20

64.7K 3.2K 37
                                    

Hay,  selamat membaca yaa ^^
Jangan lupa tinggalkan jejak 😀
Bakal semangat banget nulis kalau banyak yg vote dan coment hehe.. 

Nih ada quotes buat kalian.

"if you want to change the world, go home and love your family" - brightside.

Cek mulmed, dapet dari instagram dan bikin ketawa sendiri malam-malam.

Semoga juga bisa bikin kalian tertawa yaa..  😂😂😄

***

Langit sudah beranjak siang,  hari ini hari minggu dimana sikembar akan berada dirumah seharian.

Angela masih sibuk menyiapkan sarapan yang terlambat. Leo yang berada di meja makan pun menghela nafas. Angela mendiamkannya dari kemarin. 

"Ngel, kangen.."

Dan entah dengan kecepatan apa Leo kini sudah berada dibelakang Angela,  memeluk Angela yang sibuk memasak dari belakang.

"Kamu marah sama aku?"

"Aku salah apa? yang menyuruhku pergi kan kamu.." rajuk Leo.

Angela membalikkan badannya dan menatap Leo berkaca-kaca. 

"Jadi kamu juga nyalahin aku?  Selama kamu pergi Ana dan Ian jadi murung,  susah makan,  diemin aku.  Aku juga nggak tahu kalau efek kepergianmu sedahsyat itu untuk mereka. Aku nggak tahu!"

Angela menangis terisak. 

"Hal yang paling menyakitkan Le adalah fakta bahwa aku membentak mereka kemarin malam.  Hiks."

Leo membawa Angela kembali kedalam pelukannya.

"Sudah,  berhentilah menangis.  Aku sudah disini sekarang. Semua akan baik-baik saja," dalam pelukan itu Leo mengelus rambut panjang Angela dengan lembut.

***

Sarapan yang begitu ceria dengan suara cadel Ana terpaksa berhenti ketika mendengar suara pintu diketuk.

Angela dan Leo saling melempar pandangan bertanya sebelum pada akhirnya Leo menyuruh Angela untuk membuka pintu.

Angela membuka pintu rumah dan tersenyum pada tamu yang ada didepannya. 

"Maaf, cari siapa?" tanya Angela ramah.

Tamu tersebut tidak menjawab dan melangkah masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan Angela.

Diikutinya tamu tersebut dan Angela melihat Leo yang dengan gerakan cepat langsung berdiri dari duduknya. Kaget.

Angela mengernyit bingung melihat kejadian tersebut. 

Namun kebingungannya terjawab ketika Leo menyebut sebuah nama.

Laila.

***

Angela melanjutkan sarapan dalam diam.  Dilihatnya sikembar yang sedang asyik mengobrol dengan Leo dan Laila.

Sejak Laila datang entah mengapa perasaannya jadi sensitif. 

Bahkan sekarang Angela seperti dilupakan. Tak ada yang mengingat keberadaan dirinya dimeja makan.

Mata Angela berkaca-kaca. Dia ingin menangis sekarang juga. 

Angela mengangkat sarapannya dengan pelan, bunyi kursi yang terdorong kebelakang saat Angela berdiri membuat keempat pasang mata menatapnya. 

Namun Angela tak menghiraukan mereka.  Dia tetap berjalan kearah bak pencuci piring dan dengan tergesa menaruh piring sarapannya dan berjalan pelan naik kearah tangga. 

Satu-satunya tempat yang dia butuhkan sekarang adalah kamar tidurnya. 

***

Leo memijit kepalanya pusing. Dia ingin sekali berbicara pada Laila dan meminta penjelasan mengapa dirinya berada dikota malang.  Namun sampai hari beranjak malam pun Leo tak memiliki kesempatan dikarenakan Laila yang selalu mencoba dekat dengan sikembar walau terkadang ditolak dan dicueki oleh mereka. 

Leo juga ingin sekali mengecek keadaan Angela yang belum turun dan terlihat sama sekali sejak tadi. Tapi, Leo tidak mungkin meninggalkan sikembar dengan orang asing semacam Laila. 

Dia takut Laila akan merusak cara berfikir sikembar.  Mempengaruhi mereka. 

Leo sebenarnya tak ingin berfikir buruk.  Namun hanya untuk sekedar memastikan tak ada kejadian buruk untuk kedepannya bukankah diperbolehkan bersikap hati-hati? 

Jika dia tidak bisa menemui Angela dan meninggalkan sikembar maka cara agar dia bisa mengobrol dengan Laila adalah membuat sikembar bersama Angela. 

***

"Sekarang jawab aku. Kenapa kamu bisa berada disini?" tanya Leo marah.

"Aku hanya ingin melihat calon anakku," dengan nada santai Laila menjawab. 

"Laila, aku mohon. Jangan ganggu keluarga aku lagi.  Kamu masih bisa mencari lelaki lain yang lebih dari aku."

Laila diam tak menyahut.

"Sedangkan aku tak akan bisa hidup tanpa anak-anakku dan mama mereka."

"Aku mencintaimu mas, aku hanya ingin memperjuangkan cintaku."

"Selama apa kamu berjuang,  sehebat apa rencana yang ada diotak kamu nggak akan pernah bisa mempengaruhi rasa cintaku untuk ibu dari anak-anakku. Jadi kesimpulannya adalah mau kamu berjuang mati-matian pun aku hanya akan menganggapmu sebagai seorang teman dan tidak akan lebih dari itu. La, berhenti menyakiti dirimu sendiri."

***

TBC

#78 dalam romance
30-08-2016

Nggak nyangkaa ajaa.. 
Thanks ya temen-temen udah baca cerita yang aku buat 😊😃😆


Our FaultWhere stories live. Discover now