Chapter 7 :: Kebetulan

7.3K 1K 47
                                    

(Geografi Hits)


Erin : Liat dasar teori laprak karto no 5 dong gais

Roshid : pap dapus laprak geomor teman

Momo : hah apa itu laprak? Sejenis makanan kah?

Jaelani : ini hari sabtu brader liburan dulu lah. Laprak mulu dipikirin

Bintang : betul sekali pak Jaelani mari kita santai

Sherly : deadline senin woy

Jaelani : hari minggu masih ada 24 jam lebih. Cukup buat ngerjain 1 laprak

Momo : pejuang deadline 😎

Bintang : Jennie sider nih pasti lapraknya udah beres

Momo : laprak karto udah beres dia yg geologi tinggal analisis sama kesimpulan trs yg geomor dasteo udah semua

Roshid : mantul lah Jennie

Jennie buru-buru mematikan koneksi wifinya sebelum direcoki teman-temannya. Bukannya pelit atau gimana, tapi ya kali serombel nyontek ke dia semua kan gak lucu. Masa nanti laporan praktikumnya isinya sama semua.

Lagian ini si Momo minta disleding apa gimana main bongkar-bongkar aja. Dasar ember!

Omong-omong soal Momo, tumben sekali jam segini dia sudah bangun. Biasanya kalau hari libur paling pagi Momo baru akan bangun sekitar jam sepuluh. Kadang malah dia tidur seharian dengan alasan karena begadang semalaman.

Jennie mengembuskan napas dalam-dalam lalu melemparkan ponselnya begitu saja ke atas tempat tidur. Jam baru menunjukan angka setangah delapan. Masih terlalu pagi untuk memulai aktifitasnya di hari libur begini.

Inginnya sih Jennie tidur seharian mengingat beberapa hari terakhir ini dia begadang terus demi menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya yang seakan tak pernah ada habisnya, tapi cuciannya sudah menumpuk, laporan praktikumnya juga belum kelar semua ditambah ia harus belanja keperluan kosnya karena ia kehabisan sabun mandi dan facial wash.

"Gini amat ya jadi anak kos," keluh Jennie. Dulu saat masih tinggal bersama orang tua, mana pernah ia kepikiran untuk membeli sabun mandi atau hal lainnya karena semua sudah tersedia. Ia tinggal memakainya saja—kecuali untuk peralatan makeup.

"Masak nasi dulu aja kali ya?" Dengan malas Jennie beranjak dari tempat tidurnya. Mencuci beras lalu memasak nasi menggunakan rice cooker.

Setelah itu ia memilah semua baju-baju kotornya. Merendam pakaian yang akan ia cuci sendiri dan memasukan ke dalam tas jinjing pakaian yang akan dilaundry.

Jennie terlalu malas untuk mencuci pakaian seperti jins atau yang berat-berat. Susah nyucinya dan ia malas menjemurnya. Paling tidak ia sudah menyisihkan uang untuk bayar laundry setiap seminggu sekali.

"Mandi sekarang nggak ya?" Jennie berdiam diri di depan kamar mandi cukup lama sebelum ia memutuskan untuk pergi ke laundry dulu sekalian mampir ke minimarket.

"Sekalian beli makan ah biar nanti gak usah keluar lagi." Jennie mengganti pakaian tidurnya dengan kaos biasa dan celana training. Memoles wajahnya dengan sedikit bedak dan menyemprotkan parfum ke bajunya setelah itu baru beranjak keluar dari kamar.

Kata Momo kalaupun kita belum mandi seenggaknya dandan itu wajib biar gak keliatan kucel dan menyamarkan fakta belum mandinya. Kalau dulu mungkin Jennie tidak akan begitu peduli, tapi sejak kuliah ia mulai mengikuti prinsip Momo.

"Eh Jennie, mau kemana?" Saat Jennie sampai di depan gerbang kos ia berpapasan dengan Nayla yang baru turun dari motor Terry. Dilihat dari penampilannya sepertinya mereka baru selesai olahraga. Mungkin habis jogging di lapang atletik atau senam pagi di dekat gedung dekanat.

Yestoday [END]Where stories live. Discover now