Part 27 Bab 2

27.8K 1.1K 34
                                    

Saya ucapkan banyak terima kasih untuk yang setia menunggu MUH yang updatenya semakin lama semakin jarang wkwkwk. Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan yang sangatlah terlambat dalam mengupdate MUH. Saya sebisa mungkin mengatur jam meneruskan MUH ini dengan jam kegiatan saya yang semakin lama semakin padat. Saya hanya bisa meneruskan menulis MUH ini pada pukul 10 malam keatas itupun jika saya tidak banyak tugas atau lelah. Tapi dukungan serta komentar dan kesediaan kalian membaca MUH sangatlah berperan pentig sebagai penyemangat saya. terima kasih banyak dan sekian dari saya. selamat membca dan jangan lupa ya votmennya


Ramiro POV

Mobil yang aku tumpangi melaju kencang membelah keramaian kota. Aku pergi meninggalkan Nata begitu saja kemarin dan saat ini aku sangat merindukannya. Sudah 1 hari berlalu, aku bertanya-tanya apa yang dilakukannya saat ini? apakah dia sudah makan? Apakah dia baik-baik saja tanpa kehadiranku disana? Derinagn handphone yang berada pada genggaman tanganku membuat semua khayalanku tentang Nata buyar begitu saja. Dengan degup jantung yang berdebar-debar aku menatap layar handphoneku, mengharapkan jika Nata yang menelfonku saat ini. Namun seakan-akan jatuh dari langit ketujuh, harapan itu pupus begitu saja. Bukan nama Nata yang terpampang di layar itu, melainkan nama Mike. Dengan malas ku geser tombol hijau dan menempelkan handphone itu pada telinga kananku.

"Ada apa Mike?" tanyaku malas

"Nata.. Dia menghilang."

Jantungku seakan berhenti berdetak saat itu juga. Nata berjanji akan memberikanku waktu dan masih tersisa 4 hari termasuk hari ini. tak mungkin dia mengingkari janjinya begitu saja.

"Jangan bercanda, itu tidak lucu."

"Kau mengenalku dengan baik Ram." Ya, aku mengenal Mike dengan baik. Jika dia sedang bercanda dia tak akan menelfonku karena pasti dia tak akan bisa menahan tawanya.

"Oleh karena itu aku membutuhkanmu. Aku tau kau memasang pelacak pada kalung yang Nata pakai saat ini. Aku sudah melacak handphonenya dan keberadaan handphone itu ada di rumah keluarga Rahandika. Tapi saat aku dan Ana pergi ke sana, Pak Rahandika bilang jika Nata telah pergi beberapa jam yang lalu tapi dia meninggalkan sopirmu beserta barang bawaannya di rumah itu. Aku rasa dia pergi lewat pintu belakang tanpa sepengatahuan siapapun."

"Tunggu sebentar aku akan melacaknya."

Segera saja kusambar laptopku dan menghidupkannya. Entah mengapa aku merasa kerja laptopku ini sangatlah lambat. Aku lupa membawa Ipadku tadi. Ku buka aplikasi pelacak tersebut dan mencoba untuk mengetahui dimana keberadaan Nata saat ini. tertera alamat perumahan mewah yang sama sekali tak pernah Nata kunjungi sebelumnya. Dan tempat itu tak begitu jauh dari tempatku berada saat ini. Hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai disana. Ku kirimkan alamat itu pada Mike dan menelfon sekertarisku untuk membatalkan meeting yang seharusnya aku hadiri saat ini.

~Beberapa jam kemudian~

Aku, Mike, dan Vita berada di dalam mobil milik Mike dan sedang mengawasi rumah mewah yang menurut alat pelacak tadi adalah tempat Nata berada saat ini. Perumahan ini begitu sepi, pantas saja penculik itu bisa leluasa membawa Nata. Selain itu, siapa yang menculik Nata? Jika dilihat dari perumahan ini, yang menculik Nata pastilah orang kaya. Apakah mungkin penculik itu musuh Papa. Saat aku sedang serius mengamati rumah tersebut, handphone milik Mike berdering dan Mike pun segera mengangkatnya.

"Apa?! Oke tahan mereka, aku akan segera kesana. Jangan sampai ada yang tau, kerjakan tugas kalian dengan baik." Ucap Mike dengan tegas dan berwibawa, ciri khas seorang Mike saat bekerja.

"Ada apa?" Tanya Ana sambil menatap Mike penuh tanda tanya.

"Anak buahku menangkap sekelempok dokter ilegal. Mereka berkata jika mereka disuruh untuk datang ke rumah ini dan melakukan tugas mereka. Menghapus ingatan seseorang."

My Unplanned HusbandWhere stories live. Discover now