Awal

12K 425 16
                                    

Kinal Pov

 
Hembusan angin serta deburan ombak begitu menenangkan jiwa. Jauh dari polusi dan keramaian ibu kota yang setiap hari kujumpa. Ya, tak salah lagi. Sekarang aku berada di sebuah pantai yang sangat indah di pulau Lombok. Aku datang kemari hanya untuk mengisi libur kuliah, menghilangkan penat dan sekedar menikmati keindahan alam yang Tuhan ciptakan.

Aku hampir lupa memperkenalkan diriku. Namaku Devi Kinal Putri, anak dari pemilik salah satu pengusaha pertambangan minyak di Indonesia. Semua yang ku inginkan selalu terpenuhi sejak kecil. Bahkan aku tidak haus akan kasih sayang orang tua, orang tuaku sangat menyayangiku karena aku adalah putri tunggal mereka yang nantinya akan meneruskan bisnis keluarga kami.

Meskipun aku perempuan, mereka percaya untuk menyerahkan bisnis itu padaku. Karena sifatku tomboy dan berkesan bisa menjaga diri. Tapi itu nanti setelah aku lulus kuliah. Di usiaku yang ke 22 tahun ini aku ingin lulus tepat waktu dan segera meneruskan bisnis orang tuaku.

"Nal, yok balik udah sore nih." Panggil teman dekatku Jeje.

"Lo balik duluan aja, gue masih pengen liat sunset. Ntar gue nyusul ke hotel." Jawabku yang hanya dibalas acungan jempol oleh Jeje dan mulai pergi.

Jarak hotel yang kami pilih memang dekat dengan pantai. Jadi Jeje tak keberatan untuk kembali sendiri.

Saat sedang asyiknya memandangi sunset. Aku menoleh karena mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Dengan jarak yang lumayan jauh tiba-tiba aku melihat dari samping siluet seorang bidadari? Malaikat? Ah entahlah, mataku sampai enggan berpaling darinya. Bahkan sunset yang indah itupun tak mampu membuatku berpaling. Dia tersenyum dan memejamkan mata. Seolah menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya serta rambut panjang sebahu yang tersapu angin membuatku semakin melongo. Sampai akhirnya dia membuka matanya.

Ah! Hanya membuka mata saja dia terlihat sangat anggun. Cukup lama aku memandanginya. Sampai mungkin dia tersadar telah ku pandangi selama itu lalu dia menoleh menatapku yang tak berkedip sedari tadi. Mata kami saling bertemu, membuat jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya. Dia hanya tersenyum lalu berjalan pergi dan mulai menjauh. Aku yang membeku karenanya hanya bisa diam menetralisir detak jantungku yang tak normal dan mulai mengembalikan kesadaranku. Tapi satu pertanyaanku, apa dia benar-benar manusia?

 
------------------------------------------------

 
Setibanya di hotel aku berniat untuk mandi dan pukul 8 malam nanti aku sudah ada janji akan pergi bersama Jeje ke kafe dekat pantai. Ku lihat jam masih menunjukkan pukul 7 malam. Ku putuskan untuk istirahat sejenak di sofa sambil merenggangkan otot-ototku yang pegal.

Saat mulai memejamkan mata, masih ku ingat tanpa sengaja mataku dan matanya bertemu sore tadi. Sedari tadi aku berpikir apa aku jatuh cinta kepadanya? Tapi itu mustahil. Aku dan dia sama-sama perempuan. Bahkan baru saja aku melihatnya. Satu pandangan saja dan dadaku berdetak tak tertata.

Mungkin benar begini; apa yang terasa di hati adalah hal-hal yang ditatap mata. Dan ia merekamnya hingga terserap di dada. Lalu, orang-orang menyebutnya cinta. Hal yang sama seperti yang aku rasa selepas bertemu dengannya.

Cukup lama aku memejamkan mata dan mengingat-ingat apa yang terjadi. Lalu tersenyum membayangkan senyumnya. Dan menyadari betapa indahnya perasaan saat kita jatuh hati. Meski sejujurnya aku takut terlalu cepat menyimpulkan. Namun, keyakinan seolah sudah terkumpulkan. Yang datang pada hati ini adalah yang orang sebut cinta.

Setelah selesai mandi dan bersiap. Aku mulai menuju ke kamar Jeje yang bersebelahan denganku. Pasti kalian bertanya-tanya kenapa tidak sekamar saja? Karena aku yang sedari kecil tidak bisa tidur bersama orang lain termasuk teman dekatku. Aku lebih memilih untuk 1 orang 1 kamar, meskipun kamar yang aku pilih kamar VIP. Boros sih kamar sebesar ini hanya untuk 1 orang. Tapi aku suka, jadi gak masalah hehe

Something Happened in LombokOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz