Brother- Akashi Seijuro

8.3K 704 27
                                    

Takdir atau bukan, Akashi tidak peduli. Ia melihat kekasihnya, F/N, sedang berdua dengan laki-laki yang tidak ia kenal. Laki-laki itu memiliki postur tinggi, tegak, berambut gelap. Ia tidak ingat kalau F/N pernah menceritakan tentang laki-laki lain kecuali ayahnya, teman satu tim basketnya, juga beberapa teman sekelasnya yang ia kenal. Tidak pernah sekali pun ia mendengar F/N membicarakan orang ini.

Awalnya, ia khawatir dengan F/N yang pulang lebih dulu tanpa pamit padanya. Jarang sekali, bahkan seingatnya F/N hanya dua kali melakukan hal seperti ini. Pertama, karena ibunya sakit dan ia harus segera pulang, F/N terlalu panik sampai lupa mengabarinya. Kedua, saat F/N sendirilah yang sakit, ia tidak mengatakan pada siapapun kalau sedang sakit, beruntung Reo datang dan memberitahunya kalau sebelum ke gimnasium ia melihat F/N yang di jemput oleh ibunya karena sakit. F/N tidak ingin memberitahunya karena takut akan membebaninya, alasan yang sangat konyol menurut Akashi.

Sekarang, saat ia sudah membubarkan latihan tim hari ini, ia melihat F/N sedang berjalan dengan laki-laki lain di taman. Laki-laki yang tidak ia kenal dan F/N terlihat bahagia dengannya.

Akashi sama sekali tidak suka dengan perasaan ini.

Untuk sementara ini, biarlah mereka bersenang-senang dulu. Ia percaya dengan F/N, ia yakin F/N tidak akan berpaling darinya atau berkencan dengan laki-laki lain tanpa sepengetahuannya. Mungkin F/N hanya lupa mengatakan kalau hari ini ia bertemu dengan temannya.

Akashi menyuruh supirnya untuk parkir di dekat F/N dan laki-laki itu duduk. Dari kejauhan, Akashi bisa melihat dengan jelas kalau F/N tertawa saat mendengar laki-laki itu bercerita tentang sesuatu. Tawa yang selalu F/N perlihatkan hanya untuknya. Kalau hanya itu ia masih bisa sabar, tapi saat laki-laki itu merangkul bahu F/N dan F/N tidak menunjukkan tanda memberontak Akashi sudah sampai batasnya.

Tidak ada yang boleh menyentuh miliknya. Siapapun itu.

Ia keluar dari mobil dan berjalan ke arah mereka berdua dengan langkah tenang dan aura membunuh hebat yang membuat semua orang menyingkir saat ia lewat, bahkan burung pun lebih memilih terbang menjauh daripada harus berhadapan dengan dirinya.

"Selamat sore, F/N."

F/N berbalik dengan wajah terkejut. Akashi menyeringai tipis saat F/N menatapnya dengan tatapan tidak percaya, sementara laki-laki di sampingnya menatap mereka berdua bingung. Sebagai seorang kaisar, ia tidak akan memperlihatkan kemarahannya secara langsung, tapi ia tahu kalau F/N tahu ia marah.

"S-Sei, apa yang kau lakukan di sini?" tanya F/N setengah tergagap.

Seringai Akashi melebar. "Aku sudah mencarimu ke seluruh Rakuzan, tapi kau tidak ada. Saat aku menelpon rumahmu, ibumu bilang kalau kau tidak ada di rumah, jadi aku pergi untuk mencarimu dan menemukanmu di sini."

"F/N, siapa ini? Kau tidak pernah bercerita apapun tentang orang ini," ucap laki-laki itu masih memandangi F/N dan Akashi bergantian.

Akashi menatap tajam laki-laki yang masih belum melepaskan rangkulannya di bahu F/N. Berbeda dengan reaksi kebanyakan orang, laki-laki di sebelah F/N ini ikut memandangnya dengan pandangan yang sama tajamnya, bahkan rangkulannya semakin erat di bahu F/N, membuat Akashi menggeram rendah.

"Ano... maaf aku tidak pernah menceritakannya," gumam F/N pelan. "Sei, kenalkan ini kakakku dan kakak, kenalkan ini Akashi Seijuro kekasihku."

Akashi mengulurkan tangannya setelah pulih dari rasa kagetnya. Kakak? Jadi yang merangkul kekasihnya ini yang akan menjadi kakak iparnya nanti? Ia memang ingat kalau F/N memiliki satu kakak laki-laki, tapi ia tidak tahu kalau ini adalah kakaknya F/N. Bagus, ia cemburu dengan calon kakak iparnya sendiri.

"Akashi Seijuro, senang bertemu denganmu," ucap Akashi.

"Senang bertemu juga denganmu, Akashi. Kelihatannya kau menjaga F/N dengan baik. Aku sudah mendengar banyak tentangmu dari ibu dan F/N. Melihat F/N yang terlihat lebih bahagia sekarang, membuatku yakin kalau kau juga ikut andil dalam kebahagiaannya hari ini, kan?" tanya kakak F/N.

"Tentu saja aku menjaga F/N dengan baik. Aku tidak ingin ia merasakan apapun kecuali bahagia dan aman saat bersamaku, itu saja," balas Akashi dengan nada penuh ketegasan seperti biasanya.

Kakak F/N memperhatikan Akashi dari atas sampai bawah, mendengar nada bicaranya, juga saat Akashi mengulurkan tangannya ke arah F/N sampai F/N menyambutnya. Ia menampakkan senyum puas.

"Baiklah, F/N. Aku akan pulang duluan. Kau pergilah bersama Akashi, akan kukatakan pada ibu kalau kau pergi dengannya setelah bertemu denganku," kata kakak F/N, sebelum berjalan menjauhi mereka berdua.

Setelah kakak F/N menghilang dari pandangan mereka berdua, Akashi melihat F/N memandangnya dengan tatapan yang sangat ia ketahui. Pandangan menggoda setengah menyesal.

"Apa kau cemburu pada kakakku, Sei?" tanyanya.

Akashi mendengus pelan. "Kenapa aku harus cemburu, F/N? Kau adalah milikku, sampai kapanpun akan tetap menjadi milikku. Aku tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting. Karena aku selalu menang dan karena aku selalu menang berarti aku selalu benar. Dan aku benar kalau kau akan selamanya menjadi milikku."

F/N tertawa kecil mendengar ocehan Akashi. "Apapun kata Sang Kaisar."

"Sekarang, kenapa kau pulang lebih dulu tanpa memberitahuku, F/N?" tanya Akashi sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Mou... aku terlalu senang karena kakakku baru kembali dari Inggris karena ia bersekolah di sana. Saat ibuku menelpon untuk memberitahukan hal itu, aku langsung pergi sampai lupa memberitahumu dan Ibu, karena itu ibu tidak memberitahumu kalau aku sedang pergi bersama kakak. Maafkan aku ya?" pinta F/N. Ia menangkup kedua tangannya di depan wajah dan menatap Akashi dengan tatapan memelas.

Entah kenapa, Akashi selalu lemah dengan tatapan itu. tatapan yang entah F/N pelajari dari siapa dan tentu saja ia akan memaafkan kesalahan kecil kekasihnya ini.

"Boleh saja. Asal kau menemaniku saat makan malam nanti," balas Akashi.

"Tentu. Terima kasih Sei, aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu, permaisuriku."

N/A::
Gomen kalau Akashinya agak OOC disini...

Kuroko no Basuke DrabblesWhere stories live. Discover now