Chapter 8

913 67 10
                                    

"Eomma, benar benar akan melepaskanku?, bersama namja itu?"

"Kami ingin kau bersama dengannya, itu yang kami inginkan."

Sana menghapus kasar sisa air matanya. Cukup lelah ia menangis, itu tidak akan merubah apapun.
Mata beningnya, menatap danau luas yang saat ini ia lihat.

Semenjak kedua orang tua Sana berbicara seperti itu Sana sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, yang ada di pikirannya saat itu hanyalah dirinya sudah sangat merepotkan mereka. Bukankah ini yang di inginkan Sana, jika ia bertemu kedua orang tua kandungnya?

"Bagaimana bisa semua orang yang begitu dekat denganku, dapat dengan mudah menyerahkanku pada lelaki yang baru ku kenal? Seperti dia?"Sana menghembuskan nafasnya berat. Rasanya air matanya sesudah kering dan tidak bisa keluar lagi.

"Bahkan tidak ada salah satu dari mereka yang berfikiran buruk tentang namja itu, sedikitpun aku tidak melihatnya,"

Kesal, ia pun melepaskannya dengan mengambil batu kecil yang ada di bawah kakinya lalu melempar batu itu ke dalam danau yang ada di hadapannya. Ia menghembuskan nafasnya kasar, setelah melihat percikan air yang ada di danau akibat batu yang di lemparnya.

" Bagaimana bisa aku hidup jika aku jauh dari orang orang yang ku sayang!" lirih Sana.

"Kau yakin dengan apa yang kau katakan?!" Seseorang berbicara padanya, nada berat itu entah mengapa ia sekarang sangat mengenalinya.

"Hah.... kau pikir apa yang ku rasakan saat ini bisa kau rasakan?" Sana menatap kesal orang yang ada di sampingnya ini, yang masih menatap lurus danau di depannya.

"Sangat, bahkan saat ini aku masih bisa merasakannya." Sana terdiam, rahangnya mengeras akibat ucapan yang di lontarkan Yoongi.

"Rasanya sangat sakit kan? Saking sakitnya, hingga kau ingin aku merasakannya juga?" Ucap Sana kasar, hingga Yoongi akhirnya mengalihkan pandangannya menatap Sana.

"Rencana apa yang sekarang kau lakukan Yoongi-ah? Bagaimana bisa kau membuat mereka dapat dengan mudah percaya padamu? Sihir busuk apa yang kau gunakan?" Sana marah pada Yoongi, namja ini benar benar telah menyiksanya.

"Siapa kau?" Tanya Sana lagi, kali ini nada yang di lontarkannya sangat dingin nan menusuk, Dan itu berhasil membuat Yoongi menatapnya dengan penuh.

"Apa yang kau bicarakan?"

"SIAPA KAU!"

Terkejut, tentu saja. Yoongi terlalu dingin dan kasar melakukan semua rencananya, dan saat ini ia baru ingat jika dia adalah Sana, Matenya. Tidak seharusnya dia melakukan semua ini pada Matenya.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? Apa kau ingin memanfaatkanku?" Sana menatap Yoongi dengan tatapan sayunya. Tatapan itu sangat membuat hati Yoongi hancur, tidak seharusnya nasib Sana harus sama seperti Yoongi, namja itu sama sekali tidak bermaksud seperti itu.

Menurut Sana saat ini, Yoongi adalah seorang penjahat tapi bagaimana bisa Sana mengucapkannya tepat di hadapannya, jika yang di maksud penjahat oleh Sana itu kini telah memeluk Sana dengan lembut dan sialnya Sana merasa nyaman dengan pelukan itu.

"Mafkan aku..."

Yoongi berbisik tepat di telinga Sana, membuat hembusan napas Yoongi yang hangat itu bisa ia rasakan. Tak di sangka jika perlakuan lembut itu dapat meredakan emosi yang ada di dalam diri Sana dan berhasil membuat yeoja itu tenang dengan mudahnya.

Tidak dapat lagi di dipungkiri oleh Sana, setiap kali ia berfikir buruk tentang Yoongi, namja itu selalu saja membuat dirinya bungkam dengan jawaban secara langsung seperti ini.

You Are My Mate? (END)Where stories live. Discover now