A

1.8K 52 0
                                    

Adrian langsung terbangun setelah merasakan silau menerepa dirinnya, iya langsung tersenyum dan melirik kearah sebelahnya. Iya langsung terbangun dengan tergesah gesah

“vavita, vavita,? Vita sayanggg?!!” adrian terus memanggil manggil wanitannya, iya langsung mengacak acak rambutnya.

Adrian langsung bergegas mengelilingi apartemennya, dan setelah itu iya mulai tersadar bahwa yang terjadi tadi malam itu hanyalah mimpi, mimpi lagi gumam adrian sembari terduduk di sofannya.

“sepertinya aku harus segera menemukannya, aku sudah muak akan kesengsaraan ini aku merindukannya tuhan...” prustasi adrian.

~

“adriiannn” panggil kevin itu langsung memasuki ruangan adrian yang tengahsibuk akan pekerjaannya, sedangkan adrian hannya merespon dengan dehemannya.

Kevin sudah mulai terbiasa dengan sikaf adrian semenjak dirinnya di tinggal oleh vavita, lihatlah sekarang adrian, jambangnya sudah mulai lebat kantung matannya sudah menebal dan wajahnnya juga sudah sangat kacau.

“gue numpang tidurya di sini” ucap kevin sembari langsung tertidur di sofa yang ada di sana.

“di usir lagi ?” tannya adrian dan langsung di respon dengan deheman kevin yang tengah berbaring dengan menutup matannya dengan sebelah lengan kevin.

“vin...” adrian langsung keluar dari kursinnya dan langsung menghampiri kevin, kevin yang merasa adrian tengah mendekatinnya langsung terduduk dan menatap adrian yang sedang menatapnnya melas.

“adaapa?” tannya kevin curiga, ini pertama kalinnya lagi adrian berkata kepada kevin setelah kejadian itu.

“gue boleh minta tolongga?” tannya adrian sembari memasang muka yang sangat amat tidak di mengerti kevin, bahkan kevin pada saat itu pula sangat ingin muntah karna prilaku adrian.

“ap apa?” tanya kevin sembari memberengutkan dahinnya, bakalan ada sesuatu yang aneh nih, batin kevin.

“tolong lo beliin batagor kuah yang ada di depan esem’a sebelehnya esmp’e bekas adek gue dulu, mau ya...”

“apaaaa?” kevin langsung memelototkan matannya dan langsung menatap adrian dengan tatapan tak percayannya.

“ayo sanah” usir adrian

“ya tuhan, ogah. Males gue”

“kevinn!”

“ogah adrian”

“ogah ya? Yakin ni?” kevin langsung mengangguk mantab dan langsung berbaring lagi menghiraukan adrian yang tengah menatapnnya aneh.

“”yakin gk mau jadi kaka ipar gue? Yawd....” adrian lngsung berhenti berbicara dan menatap kevin yang langsung keluar dari ruangannya sembari mendumel tak jelas.

“sialan ya lo dri, emang lo calon adik ipar durhaka” dengus kevin sembari keluar dari ruangan adrian.

Dan setelah kevin keluar tak seberapa lama livia langsung masuk keruangan adrian sembari membawa berkas berkas yang perlu di tandatanganni oleh adrian dan setelah itu livia di anehkan dengan sikap adrian yang pada saat ini bannyak tersenyum.

“dri tadi si kevin kesini kan?” tannya livia sembari terduduk memperhatikan adrian yang tengah terfokus dengan laptopnya, ini sudah hal yang wajar, coba lihat saja adrian mana mungkin menjawab pertannyaan livia kalau tidak dengan deheman.

“iya, tadi dia kesini tapi pergi lagi” ucap adrian yang langsung mebuat dahi livia mengerut aneh sekaligus seneng juga si tapi dalam kadar yang lebih sedikit.

Flash Back [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora