Bestfriend- Kise Ryouta

6.8K 569 22
                                    

"F/N-cchi!! Aku merindukanmu!!" teriak Kise dari depan gerbang.

F/N yang sedang berjalan di lorong langsung berbalik saat mendengar namanya di panggil oleh suara yang tidak asing di telinganya. Detik selanjutnya, Kise sudah memeluk F/N dan mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu berputar. Hal itu sudah menjadi ritual kalau mereka bertemu.

"Kau tidak perlu berteriak Ryouta," ucap F/N. Ya, ia memang tidak terlalu nyaman kalau Kise bersikap terlalu manis padanya di depan banyak orang. Terlebih lagi, sebagian besar perempuan yang ada di sekolah ini adalah fans berat Kise. Ia tidak mau dijadikan korban ijime- bully.

"Tapi aku merindukanmu, F/N-cchi," sahut Kise. "Saat liburan kita sama sekali tidak bertemu karena aku sibuk dengan pekerjaanku sebagai model. Memangnya F/N-cchi tidak merindukanku sama sekali?"

"Tidak," kata F/N cepat.

"Waaah!! Hidoi-ssu. F/N-cchi jahat sekali sih. Padahal yang kupikirkan selama liburan hanya F/N-cchi saja, tapi F/N-cchi malah berkata sama sekali tidak merindukanku," Kise mencengkeram seragamnya di bagian dada dan memasang wajah terluka.

Bohong kalau F/N berkata ia sama sekali tidak merindukan Kise. Tentu saja ia merindukan sahabat pirangnya yang sangat hiperaktif itu, tapi ia tidak bisa mengatakannya atau seluruh perasaannya akan tumpah. Ya, status mereka hanyalah seorang sahabat. Tidak ada hubungan yang lebih dari itu, walaupun F/N selalu berharap setiap kali Kise berlaku manis padanya, perlakuan itu hanya untuk dirinya.

"Aku tahu kalau kau adalah seorang model, tapi kau tidak perlu menjadi seorang aktor juga, kan?" kata F/N sambil berjalan di lorong sambil melihat Kise yang sesekali melambai ke arah penggemarnya yang selalu meneriaki namanya. "Aku merasa kasihan pada penggemarmu, kalau mereka tahu bagaimana kau yang sebenarnya."

Kise memiringkan kepalanya, menatap F/N dengan tatapan penuh dengan tanda tanya. "Memang bagaimana sifatku yang sebenarnya?"

"Penakut, cengeng, lemah dan memiliki perasaan aneh pada Kuroko," jawab F/N. Tapi kau juga berani, manis, romantis dan sangat peduli dengan orang yang kau sayangi, tambah F/N dalam hati.

"F/N-cchi... kau jahat sekali sih padaku! Aku kan tidak pernah melakukan apapun yang menyakiti hatimu," Kise melipat tangannya di depan dada dan membuang mukanya ke arah lain. Jelas sekali kalau sahabat pirangnya itu sedang berpura-pura marah padanya.

"Siapa bilang? Kau sering sekali menyakiti hatiku," gumam F/N pelan. Sebagian dirinya berharap kalau Kise mendengar gumamannya, sebagian dirinya yang lain berharap kalau sahabatnya tidak mendengarnya karena sibuk berpura-pura marah padanya. Sayang, gumamannya masih terdengar dan sebagian dirinya merasa sangat bersalah.

"Eh? Benarkah aku sering menyakitimu? Kapan? Katakan padaku, kapan aku menyakitimu, F/N-cchi?" Kise berubah serius begitu mendengar gumaman F/N. Ia bahkan berhenti untuk menatap mata F/N lebih baik dan mencari kejujuran di sana.

"Aku hanya bercanda, Ryouta. Kau tidak perlu memikirkannya sampai seperti itu," ucap F/N sambil mengeluarkan cengiran khasnya. Kali ini ia benar-benar berharap kalau Kise mempercayainya, tapi Kise tahu lebih baik. Ada sirat sedih di mata yang sangat ia sukai itu, mata F/N.
***
F/N menghela nafas pelan saat melihat Kise melambaikan tangannya ke arah kumpulan perempuan yang mengelu-elukan namanya. Ia juga melihat Kasamatsu-senpai menendang punggungnya dan membuat Kise tersungkur. Ia juga menyadari kalau Kasamatsu-senpai melirik ke arahnya diam-diam seakan bertanya apakah ia baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja, senpai," ucap F/N tanpa suara. Kasamatsu-senpai hanya mengangguk, tapi tidak terlihat mempercayai ucapan F/N sedikit pun.

Banyak orang yang tidak tahu kalau Kasamatsu-senpai dan dirinya adalah sepupu jauh, termasuk Kise. F/N adalah satu-satunya gadis yang tidak membuatnya gugup selain ibunya. Kasamatsu-senpai sendiri juga tahu kalau ia menyukai Kise, tapi Kise terlalu bodoh untuk menyadari hal itu. Rasanya Kasamatsu ingin sekali menghajar Kise sampai si idola para perempuan itu sadar kalau sepupunya sedang patah hati karena ia tidak bisa melihat hal-hal yang sudah jelas di depan mata.

F/N kembali memikirkan ucapan Kise saat di lorong tadi pagi. Aku kan tidak melakukan apapun yang menyakiti hatimu. Tidak, Kise sering melakukannya tanpa sadar. Ia memperlakukan F/N dengan manis, tapi tetap bersikap baik- terlalu baik dengan penggemarnya. Ia sering berkata kalau ia menyayangi F/N, tapi juga mengatakan itu pada penggemarnya. F/N merasa dipermainkan dengan semua sikap Kise yang tidak jelas.

"Kau baik-baik saja, F/N?" tanya Kasamatsu-senpai.

F/N mendongak ke arah sepupu jauhnya lalu mengangguk samar. Sepertinya saat ini tim sedang beristirahat sampai Kasamatsu-senpai bisa datang dan menanyakan keadaannya.

"Jangan berbohong, F/N. Aku tahu dirimu lebih baik. Pasti ada hubungannya dengan Kise, kan?" tanya Kasamatsu-senpai lagi. Kali ini ia lebih memilih untuk duduk di samping F/N dan mengusap kepala sepupunya.

F/N kembali mengangguk. Ia masih tidak bisa berbicara banyak karena takut semua perasaannya tumpah. Ia tidak mau membuat Kasamatsu-senpai panik dengan tangisannya nanti.

"Kau ingin aku memukulnya sampai babak belur?"

Kali ini F/N tertawa mendengar usul dari sepupunya. "Tidak, tidak perlu sampai seperti itu. Kalau wajahnya babak belur, kau bisa mengalami masalah besar dari penggemarnya, Yukio-senpai."

"Kau tidak perlu menambahkan kata senpai saat memanggil namaku, tahu," ucap Kasamatsu-senpai.

F/N tidak membalas. Ia merebahkan kepalanya di bahu Kasamatsu-senpai dan ia sendiri tidak keberatan saat F/N bersikap seperti ini. Mereka sering seperti ini kalau keluarga besar mereka sedang mengadakan pertemuan. Mereka memang tidak keberatan, tapi ada satu pemain yang melihat mereka dan terlihat sangat tidak suka dengan pemandangan yang dilihatnya. Kise Ryouta.

Kesabarannya sudah sampai batas ketika Kasamatsu-senpai merangkul bahu F/N dan F/N hanya tersenyum ke arahnya. Kise bertindak berdasarkan instingnya dan menarik tangan F/N, lalu meninggalkan gimnasium.

"Ryouta, apa yang kau lakukan? Tanganku sakit, tahu! Hey, Ryouta!" gerutu F/N.

Kise baru melepaskan pegangannya saat mereka berada di lorong sekolah. Ia menatap F/N dengan tatapan yang sulit diartikan. Tatapan marah, kecewa, sedih dan penuh kasih sayang tersirat di dalam mata cokelatnya.

"F/N-cchi... ap-apa kau menyukai Kasamatsu-senpai?" tanya Kise lirih.

"Apa!?"

"Apa kau menyukai Kasamatsu-senpai? Apa kau lebih nyaman bersama dengan Kasamatsu-senpai daripada denganku? Apa yang dimilikinya tapi tidak dimiliki olehku, F/N-cchi?" tanya Kise sekali lagi.

F/N masih terdiam. Otaknya sibuk mencerna pertanyaan yang dilemparkan bertubi-tubi padanya. Ketika mengerti arti dari pertanyaan sahabatnya, F/N menampar wajah Kise.

"Bagaimana bisa kau menanyakan hal seperti itu padaku? Aku tidak menyukai Yukio-senpai lebih dari seorang kakak. Tentu saja aku lebih nyaman bersama Yukio-senpai karena kau terlalu sibuk memperhatikan para penggemarmu itu. Ia bisa melihat perasaanku untukmu dengan jelas, itulah yang dimiliki olehnya, tapi tidak kau miliki."

Kise tidak bisa berbicara. Selain karena tamparan F/N yang masih terasa di pipinya, ia juga masih syok mendengar jawaban F/N.

"Aku menyukaimu, Ryouta. Tapi sepertinya kau sama sekali tidak menyadari hal itu dengan jelas. Kau selalu membuatku bingung dengan tingkahmu yang tidak jelas. Kau selalu membuatku berharap kalau kita bisa berhubungan lebih dari sekedar sahabat. Kenapa kau tidak mengatakan perasaanmu padaku sekarang juga, agar aku bisa berhenti mengharapkanmu!" teriak F/N.

F/N terbelalak ketika menyadari dirinya sudah berada di pelukan Kise. Sepertinya Kise sudah pulih dari rasa syoknya. Ia mencium bahu F/N, lalu menenggelamkan kepalanya di rambut F/N. F/N sendiri bisa merasakan kalau Kise tersenyum di kepalanya.

"Jangan berhenti mengharapkanku, F/N-cchi. Aku selalu meny-ah tidak, lebih tepatnya aku mencintaimu. Maafkan aku karena tidak mengucapkannya lebih dulu. Maafkan aku F/N-cchi. Aku mencintaimu," gumam Kise.

"Bodoh.. dasar bodoh," F/N menggumam dan memukul punggung Kise berkali-kali.

"Maafkan aku, F/N-cchi. Aku tidak akan pernah menyakitimu lagi."

Maaf ya kalau request ini gak sesuai sma yang kmu pngenin..

Kuroko no Basuke DrabblesWhere stories live. Discover now