17. A Kiss

21.8K 1.6K 40
                                    

"Jadi, lo dateng ke party-nya Carl?" tanya Rita di seberang sana.

"I'm not sure.." jawab Anya sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang menatap langit-langit kamarnya. "Gue gak punya dress atau semacamnya."

"Pokoknya lo harus ikut! Masalah baju, make up, dan lain-lain, serahkan ke Rita!"

"Tapi--"

"Shhh, gue bilang apa tadi? Serahkan ke gue." ada jeda sebentar, lalu terdengar suara mesin mobil dimatikan dan pintu mobil dibuka "Sekarang, bukain gue pintu."

"Hah?"

Sambungan telfon terputus digantikan oleh suara ketukan pintu dibawah. Anya terlonjak kaget dari tidurnya dan berjalan membukakan pintu.

Setelah pintu terbuka, Rita terlihat. Dengan senyuman manis khasnya "Hai,"

Anya membalas senyuman Rita "Kenapa tiba-tiba disini?"

"Sesuai perkataan gue ditelfon tadi, Anya."

Mereka berjalan keatas menuju ke kamar Anya. Anya mendudukan pantatnya diatas kursi santai. "Hm, 'kan gue bilangnya, gue gak yakin mau dateng atau enggak."

"Ih, dan gue bilang, kalau lo pokoknya harus ikut!" jawab Rita tak mau kalah.

"Gue gak tau mau pakai baju apa dan kasih kado Carl apa, Rita..."

Rita menaikkan sebelah alisnya "Bukannya lo teman semasa kecilnya Carl, ya?"

Anya menghela napas "Ya. Tapi itu dulu dan bukan berarti gue tau semua tentang dia, tentang apa yang dia suka."

Rita manggut-manggut mendengarnya. "Itu masalah gampang, soal kado kita bisa beli di mall." Tangannya sibuk mengobrak-abrik lemari Anya, wajahnya tampak serius "Aha!" Rita menarik sebuah dress dari lemari Anya. Senyuman gadis itu mengembang.

Anya melempar tatapan apa-lo-serius? Kearah sahabatnya itu.

"Siapa yang bilang lo gak punya..." Rita melihat dress yang berada di tangannya. Senyumanya pudar begitu saja ketika melihat dress itu "....dress." dress itu seukuran anak SD dan berenda berwarna ungu.

"Atau kita memang harus beli kado dan dress di mall."

*

"Gue bener-bener ga pede, Ta." ujar Anya. Anya bergerak tak nyaman sambil berkaca di depan cermin kamarnya.

Rita memutar matanya malas, sudah bekali-kali ia mendengar keluhan itu dari mulut Anya. "Hhh, berapa kali sih gue harus bilang, kalau lo cantik?"

Anya tersenyum kecil menatap sahabatnya "Beneran?"

"Oh? Jadi, lo meremehkan selera dan make up gue?"

Anya terkekeh kecil "No, gue hanya merasa aneh. It's just... gak seperti gue." Anya menunduk "Gue takut kalau Carl--"

"Cowok yang bilang lo aneh atau apalah, pasti buta, Nya. Lo cantik dari luar maupun dalem. Lo harus percaya sama gue, sama sahabat lo ini."

Ucapan Rita membuat Anya menarik sahabatnya kedalam pelukannya. "Lo sahabat terbaik, Ta."

Rita tersenyum, lalu mengambil tas selempangnya "Ya udah, yuk! Udah jam segini, nanti band nya Arga udah mulai,"

Anya mengerutkan keningnya "Em, kenapa?"

"Ya, gue mau liat dialah!" Rita membekap mulutnya dengan tangannya sendiri "Eh,"

The Reason is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang