Tired- Akashi Seijuro

7K 531 10
                                    

Aku membereskan kertas-kertas yang berserakan diatas meja setelah rapat. Helaan nafas keluar dari celah bibirku saat menyadari aku masih harus menyusun laporan untuk Seijuro, ketua OSIS di Rakuzan. Sudah menjadi rahasia umum kalau Seijuro menginginkan semuanya sempurna karena ia membenci kesalahan dan aku sebagai sekretarisnya harus menyelesaikan semua laporan dalam waktu yang fantastis.

Pernah suatu kali ia memarahiku karena pekerjaanku dinilai tidak efektif karena terlambat mengumpulkan hasil laporan kerja untuk peraturan yang baru ia buat dan aku tidak ingin mengulangi pengalaman itu lagi. Seijuro dan amarah bukan kombinasi yang sangat baik.

Kepalaku mendongak saat ada seseorang yang berdiri di dekat meja yang sedang kutempati. Seperti dugaanku, Seijuro pasti akan mendatangiku dan meminta hasil rapat festival sekolah tadi dan ia tidak akan menerima jawaban apapun untuk dijadikan alasan.

"F/N, bagaimana dengan hasil rapat tadi? Kau sudah mencatat semuanya?" tanya Seijuro.

Aku menjulurkan buku catatan rapatku. "Belum kurapikan, tapi hampir semua yang didiskusikan sebelumnya sudah kutulis. Kalau kau menginginkan salinannya akan kuberikan besok."

"Tidak perlu," Seijuro menggeleng. "Sekarang aku ada latihan basket. Bisa kuserahkan semua yang ada disini padamu?"

"Tentu saja. Kurasa kau memilihku untuk menjadi sekretarismu bukan tanpa alasan, kan?" balasku sambil memamerkan senyum. "Latihan yang fokus agar kau bisa menjadi pemenang di kejuaraan selanjutnya."

Seijuro terkekeh lalu menangkup wajahku di tangannya. Aku merasa hangat saat Seijuro memperlihatkan senyumnya padaku walaupun ruangan OSIS memiliki pendingin ruangan. Percaya atau tidak Seijuro memiliki senyum yang memesona, kalau saja ia sering memamerkan senyumnya itu ke publik, kurasa penggemarnya akan jauh lebih banyak daripada artis yang sedang menjadi bahan pembicaraan.

"Tentu saja aku harus menang. Aku tidak mungkin kalah saat dewi kemenanganku bersorak untukku, kan?" sahut Seijuro. Ia memajukan wajahnya untuk mencium dahiku. "Jangan terlalu lelah, permaisuriku."

Aku tidak bisa menahan senyumku saat Seijuro sudah menghilang di balik pintu. Ya, Akashi Seijuro adalah kekasihku, lebih tepatnya ia menyuruhku untuk menjadi kekasihnya. Walaupun begitu aku merasa bahagia saat ia membalas perasaanku. Mungkin sedikit yang tahu kalau Seijuro selalu bisa memperlihatkan rasa kasih sayangnya dengan cara yang sangat romantis. Buktinya saja ia memanggilku dengan sebutan 'permaisuri'nya.

Aku menggelengkan kepala cepat, mencoba untuk menghilangkan bayangan Seijuro dari kepalaku. Masih ada festival sekolah yang harus kukhawatirkan. Hm... aku harus memilih usul acara dan stan yang sudah ada serta anggaran yang harus dikeluarkan. Belum lagi membuat proposal untuk disetujui oleh kepala sekolah. Siapa yang tahu kalau pekerjaan sekretaris sangat berat?
***
"F/N-chan, bagaimana dengan stan kami?" tanya salah satu teman seangkatanku.

Aku menilai stan mereka, seperti biasa stan mereka menjual takoyaki. Tidak ada peraturan yang dilanggar dari stan mereka, karena itu aku mengangguk. Seijuro menyerahkan urusan peraturan untuk setiap stan padaku, ia bilang kalau semua stan harus menyamai standarnya maka tidak akan ada stan yang lolos.

Tidak hanya itu, sekarang aku harus ke lapangan sekolah untuk melihat keadaan para siswa yang mendapat tugas untuk menghias panggung utama. Seijuro baru saja memberi kabar kalau ia akan ada diskusi dengan kepala sekolah tentang festival dan kepengurusan OSIS, ia menilai ada beberapa pengurus yang tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Entahlah, aku tidak terlalu mengerti.

"Jangan terlalu lelah, permaisuriku," itulah isi pesan yang Seijuro kirimkan lagi padaku. Wajahku langsung menghangat hanya dengan membayangkan Seuijuro sendirilah yang mengucapkan itu.

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang