Clumsy- Kuroko Tetsuya

3.8K 325 14
                                    

Kuroko adalah seorang pemerhati yang baik. Ia bisa tahu kapan mood pelatihnya baik sehingga ia bisa bermain basket sendirian di sela latihan dan kapan ia harus menghindar jauh-jauh dari suatu keadaan. Ia tahu kapan harus bertindak dan kapan harus tetap diam. Singkat kata, Kuroko selalu bisa mengetahui kebiasaan dan cara berpikir orang-orang disekitarnya, termasuk juga kekasihnya F/N.

Entah bagaimana, Kuroko selalu jatuh cinta pada gadis yang sangat ceroboh seperti F/N. Karena kebiasaan F/N yang selalu bisa menyakiti dirinya sendiri, Kuroko membawa plester kemana pun ia pergi untuk jaga-jaga. Setiap hari Kuroko selalu bisa menemukan luka baru di anggota badan F/N dan anehnya hal itu tidak membuat gadis kesayangannya terlihat buruk. Contohnya saja seperti pagi ini.

F/N berjalan dengan pincang saat masuk ke dalam kelas. Seperti yang sudah-sudah Kuroko menemukan luka baru di lutut F/N. Buru-buru ia membantu F/N ke bangkunya agar ia bisa lebih cepat bertanya pada F/N.

"Apa yang terjadi F/N-chan?" tanya Kuroko sambil memperhatikan luka di lutut F/N.

F/N menggaruk belakang kepalanya sambil nyengir kuda. "Ano... tadi pagi aku bangun kesiangan karena begadang menonton anime baru. Karena takut terlambat masuk kelas, aku berlari dengan panik dan saking paniknya, aku sampai tidak menyadari ada gundukan batu di jalan yang kulewati. Selebihnya kau sudah tahu, hehe."

Kuroko menghela nafas rendah mendengar cerita F/N. Cerita itu memang terdengar konyol dan seperti dibuat-buat, tapi Kuroko tahu lebih baik. Kekasihnya, F/N, memang bisa tidak melihat gundukan batu kecil dan tersandung karena tidak berhati-hati. Ditambah lagi F/N tidak diberkati dengan kemampuan untuk memperhatikan seperti dirimya, jadilah Kuroko selalj merasa khawatir saat F/N tidak berada dalam jarak pandangnya.

"Lukanya tidak terlalu dalam, tapi kita harus membersihkan lukanya agar tidak infeksi lalu memberi antiseptik pada luka F/N-chan," ucap Kuroko. Ia berjongkok di depan F/N dan mengisyaratkan F/N untuk naik ke punggungnya tanpa suara.

"Apa kau serius Tetsuya? Kita berdua sama-sama tahu kalau aku sangat berat dan staminamu tidak terlalu bagus di pagi hari," F/N berucap dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Kuroko. "Lebih baik tidak usah. Lukanya juga tidak terlalu dalam, kau sendiri yang bilang begitu, kan?"

Kuroko menatap F/N dengan serius sekaligus memberi tatapan tajam. "Cepat naik F/N-chan."

F/N menuruti keinginan Kuroko karena tidak punya pilihan lain. Ia tidak ingin membuat Kuroko lebih marah karena menolak kebaikan hatinya. F/N mengalungkan lengannya di leher Kuroko dan memejamkan matanya selama mereka berjalan di lorong. Ia takut kalau Kuroko akan diledeki.

"F/N-chan sama sekali tidak berat dan aku tidak mungkin membiarkan F/N-chan berjalan dengan kondisi kaki seperti itu. Lagipula aku tidak akan bisa menjadi kekasih yang baik kalau tidak bisa menjaga F/N-chan, kan?" gumam Kuroko rendah sampai tidak ada yang bisa mendengar perkataannya selain F/N.

Mendengar ucapan Kuroko yang menyentuh, F/N mengubur wajahnya yang memerah di leher Kuroko. Samar-samar ia mendengar Kuroko terkekeh di depannya.
***
F/N berlari mengejar Nigou yang membawa buku sketsanya. Ya, seperti yang bisa dilihat, kaki F/N sudah bisa berfungsi dengan sangat normal. Tadi pagi Kuroko memaksanya untuk tetap berada di ruang kesehatan selama jam pertama. Kuroko sendiri tetap menemani F/N setelah membersihkan dan memberi antiseptik pada lukanya. Lagi-lagi Kuroko berpesan agar F/N lebih memperhatikan sekitarnya.

Sekarang ini, Kuroko sedang latihan bersama dengan anggota tim-nya yang lain. Awalnya, F/N menyibukkan diri dengan membuat sketsa gimnasium yang berisi seluruh anggota tim basket, tapi Nigou malah merebut buku sketsanya dan memaksanya berlari untuk mendapatkan bukunya kembali.

"Hati-hati F/N-chan! Jangan sampai jatuh lagi!" pesan Kuroko saat F/N mengekori Nigou yang sudah keluar dari gimnasium. Tidak dihiraukannya tatapan penuh arti sekaligus menggoda yang dilemparkan oleh anggota timnya.

F/N hanya melambaikan tangan sebagai respon dan kembali berfokus pada Nigou yang menggonggong seperti minta di kejar. "Kembalikan buku-ku, Nigou!!"

"Arf! Arf!"

Mereka berdua mengitari gedung gimnasium dan beberapa kali melambai ke arah pintu masuk gimnasium. Kuroko juga sempat membalas lambaian tangan F/N saat Riko-senpai tidak memperhatikan keberadaannya. Ia masih bisa bernafas lega karena sepertinya tidak ada luka baru lagi. Belum ada luka baru lebih tepatnya. Karena Kuroko yakin cepat atau lambat pasti akan ada luka baru lagi.

Tepat seperti perkiraannya tidak lama kemudian Nigou masuk ke dalam gimnasium dengan tatapan mata memelas yang sangat ia tahu lalu menyerahkan buku sketsa F/N di dekat kakinya. Nigou menggonggong sekali lalu keluar seperti memberitahu Kuroko kalau baru saja terjadi sesuatu. Tanpa pikir panjang, Kuroko langsung berlari keluar gimnasium dan mengikuti Nigou.

Benar saja, Nigou menuntunnya kepada F/N. Saat Kuroko datang F/N memperlihatkan cengirannya dan menggaruk belakang kepala yang Kuroko yakin sama sekali tidak gatal. Kuroko menghela nafas lalu memperhatikan seluruh tubuh F/N dengan seksama.

F/N terduduk di atas tanah dengan siku yang tergores dan sudut dahi yang berdarah dan agak membiru. Bisa ditebak kalau F/N tersungkur dan dahinya sempat beradu dengan tanah karena terlalu bersemangat mengejar Nigou.

"Apa yang baru saja kukatakan padamu, F/N-chan?" tanya Kuroko sambil mendekat. Ia mengangkat bagian bawah bajunya untuk menghapus darah di dahi F/N.

"Kau berkata padaku untuk berhati-hati?" jawab F/N yang lebih mirip dengan pertanyaan. Ketahuan kalau F/N sama sekali tidak mendengarkan apa yang Kuroko ucapkan beberapa waktu lalu.

"F/N-chan... aku hanya memintamu untuk lebih berhati-hati. Hari ini yang terluka hanya lutut dan dahimu. Bagaimana kalau selanjutnya kau tidak memperhatikan jalan dan terlalu fokus pada sesuatu lalu ada mobil yang menabrakmu? Bagaimana karena kau tidak hati-hati kau bisa kehilangan nyawamu?" Kuroko menangkupkan wajah F/N di tangannya. Memaksa gadis itu agar menatap matanya.

Raut wajah sedih terlihat jelas di wajah F/N karena mendengar ucapan Kuroko. "Maafkan aku, Tetsuya. Aku berjanji akan lebih berhati-hati, tapi aku tidak yakin kalau sifatku ini akan mudah berubah."

Kuroko mengeluarkan plester dari dalam saku celananya lalu menempelkannya di dahi F/N. "Setidaknya coba untuk lebih berhati-hati. Aku merasa khawatir kalau terjadi sesuatu pada F/N-chan dan aku tidak ada disana untuk membantumu."

"Aku akan baik-baik saja, Tetsuya. Selama kau menjagaku, aku yakin tidak akan ada yang terjadi padaku," ucap F/N menenangkan, tapi sepertinya ucapan itu masih belum bisa menenangkan Kuroko.

"Aku takut kehilangan F/N-chan kalau ia masih sangat ceroboh. Aku tidak siap kalau ada sesuatu yang serius terjadi pada F/N-chan," gumam Kuroko.

Kuroko mencium plester yang menempel di dahi F/N lama, seperti mencoba menyembuhkan luka itu dengan ciumannya. F/N memejamkan matanya, meresapi kasih sayang diberikan oleh Kuroko. Ia membuka matanya hanya untuk melihat mata biru besar yang sangat ia sukai berada beberapa senti dari matanya.

"Berjanji padaku kalau F/N-chan akan berhati-hati," ucap Kuroko.

F/N mengadukan dahi mereka, menikmati sapuan lembut dan hangatnya nafas Kuroko pada wajahnya. Hidung mereka bersentuhan dan nafas mereka menjadi satu.

"Aku berjanji."

Dan yang sudah mereka tunggu hampir saja terjadi kalau Nigou tidak menggonggong. Sepertinya anjing yang sangat mirip dengan majikannya itu tidak senang menonton kejadian romantis di depannya.

"Arf! Arf!"

Ngaku, siapa yang masih suka ceroboh??

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang