Part 28

33.2K 1.2K 23
                                    

Tepat sebulan lebih MUH baru update wkwkwk. Mohon maaf sebesar-besarnya ya. saya sekarang tak bisa menulis cerita dimana saja karena laptop saya harus dicas kalau mau dipakai dan itu amat sangat merepotkan. Mau pakai laptop teman itu gak bisa dapet feelnya. Jadi yang sabar yaa.. ohh iya bulan Desember nanti saya bakalan lebih sering update karena bulan itu saya banyak liburnya hehe.. yang sabar ya kalau nunggu, makasih buat yang setia nungguin cerita gak jelas ini... Oke langsung saja, selamat membaca dan jangan lupa votemen nya...

Tepat pukul 3 pagi. Nata sudah pingsan selama 1 hari penuh. Tak ada tanda-tanda dia akan siuman. Terbaring lemah di atas tempat tidur dengan wajah pucat. Tangannya yang saat ini kugenggam pun sangat dingin. Sedari tadi aku selalu menggenggam tangannya. Menunggu mata indah itu terbuka dan menatapku. Aku merindukannya, sangat merindukannya.

Ana sedari tadi juga ikut menunggu kesadaran Nata. Namun mungkin dia sangat lelah hingga akhirnya tertidur dengan lelap di sofa yang berada di kamar ini. akhirnya ku suruh Mike untuk memindahkan Ana ke kamar tamu di lantai 1. Mike sedari tadi juga masih duduk dengan setia di sofa yang berada di kamar ini setelah memindahkan Ana. Dia menatapku kosong. Dia sahabat baikku dan aku tau dia sedang memikirkan banyak hal saat ini. Termasuk Nata.

"Dia wanita hebat." Ucap Mike datar tanpa penekanan. Tatapannya menatapku kosong.

"Siapa?"

"Istrimu. Maksudku Nata bukan Ren." Aku terkesiap. Mike bukanlah seseorang yang dengan begitu mudahnya bisa mengagumi seseorang apalagi ini tentang wanita.

"Kau menyukai istriku?" Tanyaku dengan nada penuh penekanan.

"Bukan, bukan seperti itu. Aku hanya mengaguminya saja. Tapi jika kau meninggalkannya, aku siap untuk mengisi tempatmu. Menjadi suaminya itu istimewa. Nata wanita hebat. Dia cerdas, aku sudah menyelidikinya."

"Untuk apa kau menyelidikinya? Kau benar-benar berniat merebutnya dariku?" tanyaku dengan geram. Bisa-bisanya sahabat baikku ini mengkhianatiku.

"Bisakah kau menahan emosi brengsekmu itu Ram. Kau selalu saja menuruti emosimu."

"Aku tak akan emosi jika kau tidak berniat merebut istriku bajingan." Volume suaraku pun semakin meningkat seiring amarah di dalam diriku yang semakin memuncak.

"BISAKAH KALIAN BERHENTI BERTENGKAR SEPERTI REMAJA LABIL KURANG PERHATIAN! Bicarakan masalah kalian baik-baik dengan kepala dingin. Teriakan kalian membangunkanku." Tiba-tiba saja Ana membuka pintu dengan keras sambil memarahi kami. Wajah bangun tidurnya yang memerah sungguh membuatku ingin sekali tertawa.

"Oke-oke akan kujelaskan. Aku menyelidikinya setelah kau menikah dengannya. Saat aku melihatnya, aku merasa Nata sangatlah penuh dengan rahasia. Dia seperti tak tersentuh. Sorot mata tajam itu, seperti menariku untuk mencari tau siapa dia. Akhirnya aku pun menyelidikinya." Mike menatapku sejenak sebelum kembali melanjutkan ceritanya.

"Dia bekerja di perusahaan Ayahnya sebagai wakil CEO yang menyamar sebagai sekertaris di perusahaan pusat yang berada di Indonesia karena Ayahnya yang sering pergi ke luar negeri. Dia adalah pemimpin yang tegas dan cerdas. Bisa mencari banyak peluang di tengah kesempitan sekalipun. Dia bekerja seperti bayangan sehingga tak ada satu pun karyawan yang mengetahui jika selama ini Nata lah yang memimpin mereka. Selain itu, Nata juga memiliki sebuah panti asuhan dan dia mengadopsi seorang anak bernama Romeo. Aku yakin kau tau jika anak itu telah meninggal beberapa hari yang lalu. Nata bisa menguasai perdagangan saham namun dengan cara bersih. Walaupun mungkin kepinatarannya masih tak bisa menandingimu, tapi dia akan bisa mengalahkanmu dengan caranya sendiri."

Aku tersenyum mendengarkan penjelasan Mike sambil menatap wajah pucat pasi istriku yang tengah tak sadarkan diri. Dia memang wanita hebat, jika dia mau dia bisa mengalahkanku. Hanya saja dia menghormati semua orang yang dia sayangi. Walaupun dulu aku tak menganggapnya sebagai istriku, dia selalu menghormatiku sebagai suaminya. Suara deheman Ana membuatku tersadar dari lamunanku. Dia menatapku dengan sorot terluka.

My Unplanned HusbandWhere stories live. Discover now