Part 20

29.7K 1.1K 14
                                    

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, saya mohon maaf jika ada kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja saya perbuat. Oke, langsung saja. Selamat membaca dan jangan lupa vote dan komentarnya..

Ramiro POV

Aku terbangun karena suara deringan handphone yang berada tepat disebelahku. Dengan geram ku ambil handphone itu dan mematikan alarmnya. Sesaat kusadari jika ini bukan handphoneku, handphoneku berwarna hitam dan handphone ini berwarna putih. Ini handphone Nata. Ku tolehkan kepalaku pada sisi tempat tidur yang seharusnya diisi oleh Nata. Namun tempat itu masih rapi, bahkan seperti tak tersentuh sama sekali. Kemana dia.

Ku langkahkan kakiku menuruni tangga dan mengecek seluruh ruangan pada rumah mungil ini. Tak satupun ruangan berisi oleh seseorang yang sedang kucari itu. Mobil dan sepeda yang kami gunakan kemarin juga masih tetap berada pada tempatnya. Tak mungkin dia berjalan keluar sendirian pada pukul 3 pagi seperti ini.

Saat aku tengah mengecek ke luar, handphone Nata kembali bergetar. Sebuah alarm peringatan yang terdapat memo panjang didalamnya. Ku buka memo itu dan membacanya dengan seksama.

Buka rekaman suara dengan judul 001, kau bisa menyimpulkannya dari rekaman itu. Masuklah ke ruang kerja Papa dan nyalakan komputernya. Kau akan tau setelah menyalakannya. Jangan menyusulku sebelum ada kabar dariku. Cukup tunggu kabar dariku. Jika kedua alat pelacak yang kubawa bergerak, maka segeralah ikuti alat pelacak itu.

Apa-apaan ini, dia sedang mengajakku bermain teka-teki silang? Aku berjalan masuk kedalam ruang kerja Papa sesuai dengan perintahnya. Ku nyalakan satu-satunya komputer yang berada di ruangan itu. Saat menyala, terdapat suatu aplikasi pelacak yang sedang menampilkan dua titik bergerak. Aku tau maksud alat ini tapi tak tau dengan maksud Nata menyuruhku melihat semua ini. Apa dia sedang menyuruhku mengejarnya dengan melihat pelacak ini.

Ku lanjutkan misiku membuka rekaman pada handphonenya. Kudengarkan dengan jeli rekaman berjudul 001 itu. Segera setelah mendengarnya aku berlari kekamar kami dan menyambar handphoneku. Sialan. Sialan. Mereka menculik Nata.

"Ada ap-"

"Mike cepat bawa anak buahmu ke rumah ini. Akan ku kirim alamatnya."

"Hei-hei ada apa denganmu? Apa yang terjadi?" Tanyanya dengan geram, jelas saja dia marah padaku. Ini masih pagi buta dan aku sudah membangunkannya.

"Nata diculik, orang suruhan laki-laki brengsek itu yang menculiknya."

"Oke, 1 jam lagi aku dan anak buahku akan berada disana. Kau tunggu saja, jangan gegabah Ramiro atau kau akan melenyapkan nyawa istrimu itu."

Aku segera kembali masuk kedalam ruang kerja itu dan menagamati layar komputer dengan seksama. Mereka membawa Nata cukup jauh dari daerah ini. Tapi kenapa ada dua titik alat pelacak, apa tak hanya Nata yang diculik.

1 jam setelahnya, Mike beserta anak buahnya telah memenuhi ruangan kerja ini. Mereka mengagumi ketangkasan Nata yang bisa menyiapkan semua ini walaupun dia diculik. Mike menduga Nata bukanlah wanita biasa, dia adalah wanita yang terlatih untuk keadaan darurt seperti ini dan menyuruhku untuk tenang. Karena Nata bukanlah wanita lemah menyimpulkan dari pekerjaan yang dia lakukan sebelum tragedi penculikan ini.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanyaku.

"Kita hanya perlu menunggu kabar darinya Ramiro. Jarak tempat penyekapan dan rumah ini tak begitu jauh, hanya sekitar 30 menit kita sudah bisa sampai disana. Percayalah pada Renata, dia sudah menyusun rencananya sendiri. Aku yakin Renata sudah memeperhitungkannya secara matang. Apalagi dia membawa 2 pistol."

My Unplanned Husbandजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें