15

62.8K 3.3K 20
                                    

Hay,  aku kembali...
Maaf ya kemarin nggak update..
Terlalu asyik lihat drakor "W" sama lihat pertandingan basket.  Hehee...
Kalian udah liat "W" ?
Serius seru bangett dramanya.. 
Okey, udah selesai kok curhatnya..😄
Selamat membaca..
Jangan lupa comment dan vote nya ditunggu.😍😍
---

Dua malam sudah berlalu, hari sudah beranjak siang saat Angela dan mama Leo berkebun.  Hari rabu ini Angela memutuskan untuk absen dari kantor. 

Angela melubangi tanah, menaruh bibit dan kembali menutupinya dengan tanah sedangkan mama Leo menyiram bunga. 

"Angela.." panggil mama Leo.

"Iya ma?" Angela menolehkan pandangannya kearah mama Leo.

Mama Leo gelagapan saat Angela menatapnya dengan pandangan ingin tahu khas Ian cucunya. 

"Tidak jadi," mama Leo tersenyum kecut. 

Bagaimana bisa dia mengatakan kebenaran tentang alasan dirinya mengunjungi Leo saat perempuan dihadapannya ini terlalu baik untuk disakiti hatinya?

***

"Mama dengerin Ian, okey?"

"Okey,  jadi ada apa tadi disekolah? "

"Ian disuruh membaca sama bu guru.  Ian bisa ma,  Ian dapat permen," ucap Ian dengan bahagia.

"wah,  anak mama hebat," Angela mengacungkan jempolnya. 

"Ana nggak bisa ma,  dia malah makan permen Ian," aduh Ian seraya memandang sebal kearah sang adik.

Angela menatap Ana yang dibalas cengiran khas Ana. 

"Yasudah,  nanti Ian mama belikan dua ya permennya, kalau Ana satu."

Mendengar ucapan Angela, Ian berteriak kegirangan sedangkan Ana mengerucutkan bibirnya,ngambek.

Leo yang baru datang tersenyum melihat kejadian tersebut.

"Jadi siapa yang mau permen dari papa?" tanya Leo seraya mengeluarkan dua permen dari dalam saku celananya. 

"Wahh,  pelmen bundal walna-walni, " Ana bersahut gembira dan berlari menubruk Leo.

"Satu untuk anak papa yang cantik,  satu lagi untuk yang tampan," Leo memberikan permen tersebut pada anak-anaknya.

"Maaf ya mama,  pelmennya cuma dua, " ucap Ana yang melihat mamanya tidak diberi permen oleh Leo.

Leo menggaruk kepalanya yang tidak gagal. Dia lupa jika untuk masalah permen maka dia memiliki tiga baby.

"Sorry Ngel," ucap Leo pelan. 

"No prob, sekarang Ana dan Ian tidur ya, sudah malam.  Kakek dan nenek juga udah tidur. Yuk, "ajak Angela pada kedua anaknya.

Baru sampai ditangga pertama Angela berbalik. 

"Le, jangan lupa mandi dulu."

***

Setelah mandi Leo kembali kelantai dasar untuk mengambil minuman.

Leo melihat sang mama yang juga duduk dimeja makan merenung. 
Sesekali Leo melihat mamanya menghela nafas kasar. 

Dia menghampiri sang mama dan tersenyum menenangkan. 

"Ada yang mengganggu pikiran mama? " tanya Leo seraya mengambil gelas dan mengisinya dengan air.

"Mama bahagia punya cucu dari Angela."

Leo yang merasa mamanya tidak langsung kepoin pembicaraan menaikkan sebelah alisnya.

Dia tahu mamanya sedang kalut sekarang.  Dia anak tunggal, perasaan  orang yang telah melahirkannya ini begitu dapat dengan mudah dipahami Leo. 

"Lalu kenapa mama terlihat kalut? "

Leo mengawasi mamanya dengan teliti. 

Gerak-gerik wanita paruhbaya ini dapat dengan mudah dia kenali.
Selama 24 tahun dalam didikan dan kasih sayang beliau, dia mengenali betul dan dalam bagaimana cara wanita tua kesayangannya ini bersikap.

Dan sikap mamanya yang seperti ini,  dia tau ada masalah besar yang sedang dihadapinya.

"Well, dengarkan mama okey?"

Leo mengangguk tak bersuara. 

"Kamu lupa sebulan sebelum kamu kesini mama menghubungimu?"

Leo memejamkan matanya sebelum akhirnya dia mengangguk.

"Apa yang mama bicarakan denganmu dalam pembicaraan itu? "

Leo kembali mengingat sebelum mendesis pelan.

Dia menatap mamanya ragu.

"Layla?" tanyanya pada sang mama. 

"Benar, dan kamu sudah menyetujui pertunangan itu."

"Aku-"

"Mama juga memikirkan solusi itu Le,  mama kesini ingin memberitahumu bahwa minggu depan nanti adalah hari pertunanganmu yang sudah kedua keluarga kita sepakati."

"Tap-"

"Iya, mama juga tidak menyangka bahwa disini mama mempunyai cucu dan kamu pun berhasil menemukan Angela."

"Ma, aku tidak tahu ji-"

"Lakukan pertunangan itu Le."

Suara Angela membuat kedua tubuh beda generasi itu menengang.

Dan Leo ingin sekali memaki saat ini kenapa semua perempuan dihidupnya mempunyai hobby memotong omongannya?
Lalu,

Sudah sejak kapan Angel-nya berada disana dan mendengarkan percakapannya dengan sang mama?

Leo, walau dalam kegelapan bisa melihat kabut dimata jernih Angela.

---

TBC

Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang