya.

"Baik, baiklah ...,"--Alice mendengus--"dari mana kita akan memulai?"

Pertanyaan itu membuat sang Author kini tersenyum sumringah.

"Kita mulai dari pengenalan tokohnya."

"Bukankah itu tidak perlu? Toh ini juga sudah selesai?" Michael yang sejak tadi hanya diam menyimak kini ikut bersuara.

"Tak apa. Agar pembaca tidak bingung dengan tokoh-tokohnya."

Cherry tiba-tiba menyodorkan setumpuk kertas yang entah ia dapat dari mana, membuat pasangan pelayan dan majikan yang duduk di hadapannya sedikit terperangah.

"Mau apa kau dengan gunungan kertas itu?! Ini tak akan pernah selesai jika kau berniat menjelaskan semuanya!" cetus Alice tak habis pikir.

"Dan akan semakin lama jika kau terus mengeluh," balas Cherry tak tahu diri. "Kita bisa menjelaskannya dengan singkat."

Ia tersenyum di akhir kalimatnya, membuat sang nona muda lagi-lagi hanya bisa mendengus.

"Baik, kita mulai dari tokoh utamanya." Michael yang tak tertarik memperpanjang masalah lebih jauh segera memulai dengan membaca salah satu lembaran yang tadi disodorkan sang Author.

Alice Worth, 17 tahun.

"Diceritakan, kedua orang tuanya dibunuh ketika usianya 12 tahun. Belakangan diketahui bahwa pembunuh dari kedua orang tuanya adalah Anne, pengasuhnya yang kemudian mengaku menjadi bibinya. Ia membunuh dengan alasan yang ... author malas menjabarkannya?"

Michael terdiam.

Satu ....

Dua ....

Ti--

"PENJELASAN MACAM APA INI?!"

--ga.-_-

Alice yang duduk di sebelahnya bahkan tanpa sadar menarik diri karena kaget melihat pelayannya mendadak mengaum murka, padahal di sepanjang cerita orang itu selalu tampak kalem adem ayem.

The Lady and the Devilحيث تعيش القصص. اكتشف الآن