Percaya

6.1K 387 47
                                    


Baca dulu part sebelumnya kalo lupa wkwkwk :p


Author Pov

Pagi yang tak seperti biasanya. Veranda mengangkat tangannya untuk menutupi matanya akibat sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela. Ia lihat gadis disebelahnya masih tertidur nyenyak dengan tangan possesif yang memeluk perut polosnya. Kembali ia teringat betapa Kinal bisa membuatnya merasa terbang tadi malam.

Wanita itu terkekeh melihat wajah Kinal yang terlihat kelelahan. Sungguh membayangkan yang ia lakukan semalam bersama Kinal membuat dadanya kembali bergemuruh. Namun terlintas kejadian yang tak ingin Veranda ingat. Kejadian yang membuatnya meninggalkan rumah dan pergi menemui Kinal tadi malam.



Flashback On

Kembali Veranda tertidur di sofa ruang tengah malam ini. Marcell yang baru saja pulang bekerja hanya menggelengkan kepalanya, hampir setiap ia pulang selalu Veranda dalam keadaan seperti ini. Kertas-kertas putih di atas meja yang terdapat coretan pensil membentuk sebuah desain gaun-gaun indah sedang Marcell rapikan.

Mata tajam itu memandangi setiap lekuk wajah istrinya, betapa ia sangat merindukan Veranda. Namun apa daya Marcell yang begitu sibuk dengan pekerjaannya. Hampir tak ada waktu meski hanya untuk mengobrol sebentar saja akhir-akhir ini.

"Maaf aku selalu saja sibuk. Aku hanya ingin segera mewujudkan mimpi kita." Ucap Marcell sambil mengusap lembut pipi Veranda.

Mata itu berpindah menatap bibir kecil Veranda. Lama ia tak mengecup bibir merah muda itu. Ia dekatkan wajahnya hingga bibirnya menyatu dengan bibir Veranda. Ciuman Marcell tidak lagi disebut dengan kecupan, hingga tidur Veranda terganggu dan membuat kedua kelopak matanya terbuka. Kedua tangan itu refleks mendorong dada bidang Marcell cukup keras fan membuat Marcell tersentak atas kelakuan istrinya.

"Ehm maaf membuatmu terbangun. Ini aku suamimu, aku... aku kangen sama kamu sayang."

Kembali Marcell mendekat, mengusap pipi Veranda dan mendekatkan lagi wajah keduanya. Saat bibir keduanya akan bertemu, Veranda memalingkan wajahnya. Keringat membasahi keningnya, tangannya mengepal erat.

"Ada apa?" Tanya Marcell bingung.

Veranda hanya diam. Yang ada dipikirannya hanya Kinal, ia tak ingin menghianati Kinal.

"Bukankah tidak apa-apa, kita kan suami istri."

Pernyataan Marcell berhasil menyudutkan Veranda. Benar memang, Marcell tidak salah. Sudah seharusnya istri melayani suaminya. Namun Veranda tak bisa, wajah Kinal selalu muncul di pikirannya.

Marcell masih saja mencoba meluluhkan hati istrinya. Membelai lembut rambutnya dan membisikkan kata-kata manis ditelinganya. Bukannya terbuai Veranda malah menangis.

"Maaf Marcell aku tidak bisa." Ucapnya sesenggukan dan pergi meninggalkan suaminya.


Flashback off


Veranda rasakan pergerakan dari orang yang berada disampingnya.

"Pagi sayang.." Ucap Veranda sambil mencium bahu polos Kinal.

"Pagi Ve.. Kamu udah bangun sejak tadi?" Tanya Kinal dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hemm, aku buatin sarapan ya?"

Kinal mengangguk menanggapi perkataan Veranda. Tak banyak bicara, karena ia masih dalam proses mengumpulkan kesadarannya. Veranda beranjak dari tempat tidur memungut pakaian yang berserakan di lantai lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Kinal, memilih kembali untuk tidur.

Something Happened in LombokWhere stories live. Discover now