Kasmaran

6.8K 394 81
                                    



Ve Pov


Aku tidak pernah berpikir akan menjadi kekasihnya. Tidak juga berharap akan menjadi seseorang yang menemaninya makan sebagai sepasang kekasih. Aku dan Kinal hanya berteman, sebelumnya. Sebelum akhirnya kami saling mengungkapkan, ada hal yang mengikat hati kami.

Perasaan yang tumbuh melalui proses panjang dan proses yang berawal dari perkenalan biasa. Kemudian kami memilih berteman, hingga akhirnya kami sepakat menyebutnya dengan sahabat. Setelah sekian lama, tanpa kami sadari hari ini aku dan dia sudah menjadi begini saja.

Tiba-tiba saja aku cemburu saat ada orang lain menginginkannya, seperti Naomi saat beberapa waktu lalu. Dan juga tiba-tiba saja aku merasa risih saat ada teman lain yang lebih mesra dengannya, entah siapapun itu. Yang aku tahu, perasaan itu mulai mendatangiku setiap kali ia membagi senyum pada orang lain.

"Uhukuhuk!"

Kinal yang sedang memakan makanan cepat sajinya tiba-tiba tersedak, langsung kuberikan botol berisikan air mineral untuknya. Pastinya setelah kubuka segelnya terlebih dahulu.

"Kamu kalau makan pelan-pelan dong sayang."

Air yang semula penuh, kini hanya sisa seperempatnya. Kami sedang makan siang di kantornya, lebih tepatnya di ruangan Kinal. Sebenarnya hari ini aku tak bisa meninggalkan butik karena Yona sedang mengambil cuti, tapi makhluk gendut di depanku ini dengan manjanya memintaku untuk datang membawakan makanan.

"Ve, aku udah pelan-pelan loh ini makannya. Aku tadi kesedak gara-gara kamu liatin aku terus."

Ya Tuhan, secara tak sadar memang tadi aku melamun sambil terus memandanginya.

"Iya iya emang pacarnya ini keren banget, makanya kamu sampai gak bisa berpaling gitu lihatnya hahaha"

Ku cubit perut gendutnya dan seketika ia meringis sambil menggosok-gosok bekas cubitanku. Bibirnya yang cemberut itu semakin membuatku gemas, jadi ingin menggodanya lagi.

"Pede banget sih kamu? aku tuh liatin kamu soalnya makin hari kamu makin gendut Nal. Kurang-kurangin ya makan camilannya."

Ia mendelik kesal lalu menjauhkan makanan yang masih tersisa cukup banyak di meja. Badannya ia sandarkan pada sandaran sofa dan melipat kedua tangannya di depan dada. Aku terkekeh melihat tingkahnya yang masih sangat kekanakan ini.

"Kok enggak dimanakan?"

"Kamu bilang aku makin gendut, yaudah aku mogok makan!" ucapnya masih dengan bibir yang lebih cemberut.

Aku kembali tertawa melihat aksi gadis manja dan super ngambek yang telah menjadi kekasihku ini.

"Hahahaha aku bercanda sayang. Meskipun kamu gendut, perasaan aku gak bakal hilang sedikitpun."

Ku peluk tubuhnya dari samping, melingkarkan kedua tanganku pada perutnya. Ku kecup sekilas pipinya yang sedikit menggembung. Dan perlahan rasa kesalnya luntur. Tangannya tak lagi bersendekap di depan dada, tangan kirinya memeluk bahuku lebih erat.

"Cuma kamu yang bisa bikin aku ngambek, terus luluh dalam waktu cepat." ucapnya lalu mencium puncak kepalaku cukup lama.

Keadaan seperti ini memang bisa membuatku dan Kinal lupa waktu. Kurenggangkan pelukanku lalu beralih mengambil makanan Kinal. Ia mengerutkan keningnya bingung saat aku menyendokkan beberapa nasi dan lauk.

"Buka mulutnya, aku suapin ya?"

Wajahnya seketika menjadi sumringah. Ia dekatkan wajahnya ke arah sendok yang sudah siap untuk masuk ke dalam mulutnya. Sesekali ia juga mengambil sendok yang ku pegang lalu menyuapkan untukku.

Something Happened in LombokWhere stories live. Discover now