I

2K 72 2
                                    

Aku mohon di part ini kalian menjadi pembaca yang baik, enjoy it^^>

.

Vavita yang sudah tersadar itupun hannya bisa terdiam di posisinya memunggungi lelaki itu.

Iya tak menyangka akan menyerahkan hartannya pada seseorang yang tidak di kenalnnya, iya merasa sia sia akan penantiannya.

Vavita langsung memejamkan matannya perih setelah di rasakan tangan besar itu mulai memeluk perut tanpa helaian kain itu.

Dirasakannya kecupan kecupan kecil di bahunnya, yang sialannya itu membuat vavita merasa kegelian.

Vavita langsung menahan napasnnya, mempersiapkan diri untuk kejutan selanjutnnya, iya tidak tau siapa lelaki yang dengan kurang ajar itu mengambil hak yang bukan punnya nya.

Tangan lelaki itu mulai bergerak naik turun di perut vavita, yang langsung membuat tubuh vavita merinding seketika. Kecupan itu beralih ketengkuk vavita, di rasakan oleh vavita gesekan gesekan kecil dari rambut lelaki itu yang membuatnnya lagi lagi kegelian.

Tapi sekarang vavita tidak boleh terbuai, dia segidaknnya harus menguatkan mentalnya untuk menyadari kalo tasya telah menjual ke orang yang salah, ya maksudnya seperti pada aki aki kurang buayan, om om berperut buncit dan yah vavita tidak mau menjabarkannya lagi.

Sekarang bagi vavita tidak ada kata menangis, dia sudah terlatih dengan semua keadaan, toh semua ini telah terjadi harta satu satunnya yang telah sedari lahir di jagannya itu habis semalam oleh seseorang yang belum dirinnya ketahui.

"Eungh" erang vavita itu setelah di rasakan tangan lelaki itu meremas sesuatu yang sudah menegang sedari tadi, vavita lagi lagi memejamkan matannya suara sialan nan menjijikan itu keluar secara sepontan dari mulutnnya.

"Udah bangun?" Suara itu langsung membuat vavita melek seketika, ya tuhan semoga tampan semoga tampan, batin vavita itu penuh penghayatan.

Di rasakannya tubuh vavita di balikan oleh lelaki itu, dan tak ayal sekarang yang di lihatnnya adalah seonggok dada yang sangat menggiurkan batin iman dan juga nurani vavita.

Vavita tak sanggup untuk mendongakan kepalannya, dia tak sanggup kalau yang di lihatnnya adalah orang lain, walaupun vavita berharap seseorang yang ada di hadapannya itu adalah orang yang iya kenal.

Setidaknnya dari wangi tubuhnnya vavita sudah tau dia siapa tapi, vavita tak menyangkalnnya kalau bau itu bukan hannya di miliki oleh lelaki yang vavita kenal itu.

"Vita aku harap engkau tidak menangis karna semuannya telah terjadi" ucap lelaki itu yang langsung membuat vavita mendongakan kepalannya dan matanya langsung melebar lucu dengan mulutnnya yang sedikit terbuka.

Adrian yang melihat ekspresi itu malah membuatnnya semakin gemas, di kecupnnya kedua kelopak mata vavita itu dengan sayang, vavita yang merasakan kecupan itupun langsung memejamkan matannya. Entahlah kenapa dia tidak memberontak atau mungkin dia sudah gila.

"Maaf maaf maaf maaf" ucap adrian di hadapan muka vavita dan langsung mencium bibir vavita yang sedari sangat menggiurkan itu.

Vavita yang merasakan ciuman itu langsung terkesima sesaat setalah sesuatu mengigit bibir bawah vavita dan sesuatu yang panjang itu mulai meronta ronta di dalam mulut vavita.

"Uhuk uhuk" vavita langsung terbatuk dan langsung memutuskan ciuman itu, dan sekarang hannyalah hening yang melanda mereka.

Adrian yang hannya melihat vavita terus menundukan kepalannya itu langsung mengeratkan pelukannya, hingga terasa kulit mereka mulai bersentuhan dan itu langsung membuat vavita mendongakan kepalannya kearah adrian.

Flash Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang