Chapter 49 :: Kembali

5.5K 855 151
                                    

Jennie tidak tahu apa yang membuat seorang Terry tiba-tiba mengomentari salah satu snapgramnya yang berisi foto Jennie dengan Daniel—cowok yang waktu itu dikenalkan Momo padanya—dan bertanya 'cowok lo?'

Kemudian Jennie membalasnya 'masih pdkt hehehe' lalu Terry tidak pernah membalasnya lagi. Jennie pikir mungkin saat itu Terry sedang iseng saja atau dia kehabisan bahan bacaan atau mungkin ia baru sadar kalau mengomentari snapgram orang hanya membuang waktunya secara percuma.

Namun beberapa hari berikutnya Terry tiba-tiba mengirimnya pesan berupa pamflet seminar tentang lingkungan yang diadakan kampus lain. Awalnya Jennie pikir Terry salah kirim karena cowok itu tidak mengatakan apapun lagi, tapi ternyata tidak.

Jennie :
Salah kirim kak?

Terry :
Temenin gue kesitu

Jennie :
Wah tumben ngajak aku
Gk sama kak Nayla?

Terry :
Dia udah ada acara

Jennie :
Ehmm bentar aku mikir dulu

Terry :
Gak usah kelamaan mikir
Gue tau lo gabut tiap hari

Jennie :
Aku gk segabut itu ya
tugasku banyak tau 😑

Terry :
Entar gue bantuin

Jennie :
SERIUSS????

Terry :
Ya

Jennie :
Okee hehehe

Kemudian sejak hari itu, hubungan yang dulu sempat merenggang kini mulai dekat kembali. Jennie sih senang-senang saja walau ia harus berusaha keras untuk menahan perasaanya dan tidak terlalu berharap pada Terry.

Namun soal hati memang tidak ada yang bisa mengontrolnya. Sekeras apapun Jennie berusaha tidak berharap, yang terjadi malah justru sebaliknya.

Ketika Daniel mengajaknya nonton atau Bintang yang mengajaknya hunter kuliner, ia tetap milih menemani Terry ikut seminar. Padahal Jennie bukan tipe orang yang suka ikut acara-acara seperti itu kalau bukan dosen yang menyuruhnya dengan embel-embel tugas.

Pun ketika Momo mengajaknya one day trip ke Solo, Jennie memilih diam di kosan dan mengerjakan tugas kuliahnya bersam Terry. Momo sampai mencibirnya habis-habisan.

"Katanya lo mau moveon?!" tanya Momo waktu itu.

"Susah Mo, belum ada cowok yang bisa bikin gue moveon dari dia."

"Kak Joshua?"

"Tak terjangkau. Gue terlalu banyak dosa untuk Kak Joshua yang suci."

"Nyadar diri juga lo ternyata."

"Sialan!"

"Terus sama Daniel gimana? Udah berapa bulan kalian pdkt njir nggak jadi-jadi."

Jennie menarik napas panjang. "Ya ini gue juga lagi berusaha, lagian Danielnya nggak nembak-nembak gue."

"Elonya kali yang gak pernah ngasih lampu hijau." Jennie terdiam. Perkataan Momo mungkin memang benar karena ketika Jennie berusaha untuk memulai hubungan dengan cowok lain ia selalu merasa ada yang salah dan tidak seharusnya dia melakukan itu. Apalagi sekarang Terry mendadak hadir kembali merusak semua rencana moveonnya.

"Kan bener kan gue?" Momo mendelikan matanya. "Mana yang dulu katanya mau moveon sebelum jatuh terlalu dalam. Halah omong doang ternyata."

Jennie merajuk. "Mo, jangan gitu dong."

"Iya iya serah lu dah Jen gue mah nunggu pj aja mau lo jadiannya sama siapapun."

Jennie nyengir lebar. Begitulah Momo seharusnya. Omong-omong soal pajak jadian, Jennie tidak bisa membayangkan kalau dirinya kelak benar-benar akan menjadi pacar seorang Terry. Kalau pun iya, Jennie patut berbangga diri karena bisa meluluhkan hati yang setebal es di kutub.

Yestoday [END]Where stories live. Discover now