10

92K 4.3K 17
                                    

Aku update siang.
Aku nggak tahu ini pendek atau panjang.
Aku nulis dari hp. 
Jadi tidak menghiraukan berapa kata yang sudah aku tulis. 
Jadi kalau pendek,  aku minta maaf. 

Selamat membaca...
Jangan lupa vote dan coment.  😊

------

"Ma, dia.. Papa?" Ian bertanya ragu. 
Angela bingung menatap Leo yang bungkam.  Menurut Leo jika Angela yang menjelaskan itu lebih baik dari pada dirinya.

Ana memang tidak sepintar Ian dalam hal bahasa inggris namun anak perempuan itu sepertinya sedikit mengerti apa yang terjadi. 

Ana menatap Leo yang masih duduk dengan bersandar dikepala ranjang. 
Ia seperti mengamati Leo dengan dalam.

Ana terdiam ketika menemukan kemiripan dirinya dengan Leo.  Ia berlari keluar kamar Leo tanpa memperdulikan teriakan orang tuanya dan Ian.

***

"Dimana Ana Le?" tanya Angela pada Leo ketika melihat Leo turun dari lantai atas. 

"Seperti yang aku bilang,  jika dia menuruni hampir semua sifatku.  Dia ada dikamar atas,  sendirian dan menyendiri," ucap Leo seraya duduk disamping Ian yang masih menempel pada Angela sedari tadi.

Leo tidak menyangka akan menjadi seperti ini keadaannya. 

"Ian marah sama papa?" tanya Leo lembut. 

Ian menggelengkan kepalanya pelan.

"lalu? Kenapa Ian bersikap kayak gini?  Ian nggak kangen sama papa?"

Leo melihat mata Ian yang berair.  Dia menghela nafas pelan melihat Ian yang begitu mirip dengan Angela dalam bersikap.

Dipeluknya tubuh kecil itu dan tak lama kemudian dirasakannya tubuh tersebut bergetar dalam pelukannya. 

"Kangen papa,  Ian kangen papa..  Hiks,  kenapa baru dateng sekarang?  Ian selalu nunggu papa dateng setiap hari..  Hiks.."

Pelukan Leo bertambah erat dengan mata berkaca-kaca dia menatap Angela.

"Papa juga kangen Ian, Ana sama mama.  Papa sudah disini sekarang,  bersama kalian.  Don't cry son."

Angela yang melihat Ian menangis semakin kencang memutuskan untuk mengkode Leo agar melepas pelukannya.  Angela memangku Ian yang masih menangis dan mengelus rambut Ian. 

"Ian pernah bilang kalau Ian ingin bertemu papa kan?  Papa udah disini,  kenapa Ian menangis?"

Anak itu memeluk leher Angela dengan kencang. 

Angela terdiam, diliriknya Leo dengan pandangan bingung. 

***

Leo berada didepan sebuah pintu kamar yang terbuka,  dia melihat Ana yang duduk sendirian dipojok kamar. 
Setelah mengambil gitar kecil yang sempat dia bawa dari jakarta,  Leo menghampiri putri kecilnya tersebut.

Leo duduk disebelah Ana dan memainkan gitar tersebut dan bernyanyi salah satu lagu anak kecil

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Leo duduk disebelah Ana dan memainkan gitar tersebut dan bernyanyi salah satu lagu anak kecil. 

Satu satu papa sayang mama.
Duadua papa sayang Ana.
Tiga-tiga papa sayang Ian.
Satu dua tiga papa sayang semuanya.

Dan misi Leo berhasil.

Ana yang tadi tidak menghiraukan kehadirannya kini menatapnya dengan wajah penasaran.

"Ini gitar," jelas Leo.

"Bunyinya bagus,  Ana suka."

"Ana mau mencoba memainkan ini?  Sini mendekat papa ajarin."

Leo menuntun jari diatas senar gitar. 

"Ini chord C. Papa petik ya senarnya."

Leo memetik berulang kali sehingga menimbulkan nada beraturan dari jari Ana sehingga Ana memekik kegirangan. 

Setelah lelah bermain gitar,  Ana naik keatas kasur diikuti Leo.

Lama tak terdengar suara sampai Leo mengeluarkan suaranya. 

"Ana marah sama papa?" tanya Leo.

Putri kecilnya mengangguk. 

"Kenapa?"

"Papa baru pulang sekarang.  Ana nggak suka."

"Jadi Ana nggak suka papa pulang?  Ana mau papa pergi lagi aja?"

Leo yang tak mengerti maksud ucapan Ana menjawab dengan hal yang dia simpulkan sendiri. 

"Nggak!  Papa nggak boleh pelgi lagi.  Hiks, Ana kangen papa.  Papa nggak boleh pelgi lagi. "

Leo memeluk Ana pelan dan menenangkannya dengan kalimat bahwa Leo tidak akan pergi lagi.

Lama mereka berpelukan hingga tanpa sadar mata mereka mulai terpejam.

Angela yang sejak tadi berada dipintu kamar tersenyum lega akan penerimaan Ana pada Leo

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Angela yang sejak tadi berada dipintu kamar tersenyum lega akan penerimaan Ana pada Leo. 

Ya,  sekecewa apapun seorang anak,  dia pasti akan memaafkan orang tuanya.  Begitu pula sebaliknya. 

Seperti pribahasa mengatakan bahwa darah lebih kental dari pada air. 

***
TBC

Our FaultHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin