Chapter 43 :: Euforia

5.3K 875 112
                                    

Jennie melewati semester keduanya begitu saja. Rasanya baru kemarin ia menghabiskan waktu liburan semester pertama sekarang sudah mau masuk liburan selanjutnya, tapi kali ini Jennie memutuskan untuk tidak langsung pulang kampung karena akhir Agustus ia dan kelompok PKM-nya harus terbang ke Bali guna mengikuti PIMNAS.

Iya, timnya Terry lolos PIMNAS dan Jennie langsung menangis waktu Terry mengabari hal itu. Semua kerja kerasnya akhirnya terbayar sudah. Meski tidak ada jaminan mereka akan juara, tapi Jennie sudah bahagia bukan main. Sudah lolos PIMNAS saja merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuknya.

Bu Yuni selaku dosen pembimbing bahkan meneraktir mereka makan-makan sambil mendiskusikan soal keberangkatan mereka dan strategi lolos PIMNAS. Katanya minimal mereka harus memenangkan salah satu katagori.

Kemudian bersama dengan ribuan mahasiswa lainnya dari seluruh penjuru negeri, mereka dikumpulkan dalam satu tempat yang sama di sebuah universitas negeri ternama di pulau Dewata. Dengan harapan ketika pulang akan membawa kabar baik dan menjadi seorang juara.

Lalu malam itu, di bawah gelapnya langit yang berhiaskan bintang-bintang dan sorotan lampu dari arah panggung utama, semua orang tegang menunggu pengumuman PIMNAS setelah kemeriahan acara penutupan beberapa menit yang lalu.

Terry beserta teman-teman satu universitasnya menggerombol dalam satu titik di tengah-tengah lautan manusia. Peserta lain melakukan hal yang sama, berkumpul dengan kontingen universitas masing-masing.

Ketika sang pembawa acara mulai mengumumkan satu persatu pemenang PIMNAS dari berbagai bidang, sorak-sorai memekak telinga diikuti tepuk tangan meriah sebagai apresiasi bagi para pemenang.

"Selanjutnya untuk kelas PKM-M satu ...," Suara sang pembawa acara mengudara membuat ketegangan kembali menyelimuti. Bahkan seorang Terry pun kini merasakannya. Ia harap-harap cemas menatap panggung sedangkan Jennie tak begitu berharap banyak. Ia bisa sampai di titik ini saja sudah merasa senang.

Juara ketiga katagori presentasi terbaik dalam kelas PKM-M sudah diumumkan dan Terry langsung menghela napas karena bukan nama kelompoknya yang dipanggil. Kedua matanya lantas kembali fokus untuk menantikan kelanjutannya, Terry sudah berusaha semaksimal mungkin dan jika ia pulang tidak membawa apa-apa, tentu saja ia akan kecewa.

"Penghargaan setara perak kelas PKM-M satu dengan judul MPT (Mangrove planting training) sebagai upaya pelestarian hutan mangrove di Desa Mandrajaya. Kelompok Terry Leonardo Putra dan kawan-kawan." Terry, Jennie dan Nayla melongo beberapa saat sebelum saling pandang tak percaya. Saking kagetnya Jennie bahkan sampai menutup mulutnya yang menganga lebar sebelum Nayla memeluk dirinya dan Terry yang berdiri di samping kanan dan kirinya.

Jennie benar-benar tidak menyangka mereka akan berhasil menyabet juara dua di tengah-tengah persaingan ketat dan ide-ide luar biasa. Sungguh suatu pencapaian terbaik sepanjang sejarah hidup Jennie.

"Selamat kalian!" Salah satu teman satu universitasnya menepuk-nepuk bahu Terry dan mengacungkan kedua jempol sambil berdecak kagum.

"Geez, we got it," ujar Nayla sambil tersenyum lebar lalu menarik Jennie dan Terry untuk maju ke atas panggung.

Mereka kemudian berdiri dalam satu baris ke belakang seperti yang lain. Terry selaku ketua berdiri paling depan dan tidak bisa menyembunyikan raut bahagia di wajahnya. Ia berbalik ke belakang mendapati Jennie dan Nayla yang langsung menatapnya.

"Second place isn't bad. Tahun depan kita bisa nyoba lagi dengan persiapan yang lebih matang."

Kedua mata Jennie mulai berkaca-kaca. "Kak, Plis segini aja udah waw banget buat aku."

Terry terkekeh begitu pun Nayla yang kini sudah memeluk Jennie dari arah belakang. Semua stres yang mereka alami beberapa bulan terakhir ini akhirnya membuahkan hasil yang setimpal meski masih ada yang kurang karena mereka gagal mendapat medali emas.

Yestoday [END]Where stories live. Discover now