3

110K 5.6K 47
                                    


 

------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------


Mulmed : Daniel Hyunoo dan Christina Lee.


Selamat membaca^^

update sambil makan, kalian udah makan kan? 


*jangan baper diperhatiin* :v wkwk

------

Malang, Maret 2014.

"Mama," suara teriakan menggema dari dalam kamar berukuran 3x3m tersebut. Angela yang berada didapur dengan tergesa-gesa memasuki kamar tersebut. Dia berdecak kesal melihat kedua anaknya yang sedang asyik mengemut permen berbentuk bulat.

"Adrian, Adriana, sudah berapa kali mama bilang kalau bangun tidur itu mandi dan gosok gigi dulu baru boleh makan?"

Adrian atau yang sering disapa Ian memeletkan lidahnya dengan mata bulatnya sedangkan disampingnya Ana saudari kembarnya menatap polos pada mamanya seakan tidak merasa bersalah sama sekali.

"Oke, baiklah. Setelah selesai segera mandi. Mengerti?"

Angela kembali kedapur untuk mempersiapkan makanan untuk anak-anaknya. Tak berapa lama dilihatnya Ian dan Ana berjalan kearah ruang makan dengan menggunakan seragam playgroup mereka.

"Tunggu sebentar, mama siapkan susu untuk kalian," ucap Angela seraya mengambil gelas.

"Ian mau strawberry ma."

"Ana juga ma," suara Ana terdengar lebih keras.

"Ana mau rasa seperti kakak? Rasa apa tadi?"

"Stlawbelly ma," jawab Ana yang ditanggapi dengan kikikan dari Ian.

"No, Ana. Strawberry."

"Stlawbelly."

Angela tertawa pelan, Dia dan Ian memang sering mem-bully Ana yang belum bisa mengucapkan R diumurnya sekarang. Angela menerawang jauh, Leo juga pernah cerita bahwa dia kesusahan mengucapkan huruf R hingga umur 7 tahun.

"Mungkin lidah Ana seperti papa-nya," ucap Angela dalam hati.

Sudah 4 tahun Angela meninggalkan keluarga-nya dan Leo. Dia memutuskan untuk ke kota pendidikan ini, kota yang lebih kecil dari Jakarta dan yang paling penting jauh dari orang-orang yang dia tinggalkan. Malang, kota ini banyak mengajarinya tentang kehidupan. Ditahun pertama Angela dikota ini banyak sekali kesulitan yang dia hadapi. Uang yang ada direkeningnya hanya dia gunakan untuk mencari kontrakan sederhana, biaya kontrol tiap bulan anaknya dan biaya melahirkan. Dia juga melamar kerja diberbagai tempat dengan hanya mengandalkan ijazah SMA-nya.

Angela bersyukur masih ada orang baik yang memperkerjakannya sebagai karyawan biasa dikantor yang menyediakan jasa sebagai desain ruangan. Mengandalkan bekalnya selama kuliah yang hanya dua semester, akhirnya setelah satu tahun bekerja Angela akhirnya mampu menjadi seorang asisten arsitek, yang gajinya lumayan cukup untuk menghidupi kedua anaknya.

"Ma."

"Mama!" Suara teriakan kedua anaknya menyadarkan Angela dari bayangan masa lalu nya.

"Ma, nanti Ian dan Ana boleh kerumah Dimas?"

"Tentu, tetap dirumah Dimas sampai mama menjemput kalian. Okey?"

***

Setelah mengantar sikembar dengan taksi, Angela menunggu angkutan umum dari halte dekat sekolah sikembar. Angela memilih naik taksi karena tidak mau sikembar bersempitan didalam angkutan umum, cukup sekali Angela membawa mereka menaiki angkutan dan berakhir dengan tangisan kencang kedua anaknya karena kaki Ian yang tidak sengaja terinjak penumpang lain dan Ana yang pipinya ditarik dengan kencang hingga merah karena penumpang itu gemas dengan pipi tembem Ana.

Angkutan umum yang ditunggu Angela tidak kelihatan sama sekali. Angela bergerak gelisah sesekali menatap jam tangannya. Tak lama terdengar suara seseorang yang memanggilnya yang mampu membuat Angela tersenyum lebar.

"Kau selalu jadi penyelamat Ita," ucap Angela kemudian naik keboncengan sepeda motor Ita tanpa banyak bicara.

"Untung kita sekantor, sejalan Ela, kalau nggak bisa berabeh,"omel Ita

"Anak gue nggak berbabeh juga nggak berabeh, sewot lu,"sela Angela diiringi dengan cekikikan khasnya.

"Yo, tancap gas Ta, kita terbang..."

***

Sesampainya dikantor Ita dan Angela duduk dikursi kerja masing-masing. Angela menyalakan laptop kantor dan mulai mengerjakan pekerjaannya.

"Ela, lu dipanggil pak bos," suara Ita membuat konsentrasi Angela pecah dan mau-tak mau dia berjalan keruang kerja bosnya. Angela mengetuk pintu setelah terdengar suara menyuruhnya masuk Angela membuka pintu dan bisa dia lihat bahwa bosnya sedang kedatangan seorang tamu yang duduk memunggunginya.

"Sini La, duduk. Ini klien kita yang kemaren saya suruh kamu buatkan contoh sketsa interior kantornya. Dia ingin berdiskusi langsung denganmu."

Angela tersenyum lalu mengangguk pada sang bos dan kemudian mendekat untuk menyapa kliennya. Namun baru dua langkah berjalan Angela berhenti karena klien tersebut membalikkan badan dan menatap kaget kearahnya pun dia yang lebih shock melihat siapa yang ada didepannya.

Doanya tak terkabulkan, satu per satu masa lalunya, kini kembali.

----

TBC

fast update soalnya lagi nyantai kayak dipantai.

Jangan lupa VotMent ya...

gomawo ^^


 


 


 

Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang