Chapter 1 :: Mahasiswa Baru

18.2K 1.5K 94
                                    

Belum genap satu bulan sejak Jennie menyandang status barunya sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri, Jennie sudah disibukan dengan berbagai macam tugas yang diberikan dosennya. Dari mulai membuat artikel, essay, meresume sampai membuat power point dan sekarang tugasnya akan bertambah karena mulai senin nanti tiga mata kuliah jurusannya sudah mulai praktikum.

Perut Jennie mendadak mulas saat komting di kelasnya membacakan jadwal praktikum. Menurut cerita kating-kating di kampusnya, jurusan yang ditempuhnya sekarang merupakan salah satu jurusan tersibuk dan jurusan yang memiliki tugas terbanyak sefakultas.

Apalagi semua laporan praktikum harus ditulis tangan dan laporannya lebih dari 10 halaman kertas folio. Tak bisa dibayangkan akan seperti apa jari-jari tangannya nanti.

"Jen!" Seseorang menepuk bahu Jennie dari belakang saat ia masih sibuk dengan berbagai macam spekulasi Tentang tugas-tugas yang akan didapatkannya kelak.

"Lo dapet jadwal praktikum hari apa aja?" tanya orang itu sambil memposisikan dirinya duduk di samping Jennie.

"Senin, Rabu, Kamis," jawab Jennie seraya membaca jadwal praktikum yang sudah dicatatnya.

"Rabu lo dapet praktikum apa?"

"Geologi!"

"Asik sama kaya gue." Jennie memandang lawan bicaranya datar. Dia adalah Bintang, teman SMA Jennie dulu yang entah disengaja atau tidak, bisa masuk di kampus dan di jurusan yang sama dengannya.

"Aku mengandalkanmu baby!" Bintang berujar sambil mencolek dagu Jennie. Setelah itu dia berlalu keluar kelas. Meninggalkan Jennie yang sedang mengumpat sambil mengelap jejak tangan Bintang di dagunya.

"Ah sial, kenapa gue harus sekelas sama tu bocah!" Jennie mengacak-acak rambutnya kesal.
Sejak dulu Jennie sudah menjadi kunci jawaban berjalannya Bintang, dan sekarang pun tampaknya akan tetap berlanjut. Satu kelas dengan Bintang merupakan musibah terbesar bagi Jennie.

"Jen ke kantin yuk!" Jennie masih misuh-misuh saat Momo menghampirinya dan menarik tangannya agar berdiri.

"Lo mau ngajak gue ke kantin apa maksa gue ke kantin?" Momo hanya nyengir begitu melihat kekesalan di wajah temannya.

"Ngajak setangah maksa Jen." Momo tetap menyeret Jennie, meski ia tahu kalau Jennie sebenarnya enggan beranjak dari tempat duduknya. "Cuci mata bentarlah Jen, mumet gue diem di kelas mulu dari pagi."

"Abis ini kita masih ada matkul!" Jennie mencoba mengingatkan Momo, tapi gadis itu malah acuh tak acuh.

"Alah Pak Sapto mah gampang, bilang aja abis dari toilet," ucap Momo enteng. Jennie menggelengkan kepala, namun tetap mengikuti kemauan teman barunya itu.

Sesampainya di sana mereka berdua langsung dihadapkan dengan suasana kantin yang sangat ramai. Nyaris tak tersisa meja kosong satu pun. Kapasitas bangunan tingkat dua ini tampaknya tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang ada.

"Gila Mo, penuh banget!" keluh Jennie, berharap kalau Momo akan mengajaknya balik ke kelas, namun sayang harapannya tidak terkabul begitu mendengar jawaban dari Momo.

"Ke kantin fakultas sebelah aja yuk!" Momo baru akan menyeret Jennie kembali saat matanya tak sengaja beradu pandang dengan Roshid, salah satu teman sekelasnya juga.

"Mo, Jen, sini gabung!" teriak lelaki bermata sipit itu.

"Noh Mo, gabung sama mereka aja. Males gue kalau ke kantin sebelah!" Jennie menunjuk Hoshi dengan dagunya.

"Males ah, ada duo cabe!" Yang dimaksud Momo duo cabe adalah Sania dan Erin yang kebetulan saat itu memang sedang makan di meja yang sama dengan Hoshi dan teman-temannya.

Yestoday [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang