28

54.5K 2.7K 22
                                    


"Ana kenapa?" tanya Leo saat melihat sang anak menjadi pendiam dua hari ini. 

"Ana kangen mama. Pa,  kenapa mama sekarang jarang main sama Ana?"

Leo terdiam,  setengah tahun sudah berlalu, gelar spesialis sudah berhasil diraih Leo namun tidak dengan restu papa Angela.

Lelaki kedua yang dihormati Leo setelah papanya tersebut nampaknya masih sanggup membuatnya terombang-ambing tanpa kejelasan. 

"Mama sibuk," jawab Leo singkat. 

"Mama sibuk terus,  mama udah nggak sayang lagi kan pa sama Ana?"

Leo tertegun sejenak.  Dirinya mengakui bahwa Angela sedang menikmati masa kuliahnya. Mengerjakan tugas, keluar bersama teman dan melakukan kegiatan khas gadis remaja diluaran sana. 

Leo tak menegur, secara pribadi Leo membiarkan Angela melakukan apapun yang dia mau. 

Tapi,  Leo tidak menyangka, gadisnya,  perempuannya, melupakan Ana dan Ian seperti ini.

***

"Angel,  bisa kamu luangkan waktu hari sabtu?"

Angela mengalihkan pandangannya dari telpon genggamnya saat mendengar Leo berbicara. 

"Aku tidak bisa Le,  ada acara dikampus. Kamu tahu tidak?  Aku dipilih sebagai panitia.  Keren kan?"

"Iya, keren."

"Terus tadi dosen muji aku Le,  beliau bilang jika nilai dan hasil karya ku tetap bagus seperti ini, peluang kedepan untuk karir ku juga meningkat."

Dan Leo kembali bungkam.  Niatnya untuk mengajak Angela dan sang anak berpariwisata langsung surut. 

Angela dan dunia kampusnya kini menjadi musuh terbesar Leo. 

***

Leo menghela nafas perlahan.  Taman kecil dikompleks rumah Angela ini mampu membuatnya merasa nyaman.  Sesekali dilihatnya Ana dan Ian yang sedang bermain sepatu roda bersama. 

Ini sudah hari minggu dan Angela tetap tidak bisa menemani mereka bermain karena sedang ada tugas kelompok. 

"Kenapa mama ada disini?" tanya Leo kepada mama Angela yang sudah berada disamping Leo tanpa disadari. 
"Sudah beberapa bulan berlalu sejak Angela kembali berkuliah. Mama tidak diam,  mama mengawasi kalian Le. Dan sejujurnya,  inilah yang mama takutkan."

"Apa yang mama takutkan?"

"Sikap remaja Angela kembali."

Leo terdiam.

"Ma, Leo membiarkan Angel seperti ini karena Leo ingin mengembalikan Angela kembali ke kehidupannya yang dulu. Mungkin memang sekarang Angel melupakan tugas pentingnya dan peran sebagai ibu.  Tapi ma,  Leo yakin Angel pasti akan segera sadar bahwa ada Ana dan Ian disini yang membutuhkan dia."

"Jika dia menemukan dunia barunya diluar sana? "

Leo membeku mendengar pertanyaan yang terlontar dari mama Angela. 

Leo menghela nafas dan kembali menatap Ana dan Ian yang sedang bermain.

"Leo akan melepas Angela ma,  jika memang ada yang bisa dan lebih membahagiakannya selain Leo,  maka Leo akan melepas Angela,"

"Tapi Leo yakin ma,  Angela tidak akan pernah meninggalkan Leo dan anak-anak.  Angela,  bukan sosok wanita seperti itu.  Dia sangat mencintai Leo baik dan buruknya Leo. Dan Leo pun demikian,"

"Seperti Ian yang akan melupakan sekitarnya saat mengerjakan sesuatu yang disukainya,  dan Leo hanya perlu menyadarkan agar dia sadar sekelilingnya.  Begitupun Angela,  Leo hanya perlu menyadarkannya bahwa Ana dan Ian menanti peluknya disini."
***

"Ma..." panggil Ana pada Angela yang sedang sibuk menggambar dikertas A3 tersebut.

"Ada apa sayang?"

"Ana mau tidur sama mama.  Boleh?"

Angela menghentikan kegiatan menggambarnya dan menatap Ana.

"Mama sedang mengerjakan tugas.  Ana tidur aja dikasur mama dulu ya,  nanti mama nyusul kalau sudah selesai."

Ana mengangguk sedangkan Angela kembali menekuni gambarannya. 

"Ma? "

Angela berdehem menanggapi panggilan Ana. 

"Ana udah hitung domba sampai 200ekor.  Mama belum selesai juga buat tugasnya? Ana udah ngantuk ma."

---

Yeahh,  times changes people. 
Wkwk

TBC

Maaf lama, kita siksa abang Leo dulu ya..  😂

Jangan lupa vote dan comment 😊😊😊

Our FaultWhere stories live. Discover now