Chapter 46 :: Jarak

5K 814 138
                                    

Terry mengerutkan dahi begitu Jennie memalingkan wajah setelah pandangan mereka bertemu selama beberapa detik. Selanjutnya cewek itu sibuk mengobrol dengan temannya hingga seorang lelaki datang dan duduk di sampingnya.

Diam-diam Terry memperhatikan itu semua termasuk saat cowok itu menangkup kepala Jennie dan memutarnya agar mereka berhadapan. Dari tempatnya duduk, Terry tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, yang Terry tahu cowok itu teman dekat Jennie. Namanya Bintang, dia salah satu anak didiknya saat praktikum dulu.

"Gue sih oke oke aja, lo gimana Ter?" Suara Johnny tidak sampai pada telinga Terry saking asiknya cowok itu memperhatikan Jennie di kejauhan sana. Sontak hal itu membuat kedua temannya saling lirik penuh arti.

Dengan iseng Johnny berdiri dan langsung menghadang pandangan Terry dengan wajahnya membuat Terry hampir saja kejengkang saking kagetnya begitu mendapati wajah Johnny yang tiba-tiba ada di depannya dengan jarak hanya beberapa senti meter saja.

"Fokus amat Pak liatin anak orang." Johnny tergelak, pun dengan Yudha yang ikut tertawa karenanya.

"Ngapain sih lo?" semprot Terry dengan wajah garangnya, tapi sayang tidak mempan untuk Johnny.

"Naksir tuh dikejar bukan dicuekin, keduluan orang aja baru tau rasa." Johnny kembali duduk di bangkunya.

"Siapa naksir siapa?"

"Yudha naksir Jennie." Yudha ketawa lagi sementara Johnny mendelik ke arah Terry dengan raut jahil.

"Gue gak naksir dia."

"Loh, kan gue bilangnya Yudha. Ngapain lo yang sewot?" Tawa Johnny semakin meledak melihat raut kesal Terry.

Walau Terry mungkin dicap sebagai manusia paling judes dan galak di angkatan mereka, tapi bagi Johnny dan Yudha yang sudah mengenalnya dengan baik terkadang wajah garang Terry itu tidak ada apa-apanya. Mereka malah akan semakin menggodanya.

Memang definisi teman sekali.

"Dipikir-pikir, lo kok sekarang kaya agak menjauh gitu sama Jennie?" celetuk Yudha kembali membuka topik pembicaraan.

"Iya juga ya. Padahal lo sama Nayla gak jadian-jadian." Johnny menimpali.

"Apa hubungannya sama Nayla?"

"Kan kalian deket banget kalau kata Tender sih teman tapi mesra."

"Mesra pala lo! Gue sama Nayla gak ada apa-apa."

"Itu kan menurut lo!"Terry terdiam membuat Johnny langsung membuka mulutnya kembali.

"Gue kira lo gak jadian sama Nayla karena lo naksirnya sama Jennie."

"Kok Jennie?"

"Emang selain Nayla sama Jennie, ada lagi cewek yang deket sama lo?" Terry terdiam lagi kehilanga kata-kata untuk membalas argumentasi temannya.

"Normal kan lo Ter?" Yudha bergidik ngeri sembari menatap horor ke arah Terry.

"Nayla yang cantiknya minta ampun aja diskip, padahal kayanya Nayla ada rasa sama lo. Sekarang Jennie juga lo skip?"

"Ck, gak bersyukur amat emang ni temen lu Yud." Johnny dan Yudha sibuk mengomentari hidup Terry.

Jadi, seperti inilah rasanya membicarakan orang lain di depannya langsung, bukan ngomong diam-diam di belakang.

Terry sendiri sudah tenggelam dalam pikirannya. Bukannya ia tidak tahu ataupun tidak paham dengan semua perkataan kedua temannya. Terry hanya belum siap untuk mengakui, belum siap untuk menetapkan rasa pada seseorang walau sudah jelas membuatnya nyaman.

Yestoday [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang