Chapter 1

3.3K 189 23
                                    


Seorang yeoja tengah berdiri di depan seorang namja yang seluruh wajahnya penuh dengan luka memar.Yeoja itu menangis melihat kekasihnya berlutut lemah tak berdaya di hadapannya, namja itu pun mencoba untuk bangkit di tengah tengah kerumunan werewolf yang mengepung mereka berdua.

Yeoja itu miris melihatnya yang dengan susah payah bangkit dari duduknya, hatinya sangat sakit mengingat ia sekarang ini tidak bisa berbuat banyak untuknya.

Namja itu sudah berdiri dengan tegap tangan kirinya memegang perutnya. Dia mencoba untuk menegakkan badannya lalu mata tajamnya menatap yeoja di hadapannya itu dengan tatapan dingin menusuk.

"Mianhae...." wajah yang sudah basah dengan air mata itupun bersuara dengan suara serak.

"Kenapa kau melakukannya.... KENAPA!!!!!" Ucap Yoongi dengan teriakan di akhir katanya, matanya mulai berubah menjadi sedih, tatapan yang dinginnya kini berubah dengan tatapan khawatir yang mendalam.

"Cepat, pergi dari sini selagi kau masih bisa Yoongi-ah. Aku...... aku tida mau kau terluka lebih parah lagi di hadapanku." Ucap yeoja itu yang kini sudah menundukkan kepalanya, sedari tadi yeoja itu hanya bisa menatap Yoongi, tidak bisa menyentuhnya dan berada dekat dengannya, karena sebuah sihir menghalanginya untuk mendekati Yoongi.

"Kau ingin aku pergi, baiklah..... Ayo kita pergi bersama." Tangannya yang bersimbah darah itupun ter ulur mengajak yeojanya untuk pergi bersama dengannya.

Yeoja itu pun mulai ragu, tatapan sedihnya kini bertambah sedih dan air matanya belum juga berhenti. Ia ragu.... Sangat ragu. Dan akhirnya.... pelan tapi pasti yeoja berambut pirang itu pun mengulurkan tangannya dan mulai meraih tangan Yoongi.

Yoongi yang sudah memasang strategi kuat untuk bisa keluar dari kepungan itupun memasang wajah serius, tangannya masih setia ter ulur di hadapan yeojanya yang tangannya kini mulai hampir dekat dengan tangan Yoongi.















































Mata sipit itupun mulai terbuka, wajah yang selalu terlihat datar itu kini sedikit luntur berganti dengan wajah khawatir.

"Masih memikirkannya?" Ucap Alexs wolf yang ada di dalam diri Yoongi.

Yoongi tak menjawabnya ia hanya menundukkan kepalanya sejenak, menghembuskan nafas di sana lalu kembali menegakkan badannya.

"Tidak!" Ucapnya membantah.

"Kau lupa atau apa? Aku sudah bersemayam di tubuhmu selama beratus ratus tahun dan kau masih saja suka berbohong padaku?"

"Sudahlah, aku tidak mau membahasnya lagi." Ucap Yoongi lalu ia memutuskan mindlinknya secara sepihak, kembali ia menatap lurus-lurus ke depan, mengamati pemandangan yang ada di depannya.

Sebuah hamparan rumput yang luas dengan jajaran pohon pinus dan juga cemara yang menjulang rapat membuat pemandangan di sekitar nampak gelap namun tidak bagi Yoongi, ini adalah pemandangan biasa yang setiap harinya ia lihat pada saat ia berada di rumah yang terkesan mewah itu.

Tok tok tok...

"Masuklah!" Ucap Yoongi tanpa melihat ke sumber suara.

Pria yang mengetuk pintu itupun masuk lalu berdiri di samping meja kerja Yoongi yang letaknya tak jauh dari Yoongi berdiri.

You Are My Mate? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang