I

1.6K 62 0
                                    


Sekarang yang hanya dapat di lakukan livi dan juga kevin hannyalah terdiam menyaksikan keruman yang berada tepat di tengah jalan, di perhatikan jalanan itu terdapat mobil putih yang terjungkir ke arah trotoar, livi sama sekali tak menyangka iya akan setelat ini.

“kenapa?” gumam livi yang masih dapat terdengar oleh kevin, livi langsung memeluk kevin dan langsung menangis di pelukan kevin, iyam erasa tidak pantas di sebut kaka iya sangat kecewa dengan dirinya sendiri.

“vitaaaa” teriakan itu langsung mencuri perhatian livia, iya langsung melihat kearah suara itu dan ya itu adrian yang tengah menggendong vavita entah apa yang akan anak itu lakukan yang pasti sekarang livi jangan sampai bersedih iya harus bisa menguatkan adik sepupunnya.

“kevin kevin vin... cepat cepat panggil ambulance” ucap livi sembari menangis dan langsung berlari kearah kerumunan itu.

“adrian” ucap livi sembari melihat tubuh vavita yang sudah berlumur darah, livi langsung menutup mulutnya iya tidak menyangka akan separah ini, ini sangat tidak benar.

“ mana ambulance nya sialan kalian itu kerja apa kga sih arghhh”

“vita sayang hey, ini aku ya tuhan akhirnya aku menemukanmu sayang apa kamu masih marah sama aku hingga pas kita ketemu aja dengan ke adaan begini?” omong adrian terhadap vavita yang masih tidak sadarkan diri.

“adrian ayo bawa dia ke dalam mobil ambulance” teriak kevin itu yang sedang berlari kearah adrian vavita dan juga livi.

~

“apakah dia sedang mengandung?” tanya adrian kepada livi dan juga kevin, livi yang merasa salah karena telah merahasiakan kandungan vavitapun hanya bisa mengagguk pasrah.

Adrian langsung terduduk setelah mengetahui kenyataannya, dia sedang mengandung dan sendirian.

“kam kamu ko bisa tau dri?”

“tasya, tasya yang berbicara kepadaku, dia juga yang memberitau kalau vavita ada di sana...”

“kamu yang sabar ya dri dia pasti dia akan baik baik aja”

“lalu bagai mana dengan anak ku ka? Dia masih kecil munyil tak berdaya dan harus merasakan kesakitan!”

Akhirnya livi dan juga kevin hanya bisa terdiam menunggu dekter yang tengah memeriksa keadaan vavita, yatuhan kalau boleh jujur iya sangat lah malu karena dalang dari semua itu adalah adiknya sendiri yang sekarang iyapun tengah kritis.

“maaf apakah anda keluarga dari wanita yang ada di dalam?” kata tiba tiba itu langsung membuat  semua orang yang berada di sanah berdiri.

“iya dok say saya kakanya” ucap livi sembari menahan lengan adrian memberi kode untuk tetap diam “kev tolong jaga dia ya” ujar livia dan di angguki oleh kevin.

Dan setelah lama kevin menunggu akan kedatangan livia akhirnya dia pun keluar dari ruangan dokter. 

“dimana adrian?” tannya livi yang tidak melihat adrian di sisi kevin, dan kevin pun langsung melirik kearah adrian yyang tengah beraada di sisi pintu ruang UGD, livia langsung menghembuskan napasnya.

“bagai mana keadan mereka?” tannya kevin.

“heum, keadaan mereka baik” lesu livi,

“syukurlah” kevin langsung tersenyum dan kembali murung lagi setelah melihat mimik muka dari kekasihnnya.

“adaapa?” tannya adrian sembari memeluk livi.

“tapi mereka tidak akan bangun secepat yang kita inginkan” ucap livia yang membat pelukan kevin semakin mengerat.

Flash Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang