20

1.9K 74 3
                                    

Hinata pov

Aku duduk diam di kamar ku. Aku sangat malas beranjak dari sini. Aku menatap kosong keluar jendela. Sudah di putuskan bahwa aku akan bertunangan mungkin langsung menikah akhir bulan depan.

Dengan alasan toushan yang bagi ku tak masuk akal itu, aku terus bertanya-tanya, siapa pria yang tepat menurut toushan untuk ku.

Apa jangan-jangan pria blonde itu. Dokter toushan!. Ntah lah. Tapi apa pria yang di jodoh kan dengan ku menerima perjodohan ini. Tapi mungkin saja ia terima. Mengingat bahwa toushan berani menetapkan akhir bulan depan dilaksanakannya pernikahan ini.

Haahhh. Apa aku akan bahagia. Hmm ntah lah.

"Toushan tak ingin kau pacaran terlalu lama. Takut hal buruk terjadi makanya toushan meminta mu menikah secepatnya. Bagai mana akhir bulan depan. Toushan sanagt bahagia kau mau menuruti toushan."

Lagi2 ternyiang jelas di telingaku ucapan toushan tadi malam.

Tok tok..

"Masuk" aku menyilahkan orang yang mengetuk pintu kamar ku masuk.

"Neechan. Kau baik2 saja?" Tanya hanabi ketika dia duduk di ranjangku.

"Hm.. ada apa?"

"Tak apa neechan.. aku hanya ingin curhat" tutur nya sambil menatap ku.

"Cerita lah"

"Teman dekat ku menyatakan cintanya padaku. Menurut neechan aku harus bagaimana?" Tanya nya menunduk

Heh! Imotou ku yang tomboy ini galau.

"Siapa? Gaara kah? Pria yang kau suka itu?" Tanya ku antusias

"Bukan"

"Lalu?"

"Nawaki" ujarnya lagi

"Nawaki.. pria yang slalu mengantar mu pulang? Dia pria yang baik" ujar ku merangkulnya.

"Lalu, apa gaara masih belum merespon perasaan mu?" Tanya ku

"Belum dan bahkan dia tak tertarik sedikit pun dengan ku" ujar nya menitikkan air mata

"Kenapa? Kau cantik, pintar, baik apa yang kurang!" Ujar ku

"Aku pun tak tau alasan pastinya. Karna dia terlalu tertutup untuk urushan hati. Dia slalu bilang bahwa aku sahabat terbaik nya"

Hanabi diam, persekian detik kemudian dia melanjutkan.

"Nawaki bilang padaku, kalo dia akan membuat aku melupakan gaara "

"Bagaimana kalo kau membuka hati untuk nawaki, siapa tau memang nawaki yang terbaik untuk mu" ujar ku memberinya dorongan

"Aku pun berfikir begitu neechan."

"Bagus lah.. tapi kau harus ingat, bahwa dalam suatu hbungn yang terpenting adalah kejujuran."

"Ya neechan. Nawaki bilang dia akan menunggu ku sampai aku mencintai nya"

Aku memeluk adik kecil ku. Tak ku sangka dia sudah besar sekarang. Hahah

*
*
*

Neji pov

Toushan memberi tahu ku bahwa dia ingin hinata di jodohkan dengn naruto. Bagaimana bisa, sedang kan hinata dan naruto tak saling mengenal satu sama lain. Dan bahkan toushan meminta ku agar membujuk keluarga namikaze itu untuk menerima permintaan toushan.

Ini sama saja dengan melamar dengan pemaksaan. Hahhh masa pihak wanita yang melamar. Ada ada saja permintaan toushan. Huaawaa aku dilanda depresi. Huhf.

Kini aku dan tenten tengah berada di cafe bersama pasangan shika tema. Apa kata-kata yang tepat untuk memulai perbincangan ini.

Temari memang teman istriku, tapi apa wajar seorang teman memaksa temannya untuk menjodohkan adiknya dengan wanita yang belum di kenal nya. Bahkan keluarga kami tak pernah dekat sedikitpun. Huhhhff..

"ada apa neji. Kau meminta kami datang" ujar temari

"Ada yang ingin kami bicarakan!" Tutur ku menatap temari.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Aku ing..ingin melamar mu un.."

"Apa melamar temari" ujar tenten dan shikamaru bersamaan

Tch! Aku meninggalkan satu kata.
Astaga.

"Melamar temari untuk siapa?" Tanya tenten dengan intonasi yang tak biasa.

"Hei hyuga.. temari sudah bertungan kau tahu" ujar si nanas menunjukkan jemari nya temari

"Hei kalian berdua tenang dulu. Aku bah.."

"Apa kau melamarnya untuk mu?" Sanggah tenten

"Buka.."

"Biarkan neji menyelesaikan ucapannya" ujar temari memotong ucapan ku

Potong saja sesuka kalian ucapan ku. Tch!

"Bicaralah" ujar sinanas itu

"Begini, toushan ku meminta aku untuk melamar mu... aishhh melamar adik mu un.."

"Tadi ingin melamar temari sekarang aDik nya yang benar yang mana?" Tanya tenten masih dengan intonsi luar biasa.

Praaaakkkk

Ku pukul meja dengan keras. Sampe semua orang melihat meja kami.

" bisa tidak dengar kan aku dulu.. aku sedang menyusun kata-kata agar aku bisa bilang ini. aku pusing mau memulai dari mana. Kalian tau aku sedang depresi. Sulit bagiku untuk mengutarakan permintaan toushan" aku benar-benar depresi dengan mereka ini.

"Coba kau tenang neji, dan ceritakan baik2" ujar temari

"Ayah kuingin adik mu naruto menikah dengan hinata" ujar ku dengan nada lelah

"Apa! Jadi.. jadi toushan ingin naruto yang jadi menantunya" ujar tenten.

"Hm!"

"Lalu neji" ujar temari

"Tolong aku menyakin kan naruto" ujarku.

"Itu semua ku serahkan pada naru "

"Ku rasa naru tak kan menerima ini" ujar si nanas.

"Naze?" Tanya tenten.

"Karna dia masih mencintai masa lalu nya" ujar si nanas lagi

"Tapi aku setuju jika keluarga neji menginginkan adik ku menjadi bagian keluarga mereka." Sanggah temari

"Memangnya kekasih naru kemana?" Tanya ku

" dia meninggal" ujar temari menunduk.

"Kalo kau memang setuju, bagaiman kalo kau yakini naruto untuk menerima permintaan toushan. BaHkan toushan ingin pernikahan ini dilaksanakan pada akhir bulan. "

Ujar ku memohon..aku tak tau lagi harus berkata apa. Karna aku memang tak pandai merangkai kata. Tolong lah kalian mengerti. Aku tak tau alasan sebenarnya yang di inginkan toushan ku. Tapi toushan ku benar2 berharap pada naruto itu.

"Baiklah.. aku akan tanya pada nya" ujar temari

"Tapi aku tak janji kalau dia menerima" ujar nya lagi.

Hah bagaimana ini jika naruto menolak. Ohh tuhan... aku bisa gila.

"Ako mohon bantuan kalian" ujar ku mencoba tersenyum walau aku sudah sangat depresi.

Happy reading
thanks for waiting

-author-
©inyaazca

Rumah Sakit (End)Where stories live. Discover now