Cemburu

5.8K 391 76
                                    


Enjoy...

---------------------------------------------------

Author Pov

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi..."

Entah sudah keberapa puluh kalinya nomor Kinal tak bisa dihubungi semenjak di hari ulangtahunnya. Ve paham betul jika Kinal marah karena ia tak datang, terlebih ia tak memberi kabar sedikitpun. Bukan karena tak mau memberi kabar, terburu-burunya Veranda meninggalkan handphonenya yang sedang dicharger dikamar. Ingin menelpon, tapi ia tak hafal nomor Kinal. Semua terlalu mendadak. Bahkan di sepanjang perayaan ulangtahunnya bersama suami serta keluarganya, ia tak begitu menikmatinya. Ia terus berpikir apakah Kinal masih menunggunya? Apabila ia pergi dari Cafe lalu menemui Kinal, apa yang harus ia katakan pada semua? Serba salah.

Sudah 5 hari Kinal mendiamkan Veranda. Usaha Veranda bukan hanya menelpon Kinal dan mengirim pesan-pesan maaf saja. Bahkan ia sengaja datang ke kantor Kinal sebelum pergi ke butik. Marcell di tugaskan pergi ke luar kota selama seminggu, maka Veranda berangkat sendiri dari rumahnya menuju kantor Kinal. Dan tetap, saat Ve bertanya di lobby dapatkah ia bertemu dengan Kinal? Selalu jawaban 'maaf bu Kinal sedang keluar.' padahal mobil sport merah Kinal dengan jelas terparkir di depan kantor.

Veranda dibuat uring-uringan dengan sifat Kinal yang terkesan menjaub darinya. Dan tanpa disadari, saat Ve hendak meninggalkan kantor. Ia bertemu Jeje yang baru saja turun dari mobilnya. Mereka berdua saling menyapa satu sama lain, hingga akhirnya Jeje mengetahui apa alasan Ve datang kemari.

"Kinal keliatannya emang lagi kecewa sama lo Ve. Dia nungguin disana sanpe hari udah berganti. Nomor lo waktu dihubungin juga gak ada jawaban."

Sudah ia duga, ia harus meminta maaf segera. Tak ingin pembuat moodnya terus tak mempedulikannya. Ia harus menjelaskan apa yang sudah terjadi. Meskipun nantinya Kinal tetap tak mau mendengarkan. Setidaknya ia telah mencoba.

"Tolong bantu gue Je, gue tau Kinal ada disini."

"Ayo gue anter ke ruangannya."

***

Kinal Pov

Sudah 5 hari semenjak kejadian itu, sengaja aku menghindar darinya. Aku belum siap bertemu dengannya, kecewa masih setia menemaniku. Namun, bohong bila aku tak merindukannya. Aku marah pada diriku sendiri, mengapa aku masih merindu disaat sedang kecewa padanya. Cinta membuatku begitu lemah dan bodoh. Ku pijat keningku untuk meredakan rasa sakit di kepalaku. Tiba-tiba Shania masuk ke dalam ruangan.

"Permisi bu Kinal, ada teman yang ingin bertemu anda."

Aku teringat Jeje yang akan datang untuk mengambil kacamatanya yang tertinggal kemarin.

"Suruh dia masuk."

Ketika Jeje masuk, betapa kagetnya aku melihat ada seseorang yang juga ikut masuk dibelakangnya. Ve masuk dengan kepala sedikit menunduk, tak berani menatapku langsung.

"Kebetulan gue ketemu sama Ve dibawah, katanya dia juga mau ketemu sama lo. Jadi gue bareng sama dia."

Aku hanya diam, sambil berpura-pura memfokuskan mataku pada berkas yang berada di atas meja.

"Gue cuma mau ambil kacamata doang. Yaudah gue cabut duluan ya Nal, Ve gue duluan ya."

Kini hanya tinggal kami berdua, hening dan sunyi. Cukup lama saling diam, lalu kulihat dari ekor mataku ia sedang berjalan mendekat ke mejaku.

"Nal..." Panggilnya dengan suara lirih.

"Hmm?" Jawabku masih memfokuskan diri pada kertas diatas meja.

Something Happened in LombokWhere stories live. Discover now