Hal-hal yang Mungkin Menyebalkan dan Selalu Aku Lakukan Untukmu

5.4K 364 16
                                    

Maaf baru nongol dan terima kasih masih membaca cerita amatir saya wkwk
Judulnya panjang banget ya? Hahaha
Selamat membaca..

 
Kinal Pov

 
Aku terbangun ketika mencium aroma yang sangat enak. Saat mataku terbuka, tunggu dulu, dimana aku? Oh ya aku lupa, aku sedang berada di rumah Veranda. Semalam Veranda tak memperbolehkanku pulang karena hari sudah hampir tengah malam dan menyuruhku untuk menginap saja.

Aku berdiri dan merapikan tempat tidur. Lalu berjalan mengikuti bau yang berhasil membangunkanku di pagi ini. Langkahku terhenti saat berada di dapur, melihat Ve yang sedang berkutat dengan peralatan masaknya. Sungguh pemandangan indah di pagi hari. Andai saja aku bisa melihat pemandangan ini di setiap pagiku. Memakan apa saja yang dimasaknya setiap hari. Betapa beruntungnya laki-laki yang telah mendapatkannya.

"Eh Kinal udah bangun?" Tanya Ve yang melihatku berdiri memandanginya.

"Baju sama handuknya udah aku siapin di kamar mandi. Kamu gapapa kan pakai kaos aku? Tapi itu agak gede kok. Habis ini kita sarapan bareng ya." Ujarnya sambil tersenyum hingga menampakkan pipi bapaonya.

Oh Tuhan, tolong hapuskan perasaan ini. Bahkan semakin lama perasaan ini semakin tumbuh subur bak bunga yang bermekaran. Apalagi saat melihat senyumnya.

"Iya gapapa kok Ve. Yaudah aku mandi dulu ya." Balasku, lalu berjalan ke kamar mandi.

 
------------------------------------------------

 
Setelah selesai mandi. Ku lihat Ve sedang menyiapkan makanan di meja makan.

"Yuk makan Nal." Ajaknya padaku.

Aku pun duduk di kursi sebelah Ve. Dia menaruh sedikit demi sedikit nasi goreng di atas piringku.

"Segini? Atau kurang?" Tanyanya.

"Udah cukup kok Ve."

Lalu dia menuangkan air putih di sebuah gelas kosong dan menaruhnya di sebelah piringku. Benar-benar seorang istriable. Aku sangat menikmati ini. Bahkan aku ingin berlama-lama seperti ini. Sepertinya lebih lama lebih baik.

Selesai membersihkan piring-piring kotor bekas makan pagi kami, tampak Ve telah bersiap untuk pergi ke butiknya. Aku menawarkan diri untuk mengantarnya ke butik, sekalian aku akan pulang ke rumahku.

Setelah mengantar Ve dan sampai di depan rumah. Aku melihat mobil papa yang terparkir di garasi. Aku buru-buru turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah. Ku lihat papa dan mama sedang menonton tv di ruang keluarga. Kedua orang yang sangat aku rindukan.

"Papa! Mama!" Seruku lalu berhambur memeluk keduanya.

Sudah lama sekali aku tak bertemu dengan mereka.

"Kinal kangen banget sama mama sama papa!" Ucapku setelah melepas pelukanku ke keduanya, lalu duduk diantara mereka.

"Aduh anak papa kok makin gendut gini." Ledek papa sabil mencubit pipiku.

"Ih papa nyebelin!" Jawabku sambil memanyunkan bibirku.

"Papa nih gimana, orang anak kita tambah cantik gini kok." Kata mama membelaku.

Tapi papa hanya terkekeh melihat aku yang masih manyun -manyun kesel. Seolah telah berhasil menggoda putri semata wayangnya.

Lama kami mengobrol-ngobrol santai. Hingga papa mulai membicarakan pertanyaan yang serius. Begitulah papa, selalu tau mana waktu bercanda dan mana waktu untuk serius.

"Gimana kuliah kamu Nal? Papa dan mama harap kamu bisa lulus tahun ini. Karena kamu akan segera meneruskan bisnis papa. Kamu nanti akan papa tempatkan di pusat yang ada di Jakarta. Papa sama mama gak tega kalau nempatin kamu yang jauh-jauh." Ucap papa tegas dengan suara seraknya.

Something Happened in LombokWhere stories live. Discover now