Chapter 44 :: Mulai Merindu

5K 876 120
                                    

"Gila temen gue keren banget juara PIMNAS!" teriak Bintang di telepon saat ia mendengar kabar tentang kemenangan Jennie.

Sedangkan Jennie hanya tertawa. "Makasih Bin."

"Lo gak balik berati Jen?"

"Nggak hehe bentar lagi udah mau masuk lagian."

"Yah nggak bisa liburan bareng."

"Ciee ciee kangen gue ya lo?"

"KANGEN BANGEEETTT."

Lagi-lagi Jennie tertawa. "Tau sih gue orangnya emang ngangenin."

Bintang mencibir walau terpaksa harus ia akui bahwa perkataan Jennie benar adanya, tapi jelas Bintang tidak mau mengatakannya.

Obrolan mereka berlanjut sampai setangah jam kemudian ketika Bintang tiba-tiba disuruh ibunya untuk menjemput adiknya dan terpaksa harus menyudahi panggilan teleponnya bersama Jennie setelah berjanji akan menelepon lagi nanti malam yang tentu saja langsung ditolak mentah-mentah oleh Jennie.

Setelah itu Jennie cuma rebahan di kamar. Hari ini dia tidak punya agenda kegiatan selain mencuci baju yang sudah ia lakukan beberapa jam lalu. Momo juga masih di rumahnya dan Nayla tadi pagi pamit pulang kampung. Jennie berasa ditinggal sendirian jadinya.

Ujung-ujungnya Jennie buka instagram dan nonton video-video lucu yang bikin dia ketawa ngakak. Rasanya sudah lama juga dia tidak bersantai seperti ini. Karena semenjak ikut projek PKM hari-harinya selalu terasa tertekan, walau ada juga saat-saat menyenangkan.

Seperti saat diajak jalan-jalan sama Terry misalnya.

Omong-omong soal Terry, cowok itu belum ada kabar lagi setelah mengirimkan chat panjang lebar di grup berisi ungkapan terima kasih untuk Jennie dan Nayla, katanya ia tidak menyesal mengajak mereka berdua menjadi partnernya dan Jennie jelas saja langsung meledeknya. Mengingatkan Terry saat awal-awal tim mereka terbentuk dan Terry secara terang-terangan meremehkan Jennie.

Nayla ikut mengompori kala itu, tapi Terry hanya membalas : Iya gue salah, lo ternyata bisa diajak kerja sama juga walaupun ngerepotin.

Sifat tsundere sepertinya sudah mendarah daging pada diri Terry.. Padahal dia hanya perlu mengakui saja tidak usah pake acara ngatain segala, untung saja Jennie sudah sangat memahami bagaimana seorang Terry jadi dia cuma mengirim emoji muka datar sebagai balasan.

Tak lama kemudian ponselnya bergetar menampilkan sebaris chat dari Tender. Jennie sebenarnya tidak berniat memyimpan nomor cowok itu. Dia sendiri yang menyimpannya di ponsel Jennie. Kalau Momo tahu sudah dipastikan dia akan ngamuk.

Chat dari Tender berisi ajakan makan-makan, katanya dia dan anak-anak kosnya-termasuk Terry-lagi masak-masak buat ngerayain kemenangan Terry dan Dirga di Pimnas kemarin, dan karena Jennie sedang sangat luang, akhirnya dia mengiyakan ajakan Tender.

Jennie memesan ojek online lalu tak butuh waktu lama, ia sudah sampai di kos Tender dan Terry yang ternyata di sana juga sudah ada Ucha dan satu cewek asing yang sedang sibuk memotong mentimun.

Kalau diingat-ingat lagi, Jennie sepertinya pernah melihat cewek itu. Dia cewek yang pernah mengobrol dengan Bintang di dekat parkiran dulu-sekaligus cewek yang menyebabkan Bintang menyuruhnya pulang sendirian-Namanya siapa ya Jennie lupa.

Seakan bisa membaca pikiran Jennie, cewek itu tiba-tiba menoleh dan tersenyum cerah sambil mengulurkan tangan kanannya. "Gue Seje temennya Dirga sama Kak Ucha."

"Jennie." Jennie balas tersenyum sambil menyambut uluran tangannya.

"Pacarnya Kak Terry ya?" celetuk Seje membuat orang-orang di sana mendadak diam dan menoleh serempak ke arahnya. Sedangkan Jennie sudah membulatkan matanya kaget.

Yestoday [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang