6

97.4K 5.4K 27
                                    

syedih sama wattpad, udah aku coba berulang kali tapi tetep aja kepotong.

Maaf update malam, selamat membaca..

jangan lupa vote dan komen..

gomawo^^

-----

Malang, 2014.

"Ana, baju sama rok princess-nya jangan diberi warna hitam."

Angela menghela nafas kasar, entah ada apa dengan warna hitam. Kenapa putri-nya begitu menyukai warna tersebut.

"Mama, stop mengatakan hal itu, hitam itu indah,"ucap Ana dengan muka cemberut.

"Kenapa Ana suka hitam? Kak Ian aja suka biru,"tanya Angela pada putri-nya.

"Mama kalau tidur nggak kelihatan apa-apa kan?"

"Sure. Lalu hubungannya dengan warna hitam?"

"Kalau Ana tidur juga hitam ma, tapi ngga lama setelah itu pasti ganti jadi sebuah taman yang ada papa-nya. Jadi Ana suka hitam karena tiap kali Ana tidur pasti ketemu papa." cerita Ana bersemangat.

Angela termenung, dia tak pernah menyangka bahwa selama ini anak-anak nya begitu menginginkan sosok papanya. Bagaimana Angela bisa mempertemukan Leo dengan mereka? Bahkan Leo saja tidak pernah tahu bahwa selama ini anak-anaknya masih hidup.

***

Leo menatap ruang kerja barunya, tidak begitu buruk walaupun ukuran ruangan tersebut lebih kecil daripada dipusat. Cuaca disini juga tidak seburuk Jakarta.

"Aku harus menikmati waktu dua hariku sebelum sibuk dengan segala hal, tidak kusangka kota malang begitu indah. Ah--- seperti sedang berlibur," ucap Leo dalam hati.

Setelah puas berkeliling dirumah sakit tempat barunya bekerja Leo menaiki taksi untuk sekedar melihat pemandangan kota malam.

"Keliling saja pak, saya baru dimalang dan ingin melihat-lihat kota ini,"ucap Leo pada supir taksi.

"Mas, mau ke alun-alun kota malang? Biasanya banyak yang ingin kesana saat berada dikota malang," saran supir taksi tersebut setelah mereka berkeliling kota malang hampir setengah jam.

"Boleh pak, sekalian kita makan siang dan sholat dhuhur. Ada masjid kan pak disana?" tanya Leo yang diangguki oleh supir taksi tersebut.

***

"Ma, lihat disana ada sayap." Ucap Ian yang berpegangan ditangan kiri Angela.

Angela mengangguk sekilas lalu menjelaskan bahwa itu sebuah banner dengan gambar sayap.

"Banyak yang foto ma," celetuk Ana.

"Kalian mau foto?" tanya Angela yang diangguki oleh kedua anaknya.

Setelah mengantri cukup lama akhirnya Angela bisa memfoto anak-anaknya. Namun Angela kebingungan saat sang anak meminta foto bertiga. Dia tidak mungkin mengandalkan kamera depan karena background sayap nya pasti tidak terlihat. Di tengah kebingungan Angel, Ian sudah berlari untuk meminta tolong pada seseorang lelaki yang tidak terlihat mukanya karena cahaya yang kurang memadai. Angela melihat Ian berhasil meminta bantuan saat Ian dan lelaki itu berjalan mendekat.

Semakin mereka mendekat Angela bisa melihat lelaki yang diminta membantu mereka oleh Ian.

Nafasnya tercekat, tenggorokannya kering dirasanya. Ini lebih menengangkan daripada saat dia bertemu Bram.

Leo yang asyik mengobrol dengan Ian tak menyadari kehadiran Angela.

Sampai....

"Mama..."

Teriakan Ian membuat Leo menatap wanita yang diteriaki oleh Ian. Mata Leo nyaris keluar dengan mulut kebuka.

"Angel..."

---------

TBC



 

Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang