Apakah Ini Cinta?

6.1K 395 22
                                    

Akhirnya update juga setelah sekian lama...
Maafkan ya, laptop saya lg error gk bisa hidup, padahal ceritanya udah jadi setengah, dan beberapa hari ini lg unmood sekale
Mau gamau bikin lagi deh :')
Selamat membaca, semoga terhibur =]

---------------------------------------------------

 
Ve Pov

 
Kejadian beberapa minggu yang lalu masih sering terlintas di pikiranku. Marcell yang akhirnya mengetahui kejadian itu sangat menyesal. Dia terus saja menyalahkan dirinya sendiri yang telah ceroboh dalam menjagaku. Sehingga membuatnya semakin possesif dalam menyakan kabar dan dimana aku berada apabila tak bersamanya.

Begitupula dengan Kinal, bahkan sekarang Kinal sering mengantar dan menjemputku ketika Marcell sedang sibuk dengan pekerjaannya. Sebenarnya aku merasa tidak enak ke Kinal karena telah merepotkannya. Tapi percuma saja jika menolaknya, dia tetap saja memaksa.
"Gak ada penolakan." Kata itulah yang selalu ia berikan.
Ku akui semenjak kejadian itu, aku dan Kinal menjadi semakin dekat. Bahkan aku merindukannya saat kami lama tak bertemu. Aneh bukan?

Hari ini seperti biasanya, aku telah bersiap untuk berangkat ke butik. Sebuah pesan masuk di layar handphoneku.
"Aku sudah di depan rumahmu Ve."
Siapa lagi kalau bukan Kinal yang mengirimnya. Hari ini Kinal yang mengantarku, karena Marcell sedang ke luar kota.

Tanpa lama-lama, aku pun keluar rumah menghampiri Kinal yang sudah menungguku di depan mobilnya. Senyum ia sunggingkan saat melihatku keluar dari balik pintu. Dan seperti biasanya, dia selalu membukakan pintu mobil untukku sambil tersenyum dan berkata "Pagi Ve."

"Pagi juga Kinal." Balasku tersenyum lalu masuk ke dalam mobilnya.

Perlakuannya sangatlah manis. Sungguh hal-hal kecil yang aku nikmati. Dan sekarang telah menjadi salah satu hal favoritku.

Di sepanjang perjalanan, kami lebih sering diam dan hanya sesekali mengobrol. Karena Kinal tak ingin fokus kemudinya terbagi katanya. Aku suka melihatnya yang serius dengan kemudinya. Wajahnya sangat manis, apalagi saat dia tersenyun dan memperlihatkan gigi gingsulnya.

Dia juga terlihat sangat keren dengan style tomboynya yang sering mengenakan kemeja/kaos, jeans belel dan sepatu sneakers. Aku yakin pasti banyak yang mengidolakan sahabatku ini di kampusnya.

Tak terasa kami sudah tiba di depan butik.

"Makasih ya Nal udah nganterin aku. Kamu hati-hati ya jangan ngebut." Ucapku sebelum turun dari mobil.

"Siap ibu Ve! Semangatin dong kuliahnya." Mintanya manja.

"Uh siapa sih yang gak gemes liat wajahnya kalau kayak gini." Batinku.

"Semangat Kinay!" Ucapku sambil mengangkat tangan kananku yang mengepal.
Kinal hanya terkekeh melihatku.

"Oke nanti aku jemput ya. Bye."

 
------------------------------------------------

 
Author Pov

 
Langit telah berubah menjadi gelap, terlihat seorang perempuan cantik bak bidadari keluar dari dalam butik sederhananya. Senyum ia berikan pada seseorang yang telah menunggunya di depan sebuah mobil mini cooper merah. Siapa lagi kalau bukan untuk Kinal sahabatnya. Tak lupa Kinal membukakan pintu mobil untuk sang pemilik hatinya. Hal yang selalu ia lakukan untuk bidadari hatinya.

Tapi Veranda melihat ada yang berbeda dengan raut wajah Kinal. Kinal terlihat murung sejak dia menjemputnya. Sampai di dalam mobil inipun keheningan masih setia menemani keduanya. Tak seperti biasanya menurutnya. Ve yang merasa khawatir langsung memegang kening Kinal.

Something Happened in LombokWhere stories live. Discover now