6

3.4K 132 2
                                    

naruto pov

aku berjalan cepat menuju ruangan ku. Oh astaga! Aku meninggalkan saku-chan. Ah sudah lah. Kan saso-nii akan kemari juga. Ku buka pintu ruangan ku dan kulihat ita-nii sudah ada di sana. Baru saja aku duduk di kursi kebanggaanku dan baru saja aku mengatur nafas ku. Seseorang datang mendobrak pintuku membuat ku kaget.

"gomen dok! Pasien di ruang 215
mengamuk!" ujar suster rin terlihat dia sangat cemas

"ah! Baiklah, tunggu sebentar ita-nii" ujar ku lalu berlalu keruangan 215.

Aku masuk ke ruangan 215, pasien bernama pein itu menggenggam pisau. Apa dia mau bunuh diri?

melihat dokter yang sedang menahannya sudah kewalahan, Aku langsung menghampiri nya

"Tenang pein, ini takkan sakit" ujar ku mendekatinya.

"Pein, jangan seperti itu aku takut melihat mu seperti itu" ujar konan gadis yang selalu menjaga pein.

"Pein jatuhkan pisau nya ku mohon" tutur yahiko saudara kembar pein.

Aku maju lagi perlahan, pein mengayunkan pisau nya pada ku, aku berhasil mengelak.

Lagi dan lagi aku mencoba mendekatinya untuk menyuntikkan obat penenang tapi tangannya terus mengayunkan pisau itu padaku.

Aku hampir berhasil menyuntiknya tapi tangan ku terkena sayatan pisau nya.

"Ah! " sakit juga

"Dokter" ujar semua yang ad di ruangan ini.

Aku maju lagi dan kali ini aku berhasil menyuntik nya. Pein jatuh lemas dia sudah tenang sekarang.

"Pein jangan seperti itu lagi aku takut" ujar konan memeluk pein yang sudah berada di bangsal.

"Arigatougozaimase dok." ucap yahiko

"Itu sudah tugas saya. "

setelah memastikan keadaan pein aku kembali keruangan ku. Perasaan ku tak enak.

" gomen ne niishan" ujar ku saat kembali duduk di kursi kebanggaan ku

"kita mulai saja naru-kun" ujar ita-nii

"pasien ini masuk sekitar 1 minggu yang lalu, dia korban tabrak lari. Tapi untuk seorang korban takbrak lari seharusnya tak ada bekas luka itu. Banyak luka memar dan juga beberapa bekas goresan benda tajam. Lalu ada bekas tusukan di bagian perut sebelah kiri. Awal nya aku bingung. Tapi setelah itu semuanya hilang begitu saja. " ujarku sambil membolak balik hasil tes pasien ku.

"oh ya.. tadi barusaja dia mengamuk! Sepertinya dia ingin bunuh diri" ujar ku lagi seraya mengangguk-angguk

"lalu bagiman keadaannya?" tanya saso-nii dan aku menatapnya

"dia baik-baik saja.. tapi.." ujar ku dan aku diam sejek

"tapi apa?" tanya ita-nii tak sabar dengan penjelasanku

"tapi aku merasa tak enak, seperti ada sesuatu. Padahal aku sudah berhati-hati menangani pasien ini. Masih saja aku terkena pisaunya. " ujar ku menatap kosong tangan ku

Kring!! Kring!!

Tiba-tiba saja hp ku berdering! Hah! Tema-nee. Kenapa? Ada apa? Apa yang terjadi?

"moshi moshi tema-nee" ujar ku ada rasa penasaran di nada ku

"kAu baik-baik saja naru-chan.?" Tanya nya ku yakin dia sangat khawatir sekarang

"ya nee-chan aku baik. Ada apa?" ujar ku

"perasaan ku tak enak, baru saja foto keluarga kita yang ada di kamar ku jatuh tanpa penyebab apapun. Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu, gaara, karin, nagato, tousan dan kaasan" ujar nya kudengar dia menangis

Rumah Sakit (End)Where stories live. Discover now