T

1.8K 56 0
                                    

"YATUHAN ABANGG!!!" Jerit adilla itu tiba tiba dan langsung menghentikan semua aktivitas yang sedang di lakukan vavita dan juga adrian.

.

Sekarang vavita hanya bisa menundukan kepalanya di atas sofa cream milik adrian, sembari terus melingkarkan tangannya di perut dan sesekali membenarkan bajunnya kearah leher agar tak terlalu terlihat kissmark yang di buat oleh adrian di leher tengkuk dan dada vavita.

Sedangkan adrian hanya santai sembari menyenderkan punggungnya ke punggung sofa.

"Abangg" suara keras yang melengking yang bisa merobek selaput telinga adrian itu terus saja terdengar oleh pendengar adrian.

"Apaan sih de ? elah" adrian menjawabnya sembari memutar kedua bola matanya sembari melihat kearah adilla yang sekarang sedang berada di hadapannya dan juga vavita.

"Ihhh sebell sini deh aku mau bicara" jelas adilla itu kearah adrian, vavita yang mendengarnnya langsung memejamkan matanya, salah ini memang salah sedari awal ini memang salah, pikirannya.

"Ngomong di sini aja de, ya tuhannn" prustasi adrian, mimpi apa gue punya adik protektif begini? Batin adrian tanpa sadar dirinya lebih protektif dari setiap orang.

"Ishh udah ayoo" jawab adilla itu sembari menyered abangnnya itu ke balkon tanpa tau apa yang sedang di rasakan vavita.

Vavita masih bingung sebenarnya dengan wanita itu tapi dengan satu kata dia memanggil abang ke pada adrian di situlah vavita tau kalau wanita itu adalah adiknya adrian, iya wanita yang sempat mendapatkan tempat di hati vavita yang paling gelap.

Heuhh vavita langsung menyenderkan punggungnya ke punggung sofa, dia lelah, lelah batin dan juga pikiran, belum lagi apa yang tadi,tadi pagi dan malam yang sudah mereka lakukan itu membuat vavita lelah, bahkan dia juga cuman tidur beberapa jam.

Seharusnya dia tidak harus seperti ini menyukai dan menyerahkan hatinya pada orang yang belum jelas, seharusnya dia tetap setia pada penantian lelakinnya itu,seharusnya batin vavita terus saja meroar roar, dan langsung terlelap tanpa di sadari oleh dirinnya sendiri.

.

"Udahlah de ini udah siang juga, sana ah pulang" dengus adrian setelah iya sampai ke balkon apartemennya.

"Abang taukan kalo papyh pulang besok?" tannya adilla itu dan adrian langsung mengangguk meng-iya kan.

"Terus?"

"Ish abang mah resee" jengkel adilla itu sembari memannyunkan bibirnnya dan melingkarkan kedua tangannya di perut.

"Abang kenapa mo sama ml ama wanita lain sih, nanti kalo ke blablasan gimna? Dan setelah itu abang ketemu ama ka vit..." adilla langsung berhenti mengoceh sesaat setelah adrian membisikkan sesuatu di telinga adiknya itu.

Sedangkan adilla hanya bisa diam di tempat bak patung, dan menangukub mulutnnya sendiri seraya memelototkan matanya.

"Abang wanita itu?" tanya adilla sembari melirik abangnnya yang sedang mengangguk anggukan kepalannya, memberikan jawaban iya ke adiknnya itu.

"Jadi adikku sayang yang cantik bohay dan tidak sexy ini kenapa nggak pulang aja dan minta di sediain coklat panas ama momy?" sindir adrian itu tapi tak di indahkan sama sekali oleh adilla, sedangkan adilla hanya terpokus pada wanita yang sekarang tengah di lihatnnya.

"Bang ka vitannya tidur tuh" tunjuk adilla itu, dan menatap adrian lagi, sedangkan adrian yang kebetulan membelakangi tempat vavita itu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat vavita yang sedang menutup matanya.

Tanpa di sadari adilla adiknnya adrian, adrian langsung menelan salivannya dengan susah payah, sialan apakah gue horny? Batin adrian itu, kenapa lehernya kakinya itu bisa seindah itu batinnya lagi.

Flash Back [COMPLETED]Where stories live. Discover now