5. Hugs

21.1K 1.9K 42
                                    

Author's POV

Carl memperhatikan gadis yang sedang bercanda bersama sahabatnya--Rita. Siapa lagi kalau bukan Anya? Apa Carl sudah keterlaluan karena mendiamkan gadis itu dalam waktu yang lama? Bohong besar kalau Carl tidak khawatir melihat Anya yang semakin pucat dari hari ke hari.

"Kamu mau gak?"

Pertanyaan Laura membuat lamunan Carl buyar, "Apa?"

Laura mengernyit "Kenapa? Kamu liatin siapa?" Laura mengikuti arah mata Carl tadi "Anya? Kamu masih marah sama dia?"

Carl terdiam, tidak menjawab pertanyaan Laura.

"Aku udah bilang, aku gak apa-apa. Anya gak sengaja numpahin kuah baksonya ke aku." jelas Laura "Aku bahkan gak marah sama Anya,"

Carl tertegun. Memang, Anya pernah menumpakan kuah baksonya beberapa hari yang lalu, yang membuat pergelangan tangan Laura melepuh kepanasan. Dan Carl bersikeras menetapkan bahwa Anya sengaja melakukan itu.

Kenapa mereka berdua selalu ada masalah?

Carl berdecih "Tapi--"

Laura menggenggam tangan Carl "Aku gak apa-apa. Kamu harus maafin Anya."

Tiba-tiba, sebuah lengan sudah melingkar di leher Carl "Pinjem Carl sebentar ya, Cantik!" seru Aiden diikuti Mitch di belakangnya.

Laura tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

"Mana Gabriel?" tanya Carl

"Gak tau. Tadi pas kita ngumpul di meja, dia dapet telpon, terus tuh anak ngacir nggak ngajak-ngajak." jawab Mitch.

Carl mengangguk mengerti dan milirik Anya yang masih mengobrol dengan Rita.

Ia harus mengobrol dengannya nanti.

*

Anya berjalan menyusuri koridor. Ia menghindari hujan yang mengguyur lapangan. Coba saja tidak hujan, pasti ia bisa langsung memotong jalan lewat lapangan, tidak harus berjalan sepanjang koridor sekolahnya.

Ia berhenti di ambang pintu ruang musik. Rasanya, ia ingin sekali memainkan gitar yang tergeletak di atas kursi itu. Anya senang memainkan gitar, terkadang, jika rumahnya kosong, ia meminjam gitar milik Dimas.

Lalu, Anya sadar, kalau meminjam tanpa meminta izin itu salah. Jadi, ia lebih sering meminjam gitar di ruang musik ini. Dan semua murid boleh memainkan semua alat musik di ruangan ini.

Anya meletakkan tasnya dan mulai duduk memangku gitar cokelat itu. Jari-jarinya mulai bekerja memetik gitar itu. Ia memang belum ahli, karena ia belajar secara otodidak. Terkadang, ia sering mendengar suara gitar mengalun lembut dari kamarnya. Ingin sekali rasanya Anya meminta Dimas untuk mengajari cara bermain gitar.

Tapi, mustahil.

Please don't see

Just a boy caught up in dreams and fantasies

Please see me

Reaching out for someone I can't see

"Anya?"

Anya terlonjak kaget dan langsung berdiri dari duduknya. Carl berdiri di ambang pintu. Semoga cowok itu tidak mendengar nyanyian dan permainan gitarnya yang payah.

"Kemarin lo kemana?" tanya Carl.

"Apa urusan lo?" jawab Anya seraya membalikkan badannya meletakkan gitar dan mengambil tasnya

Carl mendengus dan mencekal pergelangan tangan Anya yang membuat Anya meringis kesakitan "Jawab gue!"

"Lepasin gue!"

The Reason is YouWhere stories live. Discover now