Our Fault

Extra Part

Ini janji ku. Semoga menghibur. Maaf kalau masih ada yang kurang puas.

Selamat membaca, jangan lupa vote dan comment. 😊😊😊

-----

Sudah sebulan rumah tangga Angela dan Leo berjalan, aktivitas mereka masih sama seperti dulu. Bukan, bukan aktivitas mereka diJakarta.

Tepat seminggu setelah menikah, Leo kembali memikirkan permintaan anak-anaknya yang ingin kembali kekota yang dijuluki kota pendidikan tersebut. Setelah mempertimbangkan dan bertukar pikiran dengan Angela, akhirnya dikota inilah mereka. Dikota kelahiran Ana dan Ian.

---

Leo merentangkan tangannya lebar-lebar ketika melihat Ana keluar dari pintu kelas sekolah TKnya.

Digendongnya sang balita tersebut sesekali diciumi pipi gembulnya.

"Dimana kak Ian?"

Ana mengedikkan bahunya lalu menaruh kepalanya dipundak sang papa.

"Ada ap-" Leo tidak melanjutkan kalimatnya karena melihat Ian berlari menuju kearahnya.

"Hey jagoan, darimana saja?"

"Ian tadi dipanggil ibu guru pa."

Leo mengangguk, tidak bertanya kembali. Ia yakin Ian tidak akan membuat sesuatu yang tidak benar. Anaknya ini, selalu bisa dia andalkan.

"Yasudah, kita jemput mama sekarang saja ya? Setengah jam lagi mama pulang."

Ian mengangguk dan berjalan memasuki mobil tanpa bantuan Leo.

Leo tersenyum, Ian begitu mandiri saat bersamanya, tapi saat ada Angela, anak itu akan menampakkan sifat manjanya. Berbeda dengan Ana yang selalu manja. Ya, khas Ana sekali, perebut perhatian.

---

Leo memasuki kawasan universitas swasta, disinilah sang istri belajar.

Leo tersenyum ketika melihat istrinya melambaikan tangan kearahnya.

S1 Arsitektur.

Dari awal Leo sangat mendukung Angela dalam hal pendidikan.

Setelah kepindahan mereka Leo mencari tahu beberapa univ dan pilihannya jatuh pada univ swasta tersebut. Selain terdapat program jurusan sang istri, Leo dapat dengan mudah mendaftarkan Angela di univ tersebut karena pemilik dan beberapa rektor dan dekan di universitas ini mengenal keluarga Leo.

Tidak dengan uang, tentu saja Angela masuk karena prestasi dirinya sendiri. Leo hanya sedikit mempermudah jalan Angela untuk dapat menjadi mahasiswa disini dengan kenalannya.

Leo tersenyum kepada Angela yang sudah duduk seraya memangku Ana.

"Angel, jika kau lelah, biar Ana duduk dibelakang bersama Ian."

"Rasa lelahku hilang ketika melihat kalian."

----

"Hari rabu," gumam Angela seraya menatap jadwal di ponselnya.

"Aku tidak ada kuliah hari ini, biar aku yang mengantar dan menjemput anak-anak." Leo mengangguk, sedikit membungkuk agar Angela memasang dasi dengan benar dilehernya.

"Jika nanti aku selesai memeriksa lebih cepat, aku akan menyusulmu kesekolah anak-anak."

Angela mengangguk lalu mengecup dagu Leo sekilas.

"Bukan disitu tapi disini," kata Leo lalu mencium bibir Angela lama.

"Hati-hati saat menyetir," ucap Leo saat ciuman mereka terlepas.

"Aku mencintaimu, Angelku."

"Aku lebih mencintaimu, suamiku."

"Aku tentu bukan siapa-siapa tanpamu wanitaku. Karena tanpamu, hidupku tidak akan seberwarna ini. Aku berjanji tak akan lagi mengulang hal bodoh dimasa depan yang akan membuat kita akan terpisah lagi. Jauh dari itu semua, aku ingin menua bersamamu, melihat anak-anak kita tumbuh mendewasa." -Leo.

"Aku bukan apa-apa tanpamu Leo, kesalahan kita dulu membuat kita sadar betapa pentingnya kita satu sama lain, jadi mari sama-sama memperbaiki diri, mari menua bersamaku. Pengorbananku tidaklah besar, namun semua ini karena cintaku yang luar biasa." -Angela.

"Mama,papa," Angela menoleh kearah pintu kamarnya dimana Ana dan Ian sudah berdiri dengan seragam rapi mereka.

Leo tersenyum.

"come here, mine."

Ana berlari kearah sang papa yang merentangkan tangannya dengan lebar berbeda dengan Ian yang memilih berdiri didekat Angela.

"Son, kamu anak mama," ledek Leo seraya memeletkan lidahnya yang diikuti oleh Ana.

"Ian memang anak mama, bukan anak tetangga," ucap Ian yang membuat Leo tertawa sedangkan Angela mengacak rambut Ian pelan. Gemas.

"Jangan cepat dewasa nak, kami tidak ingin cepat-cepat kehilangan kalian."

---

END2.