Chapter 33 :: Isi Hati Yang Sebenarnya

5.5K 864 111
                                    

Begitu Jennie keluar kelas ia langsung disambut wajah Terry yang tampak sumringah tidak seperti biasanya. Jennie sampai dibuat merinding karena cowok itu menyapanya lebih dulu dengan senyum terukir jelas di wajahnya.

"Jen, liat ini!" Mereka menepi di pinggir koridor selagi Terry menunjukkan layar ponselnya.

Jennie mengerutkan kening seraya membaca pelan-pelan apa yang tertulis di sana. Begitu selesai ia langsung memekik kaget dan mentap Terry tak percaya dengan sebelah tangan yang menutupi mulutnya.

"Kita lolos?" Terry mengangguk. Senyumannya yang semakin lebar membuat Jennie tercenung beberapa detik. Untuk pertama kalinya ia melihat Terry tersenyum selebar itu. Benar-benar kejadian yang sangat langka.

"Aku nggak nyangka kita bakal lolos." Buru-buru Jennie mengalihkan pandangannya dari wajah Terry.

"Jangan seneng dulu, perjalanan kita baru dimulai." Ucapan Terry mengundang Jennie untuk mencibirnya. Padahal tadi jelas Terry yang kelihatan lebih senang.

"Kak Nayla udah tau?"

"Udah, tapi dia masih ada kelas."

"Oh!" Jennie cuma manggut-manggut.

"Ayo ikut gue!" Terry menarik tangan Jennie agar cewek itu mengikutinya. Ia berjalan cepat menuruni anak tangga.

"Kita mau kemana kak?"

"Gue teraktir lo sebagai hadiah."

"Hah?" Jennie mengerjap bingung. "Tumben Kak Terry baik banget?"

"Soalnya mulai besok lo bakal gue repotin, makanya gue baikin sekarang." Jennie auto manyun. Sudah bisa dibayangkan hari-hari berikutnya ia akan digentayangi Terry dan semua hal tentang PKM.

Terry membawa Jennie ke salah satu kedai es krim yang cukup terkenal. Jennie baru pertama kali ke sana dan takjub saat melihat bangunan tua bergaya Belanda yang menjadi tempat kedai es krim terebut. Ia bisa merasakan nuansa khas tempo dulu begitu masuk ke dalam sana.

Terry memesan dua Napolitaine Ice Cream untuk mereka lalu memilih tempat duduk dekat jendela.

"Aku baru tau kalau cowok kaya kak Terry juga suka es krim."

"Emang ada orang yang gak suka es krim?"

Jennie terkekeh mendengar jawaban Terry yang diluar ekspektasinya. "Serius deh hari ini kak Terry aneh banget, kaya bukan Kak Terry yang biasanya."

"Emang gue biasanya kaya gimana?" Terry malah mengerutkan dahinya bingung. Lantas Jennie memasang wajah datar sambil berujar dengan nada dingin seolah meniru sikap Terry yang biasanya.

"Kaya gitu!" seru Jennie kemudian dan Terry akhirnya sadar dengan perubahan sikapnya sendiri. Ia terlalu terbawa suasana dengan euforia lolos PKM sampai bertingkah diluar kebiasaannya. Walau pada kenyataannya ia hanya kembali seperti dulu sebelum ia memutuskan untuk menutup hatinya rapat-rapat.

"Perasaan lo doang, gue biasa aja tuh!"

"Nah, kan sekarang udah balik jutek lagi."

"Sori, gue bukan Joshua yang murah senyum."

"Kok jadi bawa-bawa kak Joshua?" Sedetik kemudian Jennie teringat dengan ucapannya tempo hari. Serta merta ia memasang cengiran lebar dan wajah bersalahnya. "Itu ... soal yang waktu itu, aku nggak maksud apa-apa kok Kak seriusan! Cuma tipe cowok yang aku suka emang kaya kak Joshua, tapi bukan berarti aku benci Kak Terry hehe."

"Gue gak nanya tipe cowok lo kaya gimana, lagian siapa juga yang peduli!"

Jennie berdecih sebelum menyuapkan sesendok es krim ke dalam mulutnya. Mereka terdiam cukup lama sampai Jennie kembali berujar, "Kak Terry tau tempat ini dari mana?"

Yestoday [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang